Selamat membaca 😊
Mulmed adalah screenshot drama korea Mask. Lagi seneng lihat ituu.. Hehe...
----
"Kamu masih bisa merubah fikiranmu Angel," ucap Leo seraya memasukan pakaiannya kedalam koper.
Angela tersenyum lalu menggeleng.
"Kamu harus pergi."
"Seharusnya kamu mempertahankanku Ngel, kamu berhak untuk bahagia."
"Bahagiaku bersama mereka, anak-anak kita."
"Bullshit."
"Le?"
"Hemm. "
"Berbahagialah."
Leo hanya diam lalu menutup kopernya.
"Bahagiaku disini Ngel, bersamamu dan mereka," ucap Leo seraya memandang Angela sendu.
***
Jakarta.
Dua hari kemudian.
"Segera bersiap Le, mereka akan segera datang."
Leo mengehela nafas kasar.
Setelah bersiap-siap Leo akan beranjak namun kakinya menginjak sesuatu.
Sepasang sarung tangan, milik Angela.
Dulu dia pernah mengajak Angela kepuncak. Karena gadisnya dulu kedinginan, dirinya rela berlari kesana-kesini berharap menemukan toko yang menjual baju hangat atau apapun.Namun, yang ditemuinya hanya toko yang menjual sarung tangan ini. Dan Leo bersyukur bahwa dia kebagian mengingat ditoko tersebut banyak sekali pembeli dan sarung tangan yang dijual tidak banyak.
"Leo."
Suara mamanya kembali menyadarkan Leo.
"Mereka sudah datang. Turunlah."
Leo mengangguk pelan.
***
Malang.
"Ma, Ana kangen papa,"ucap Ana pelan.
"Papa kan lagi kerja sayang."
"Kita jemput papa yuk ma.. "ajak Ana.
Angela menggeleng.
Dirinya masih belum berani untuk kembali ke kota besar itu.
Dirinya belum siap."Kita tidur aja yuk sayang, kak Ian udah ngantuk itu."
Sejak Leo kembali keJakarta Angela tidur bertiga kembali dengan sang anak.
Ian memang diam namun Angela tahu bahwa anak itu pun merasakan hal yang sama seperti Ana.
Merindukan papa mereka.
***
Jakarta.
Suara tawa dan obrolan terdengar jelas mendominasi ruang makan keluarga Leo tersebut. Namun tidak bagi Leo.
Diantara keramaian ini, dia merasa sepi. Sebagian dari dirinya tertinggal dimalang.
Dia terus saja mengaduk makanannya tanpa minat. Sesekali tersenyum jika ditanya. Diam, tak menjawab.
"Mas Leo lagi banyak pasien ya?"
Leo mendongak menatap Laila, diberikannya senyum kecil tanpa berniat menjawab pertanyaan tersebut.
Leo bimbang.
Leo menghela nafas.
Ini keputusannya, dia harus berani.
"Paman, bibi, Laila, aku meminta maaf atas keputusanku hari ini."
Leo menoleh kearah papanya. Setelah mendapat kode anggukan dan senyuman menenangkan Leo kembali berucap,
"Aku tidak bisa bertunangan dengan Laila."
Semua yang berada disana terdiam. Tidak dengan papa Leo yang tersenyum kecil.
Bangga dengan putranya yang mampu memutuskan masalah dengan benar.
Sebagai seorang papa dia tahu bahwa kebahagiaan sang anak tidak berada disini.
***
"Kenapa mas menolak?"
"Aku sudah punya anak Laila."
"Aku siap menjadi ibunya."
"Mereka punya ibu kandung mereka," ucap Leo datar.
"Mereka?" Laila mengernyit bingung.
"Ya, anakku kembar."
"Mas, kita bisa mengambil hak asuh mereka. Aku akan menjadi ibu yang baik untuk mereka."
Leo mendengus dan menatap Laila marah.
"Dia punya ibu yang bisa menjaganya dengan baik. Kenapa dia harus punya ibu baru?"
"Aku ingin tetap melanjutkan pertunangan kita. Titik."
"Laila, terkadang tanda titik tidak hanya mengakhiri sesuatu dengan indah, jika kita berakhir buruk seperti ini aku juga berhak mengucapkan tanda titik."
"Mas, aku siap jadi ibu baru mereka," ucap Laila dengan mata berkaca-kaca.
"Lalu membiarkan wanita yang aku cintai bersedih? Maka jawabannya tidak."Laila mengepalkan tangannya dan menatap Leo dengan tangisan yang perlahan turun dari kedua matanya.
"Maafkan aku La, kamu berhak mendapatkan pria yang lebih baik daripada aku. "
"Aku mencintaimu mas. Sejak pertama kita bertemu."
Leo menatap Laila sebentar sebelum memutuskan membalikkan badan berjalan menjauhi Laila.
"Aku hanya berharap kamu mengerti satu hal ini La, bahwa bentuk perhatian yang selama ini kuberikan untukmu hanya sebatas perhatian layaknya seorang teman. Jangan berharap lebih, karena sekalinya kamu bersikap tamak maka kamu akan terus bersikap seperti demikian," Leo berucap pelan namun masih mampu didengar oleh Laila.
***
TBC
Jangan lupa vote dan comment. 😄😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fault
RomanceAngela Mandhela, malaikat bersosok manusia. Rupa yang elok serta hati yang tak kalah cantiknya. Sosok yang mampu menarik perhatian semua orang disekitarnya untuk jatuh hati padanya. Ia terlalu polos untuk gadis berusia 18 tahun. Dengan lugunya ia me...