Leo menatap Ana yang sedang bermain ditaman depan rumah Angela dengan pandangan rindu. Hari ini dia memutuskan kembali kerumah calon mertua nya dengan harapan bertemu Angela dan anak-anak.
"Ana,"panggil Leo pada sang anak.
Beruntung sekali hari ini Leo tidak menemukan mobil papa Angela.
"Papa..."
Ana berlari menuju kearah Leo yang merentangkan tangannya.
"Papa merindukanmu," Leo berbisik ditelinga Ana yang berada digendongannya.
"Ayo kedalam, papa merindukan mama dan Ian juga."
***
Angela dan Ian menatap Leo dengan mata bulat mereka yang membuat Leo terkekeh kecil melihat begitu miripnya mereka berdua.
"Kapan kamu datang Le?"
"Barusaja. Kalian terlihat baik tanpa aku. Apa disini hanya Ana yang merindukanku?"
Ana menepuk pelan pipi sang papa seraya tertawa kecil.
"Ian miss papa, tapi papa ditelfon nggak bisa," Ian menatap Leo dengan mata berkaca-kaca.
"Maaf ya sayang, sebelum bisa menyusul kalian kemari, papa harus menyelesaikan tugas-tugas papa disana terlebih dahulu."
Leo menatap Angela yang hanya diam sejak tadi. Ada yang salah dengan penunggu hatinya tersebut.
Marahkah Angela padanya?
Atau siklus menstruasi perempuan itu datang?Leo berharap wanitanya itu hanya menderita sariawan.
***
"Kamu kenapa jadi pendiam seperti ini Ngel? Aku ada salah ya?"
"Sayang, kamu sariawan? Mau aku belikan obat?"
"Kamu lagi dapet?"
"Kamu kenapa sih Ngel? Kamu nggak seneng aku dateng? Yasudah aku pergi saja kalau gitu."
Leo beranjak dari sofa yang dia duduki.
"Kalau kamu marah karena aku datang terlalu lama, sungguh, aku sudah melakukan segala hal agar mendapatkan ijin dengan cepat. Namun sialannya aku harus menyelesaikan tugas dan tes terlebih dahulu Ngel. Bagaimanapun aku juga masih membutuhkan gelar spesialisku."
Angela menatap Leo dengan pandangan datar.
"Alasan yang kau gunakan sekarang, seperti alasan yang kau gunakan saat kau membuangku empat tahun yang lalu."
Tubuh Leo membeku.
"Meski dengan kalimat yang berbeda namun maksud kalimat itu sama. Setelah sejauh ini, aku masih nomor sekian dihidup kamu," Angela menunduk takut. Untuk pertama kalinya dia seberani ini pada Leo.
"Aku tidak pernah membuangmu, tidak pernah sekalipun. Kamu yang pergi tanpa pamit," ucap Leo setelah kesadarannya kembali.
"Aku pulang saja jika begitu. Perbaiki mood-mu terlebih dahulu."
"Maafkan aku Le, aku hanya tidak tahu harus bagaimana. Disatu sisi aku senang melihatmu disini, disisi lain aku merasa takut," Angela berucap pelan namun mampu membuat Leo menghentikan langakahnya dan berbalik memeluk Angela.
"Dan kalian, sepertinya melupakan jika masih ada satu orang berada dirumah ini."
***
"Jadi bukankah kamu sudah memiliki seorang tunangan?"
"Tidak tante, itu hanya perjodohan yang saya terima karena frustasi kehilangan Angela. Saya membatal pertunangan tersebut."
"Lalu, apa rencana mu kedepan nanti?"
"Satu hal yang sudah pasti saya rencanakan yaitu menikahi Angela."
"Kamu terlalu berani. Kamu tidak lupa bukan bahwal Axel dan suamiku sangat menentang Angela kembali padamu," mama Angela berucap lalu menyeruput jus jeruknya dengan anggun.
"Saya akan mendapatkan restu itu. Tidak peduli bagaimanapun, saya akan menikahi Angela," Leo berkata dengan tegas.
"Jika kau mengucapkan itu sebelum kepergian Angela empat tahun yang lalu mungkin saya akan kagum kepadamu Leo. Sebagai pria kamu punya pendirian. Namun sayangnya, ini bukan dimasa itu sehingga apa yang kamu ucapkan sekarang malah terdengar seperti lelucon ditelinga saya."
"Mama..." Angela menegur mama nya pelan.
Mamanya selalu berubah sinis terhadap sesuatu yang sudah berhubungan dengannya. Tidak berubah sejak dulu.
"Memperbaiki yang rusak memang susah tante, tapi saya akan mencoba sekuat tenaga. Saya akan berusaha membuat tante, om, axel percaya bahwa saya pantas untuk Angela tidak peduli bagaimana masalalu. Karena saya akan membuat Angela melupakan masa lalu yang menyakitkan dengan kenangan dimasa depan yang membahagiakannya. Sebagai seorang pria, saya berjanji."
***
Malang.Laila sedang berada disalah satu bangku rumah sakit. Dia terlihat sedang berfikir lalu menghela nafas kasar.
"Apa aku bisa merelakan Leo? Apa keputusannya benar membiarkan Leo bersama Angela?"
Bagaimanapun sebagai orang yang ditakdirkan untuk mencintai namun tak dapat pembalasan membuat Laila harus sadar posisinya.
Mencintai itu menyakitkan, namun lebih sakit lagi saat kamu tidak pernah merasakan seperti apa bahagia dan sedih rasa mencintai itu.
Mungkin memang sekarang Allah menyuruh Laila untuk ikhlas. Bukankah jodoh tidak akan kemana?***
Seperti janji yang diucapkan Leo. Leo setiap hari berkunjung tanpa peduli dengan penolakan papa Angela terhadapnya.
Bahkan setiap hari pula, Leo meminta restu dan permohonan maaf tentang sikapnya dimasa lalu. Mama Angela sudah luluh dengan perjuangan Leo selama ini.
Hanya untuk mendapatkan maaf dari keluarga Angela, Leo dengan sukarela menjadi supir pribadi papa Angela agar bisa dekat dengan beliau. Menemani mama Angela bepergian dan yang terpenting Leo tidak melupakan tugasnya mengantar dan menjemput sikembar disekolah barunya yang sekarang bertambah dengan mengantar Angela kekampus baru wanita tersebut. Tentu saja, selama Angela dikampus maka yang merawat sikembar adalah Leo.
Melelahkan memang, namun ini belum seberapa dengan perjuangan Angela dulu saat memperjuangkan sikembar.
Leo menatap papa Angela dari kaca spion tengah mobil. Sekarang Leo sedang dalam perjalanan menuju bandara untuk mengantarkan calon mertuanya tersebut.
"Ada apa? Apa kau sudah ingin berkata lelah? Menyeralah, karena saya bukan Angela dan mamanya yang mudah memaafkanmu begitu saja."
Leo tersenyum kecil mendengar hal tersebut.
"Saya akan berusaha. Saya masih belum lelah."
"Anak muda, pengakuanmu terdengar seperti penyemangat untuk dirimu sendiri."
"Saya adalah ayah Angela. Saya membesarkannya dengan kebahagiaan dan cinta yang besar untuk dia sehingga dia bisa tumbuh menjadi gadis yang hangat. Namun karena mengenal dirimu, saya kehilangan gadis saya selama empat tahun."
---
TBC
Jangan lupa vote dan comment ya^^
Aku butuh jejak kalian buat penyemangat nulis 😊😊😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fault
RomanceAngela Mandhela, malaikat bersosok manusia. Rupa yang elok serta hati yang tak kalah cantiknya. Sosok yang mampu menarik perhatian semua orang disekitarnya untuk jatuh hati padanya. Ia terlalu polos untuk gadis berusia 18 tahun. Dengan lugunya ia me...