31 (END)

99.6K 2.9K 38
                                    

Happy reading,  jangan lupa vote dan comment 😊😊😊

----

Disinilah Angela berada, didepan rumah bertingkat dua, kediaman Leo dan keluarganya.  Sudah dua hari berlalu dan sepertinya tidak ada tanda bahwa Leo akan menampakkan dirinya.

Angela sudah merindukan Ana, 

Dan tak dapat Angela bohongi,  dia juga merindukan Leo.

Ian menunduk sejak turun dari mobil, meremas tangan Angela dengan kuat yang dibalas senyuman oleh Angela.

Entah terlihat seperti apa senyuman yang disertai ringisan itu.

Angela memejamkan mata, menghela nafas dengan kuat lalu melangkah pelan namun pasti kearah rumah dengan dua pintu yang lebar itu.

Sebelum Angela memencet bel, pintu itu terbuka dengan sendirinya.

Maksud Angela,  ada yang membuka pintu tersebut dari dalam.

Angela kebingungan saat tahu yang membuka pintu tersebut adalah Leo.  Dia bicara dengan gagap dan tak jelas yang membuat Leo mengernyitkan dahi. 

"Masuklah," ucap Leo menyadari tingkah gugup Angela. 

Leo berjongkok,  mensejajarkan dirinya dengan Ian dan mengelus rambut anaknya dengan lembut.

"Papa sedang makan siang, Ian sudah makan?"

Ian menatap Angela sebentar lalu menggeleng menjawab pertanyaan sang papa. 

"Kalau begitu kita makan bersama," ucap Leo lalu menggendong Ian dan menatap Angela yang masih tetap berada diposisinya sedari tadi.

"Ayo Angel,  masuklah,  kita makan bersama."

---

"Jadi kamu sudah menyadari apa kesalahanmu?"

Seperti ayah yang sedang memarahi anaknya.  Leo melihat Angela menunduk. 

"Jadi?"

"Aku akan berhenti kuliah."

Leo mengernyitkan dahinya.

"You,  what angel?"

"Aku akan berhenti,  aku akan menjadi ibu rumah tangga saja dengan baik."

Leo mendekati Angela dan duduk dihadapan wanita itu. 

"Dengar Angel,  aku tidak keberatan dengan kuliahmu, sungguh. Yang aku ingin agar kamu bisa membagi waktu antara tugasmu dan anak-anak kita. Aku tidak menyuruhmu untuk berhenti mengejar cita-citamu," ucap Leo seraya mengelus rambut Angela dengan pelan.

"Aku tahu,  aku sadar atas kesalahanku dan aku berniat memperbaikinya.  Aku akan berhenti,  aku akan menjadi ibu rumah tangga yang baik. Ilmu bisa diperoleh dari mana saja.  Aku tidak lagi menginginkan gelar sarjana, aku ingin keluarga yang sewajarnya untuk anak-anak kita.  Jadi aku kembalikan lagi padamu Leo, apa kamu tidak malu memilih diriku yang hanya menyelesaikan bangku SMA?"

Leo tertawa pelan melihat Angela yang berucap malu-malu dan merah menghias pipinya.

"Maaf atas sikap pengecutku dimasa lalu. Angela,  tidak peduli apapun kekurangan maupun kelebihanmu,  aku bersedia menjadi penyempurna agamu."

---

Kabar bahagia ini, membuat kedua orang tua Leo dan Angela heboh terutama mama Leo dan Angela.  Kedua perempuan itu tidak berhenti mengoceh dan merecoki Angela dengan konsep pernikahan yang waktunya saja belum ditetapkan. 

Axel menatap pemandangan itu dengan bahagia. Tidak ada niatan sedikitpun dalam dirinya untuk iri dalam kebahagiaan adiknya. 

Dia pernah mendapatkan cinta pertama yang tidak berakhir dengan indah yang berakhir dengan dirinya tak mau lagi mengenal wanita. 

Tidak ada pernikahan sama sekali dalam kamusnya.  Maka dari itu dia biarkan sang mama antusias dalam pernikahan adiknya.  Tidak peduli semegah apa nanti pesta tersebut, jika ada yang kurang dalam finansial dia akan turut membantu. 

Karena mungkin,  ini pesta pernikahan terakhir dalam keluarganya.

---
Dua bulan berlalu,

Pesta pernikahan ini begitu megah,  kedua keluarga tersebut akhirnya dipersatukan.

Semua tersenyum bahagia,  begitu pula Ana dan Ian yang sedang asyik memakan kue tart ulang tahun mereka. 

Ya, Angela dan Leo menikah tepat dihari si kembar lahir. 

Karena kebahagiaan sejati datang setelah melalui masa sedih yang panjang. 

(selamat Angela dan Leo,  semoga kedepannya dapat menjadi pribadi yang baik)

----

END..

Our FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang