Rencana

17 1 0
                                    

***
3 minggu kemudian
Rama saat ini sedang melangkah memasuki kantornya... Pria tinggi berbadan tegap dengan iris mata hitam yang tajam,,

melangkah tanpa ragu, sesekali menganggukan kepala sembari membalas sapaan dari karyawannya....

Setelan jas yang ia kenakan semakin menambah pesona... Kemeja putih dengan jas hitam,, perpaduan yg sempurna, kancing kemeja bagian atas dibiarkan tebuka... Jas nya pun tak ia kancingkan... Rama memang tdk memakai dasi baginya itu hanya membatasi ruang geraknya saja...

Tapi meski tak serapi yang seharusnya,
Rama Direktur perusahaan Bramawijay tetap berkarisma  dan penuh wibawa...

Sebelun melangkah masuk keruangannya, rama menghenti , menoleh pada seseorang yang berada disampingnya...

ningsih tolong panggilkan andre suru keruangan saya..

Baik pak ..
Setelah mengatakan itu pada sekretarisnya, rama lansung masuk ... Melepas jasnya dan menaruhnya  ... meregangkan ototnya dan  memulai aktivitasnya sebagai seorang direktur...
membaca dokumen laporan perusahaan sudah menjadi aktivitas yang tak boleh dia lewatkan, dia harus teliti tak boleh ada kesalahan, tak ingin ada masalah karna keteledorannya tak membaca dengan baik setiap laporan.

Rama kau memanggilku....
Sapaan itu membuatnya mengalihkan pandangan sejenak dan menatap intens orang yang baru saja menyapa..

Apa kau sudah gila.. Kenapa tak mengetuk pintu?!!
Rama bersuara dengan menatap tajam orang yang ada didepannya..

Orang yang ditatap hanya tenyum aneh sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal..

Sudah, lupakan duduklah..
Rama memang sudah terbiasa dengan sikap kurang ajar temannya,
Teman rama ini memang tak pernah bersikap sopan padanya ia suka seenaknya meski rama adalah atasannya. yach,  Mungkin hal itulah yang membuat rama lebih terbuka dan apa adanya tak seperti saat menghadapi orang diluar sana yang menatapnya takut, segan atau hanya berpura2 baik didepannya...

Berbeda dengan temannya ini yang selalu bersikap semaunya tanpa perduli rama siapa,, dan jabatannya apa.. Yang dia tahu rama adalah sohibnya sejak smp,, yang playboy nya minta ampun,..yach tapi mau diapa, cewek2 itu saja yang bego mau2nya dikadalin sama rama..

Tidak ada formalitas layaknya karyawan pada atasannya sekali lagi  rama tidak mempermasalahkan hal itu karna selama ini andre hanya bersikap kurang ajar jika mereka hanya berdua...

Selebihnya dia akan bersikap layaknya seorang karyawan pada atasan... Andre selalu bisa menempatkan posisinya sebagai keryawan dan disisi lain sebagai seorang sahabat..

Dikantor, andre juga cukup disegani bukan karna tampangnya tapi kecerdasannya hingga membuat dirinya pantas menduduki jabatan sebagai penasehat keuangan diperusahaan Bramawijaya group.

Kenapa kau memanggilku...

Akuuu butuh bantuanmu... Rama menghentikan ucapannya lalu menghembuskan nafas sedikit dipaksakan..
Meski bersikap tenang tapi tetap saja tersirat kekhawatiran diwajahnya...

Bantu aku menemukannya...ucapan rama terdengar dingin dan menuntut

Menemukan siapa? andre mengkerutkan dahi bingung...

Calon istriku... Ucap rama singkat..

Andre  diam tapi  dengan mimik muka yang meminta penjelasan

Aku ingin dia mundur dari pernikahan ini...
Karna kau tau jika aku yang menolak maka kesejahteraanku  akan terancam, nenekku akan membuatku jadi gelandangan itu sudah dipastikan.

Lagi pula jika calonku yang menolak maka nenek tidak bisa berbuat apa2..

Andre hanya diam ... Dahinya  berkerut.... Mencoba mencerna setiap kalimat yang diucapkan temannya...

Mungkinkah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang