8

96.7K 4.9K 36
                                    


Aku menuhi janji ini untuk update dua chapter hari ini.

Jadi, selamat membaca.

jangan lupa vote dan coment nya..

-----

Setelah memastikan anak-anaknya tidur, Angela menghampiri Leo yang sedang duduk diruang tamu kecilnya dengan pandangan kosong.

Disentuhnya pundak Leo pelan dan dapat Angela lihat kedua mata Leo berair.

"Angel, kau membohongiku kan selama ini?"

Angela terduduk kaku ditempatnya. Ia mengutuk dirinya dalam hati. Jika saja Angela tidak menawari Leo untuk mampir maka pertanyaan ini tidak akan didengarnya-setidaknya untuk malam ini.

"Angel, jelaskan padaku sekarang," Leo mendesis marah.

Angela memutar tubuhnya menghadap Leo, dipandanginya Leo dengan lekat. Leo yang dulu dikenalnya sudah banyak berubah. Fisiknya bertambah kekar dan suaranya bertambah berat. Entah apa yang harus dikatakannya.

"Apa kamu hanya akan diam tanpa penjelasan apapun?"

Angela menyadari bahwa Leo menyimpan amarah dalam nada bicaranya. Entah kebohongannya yang mana yang disadari lelaki itu, tentang anak mereka atau hal yang lainnya.

"Apa yang harus aku jelaskan Le?" Angela menjawab dengan pelan.

"Semua Angel, tentang mereka dan juga bagaimana bisa kau berada disini? Demi Tuhan Angel kenapa kau tidak membeli apartement saja daripada tempat tinggal kurang layak ini!"

Angela mengejit pelan mendengar nada bicara Leo yang semakin tinggi. Dia ketakutan, baru sekali ini Leo meninggikan suaranya dengan pandangan tajam kearahnya.

Melihat Angela yang terdiam takut, Leo mengatur emosinya kembali. Tidak seharusnya dia membentak wanita didepannya ini.

"Sorry, I can't control myself."

Leo memeluk Angela, semakin erat Leo memeluk, Angela semakin terisak. Ditumpahkannya emosi yang ada di dirinya dalam pelukan tersebut. Rindunya, kekesalannya, dan bagaimana lelah hidupnya selama ini.

Di pelukan lelaki ini, dirinya merasa kembali menemukan rumah untuk pulang setelah sekian lama berkeliaran didunia luar.

***

Setelah Angela tenang, Leo melepas pelukannya. Leo bangkit berdiri dari duduknya lalu mengambil posisi tidur dengan berbantal paha Angela.

"Mereka sudah tidur?" tanya Leo seraya menghadapkan kepalanya pada perut Angela.

"Ya, mereka jarang bangun ditengah malam seperti ini," ucap Angela seraya memainkan rambut Leo dipangkuannya.

"Mere-"

"Benar, mereka milikmu,"Angela memotong ucapan Leo dengan cepat.

Angela tidak bisa melihat ekspresi lelaki itu karena lelaki itu menempelkan wajahnya pada perut Angela. Namun, bisa Angela rasakan tubuh lelaki tersebut menegang sejenak sebelum Angela merasakan basah diperutnya.

Pelukan Leo semakin erat diperut Angela, tanpa bisa ditahan tubuh Leo bergetar begitu saja. Menangis dengan diam dalam pelukan wanita yang dicintainya.

"Thank you Angel, untuk tidak menuruti permintaanku waktu itu."

Angela tak menjawab, dielusnya rambut Leo dengan lembut.

"Tidurlah."

***

Leo mengerjabkan matanya perlahan, mengamati sekelilingnya lalu terlonjak kaget. Samar-samar didengarnya suara Angela yang sedang mengomel.

Perlahan tapi pasti setelah kesadarannya pulih Leo bangkit dan menuju kearah dapur, mengikuti suara yang didengarnya.

"Angel,"panggil Leo pelan namun cukup membuat Angela dan anak kembarnya menghentikan aktifitasnya.

"Kamu sudah bangun? Cuci mukamu lalu kembali kesini untuk sarapan."

Tanpa menjawab Leo mengarahkan kakinya kearah pintu yang ditunjuk oeh Angela. Setelah selesai Leo kembali kedapur.

"Om tidul dilumah Ana ya?"

Leo membisu, dia tersenyum getir saat mendengar anaknya sendiri tidak mengenalinya sebagai ayah dan memanggilnya denga panggilan om.

Cukup, mata Leo mulai berair lagi. Entah kenapa sejak semalam Leo menjadi sensitif.

Angela yang menyadarinya menghampiri Leo yang hanya berdiri tanpa menghampiri mereka dimeja makan. Angela tahu perasaan Leo sekarang. Ingin sekali dia mengatakan kepada anak-anak nya bahwa papa nya telah kembali.

Tapi tanpa seijin Leo, Angela tidak berani.

Angela takut ketika Angela sudah mengenalkan mereka dan berkata yang sebenarnya, Leo malah kembali pergi.

Entahlah, Angela takut bahwa Leo mungkin hanya menganggapnya sebagai tempat singgah. Ia takut lelaki ini masih belum benar-benar ingin pulang.

***

"Apa kamu selalu seperti ini setiap hari?"

"maksudmu?"Angela tak mengerti maksud perkataan Leo.

"berjalan kaki, naik taksi mengantar anak-anak, dan menunggu bus untuk pergi bekerja."

"ya, aku sudah lama melakukan hal tersebut. Sudah biasa."

"Angel, aku akan membeli mobil untuk kita selama disini, kamu mau ikut memilih mobil kita?"

"Kita?" Angela bertanya bingung.

"Aku tidak membawa mobilku yang dijakarta daripada kita mengeluarkan uang untuk membayar taksi bagaimana jika kita membeli mobil?"

"kamu ingin membeli mobil?"

"Ya, untuk kita,"ucap Leo lembut.

"untuk kita?"

"Iya Angel, untuk kita. Aku, kamu dan anak-anak."

---------

TBC..

lebih panjang dari yang tadi ya..

maaf banget dua hari ini aku posting dikit-dikit.

dunia nyata ku sedang sibuk-sibuknya.

aku aja nulis waktu ada kesempatan. dan tidak disetiap kesempatan ada ide yang mengalir.

jadi tolong dipahami ya..

Our FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang