Kalian pasti kecewa, maaf yaa udah update lama. Sekalinya update cuma 500 kata.
Tapi aku berharap kalian masih nunggu cerita ini yaa..
Bakal segera aku selesaikan mengingat jarang ada waktu buat nulis.Selamat membaca...
Jangan lupa vote dan comment yaa 😊---
"Papa kecewa."
Angela melihat raut muka pria paruh baya didepannya. Sudah 4 hampir 5 tahun Angela tidak melihat wajah sang papa dan sekarang raut muka diwajah itu menampilkan kekecewaan dan kemarahan dalam satu waktu.
Angela ingin sekali menangis bersama sang mama yang dari tadi tak menghentikan isakan tangisnya. Kakaknya, Axel pun tak banyak membantu. Dan sekarang pun Angela tak tahu dimana keberadaan kakaknya beserta kedua anaknya.
"Maafin Ela pa," cicit Angela.
"Tidak om, ini bukan salah Angela. Ini salah saya," Leo berucap dengan tegas.
Bisa Angela lihat bagaimana Leo dengan beraninya menatap kedua mata sang papa tanpa kedip.
"Saya akan menikahi Angela secepatnya. Saya berjanji."
Angela menatap tak percaya kearah Leo dan dibalas dengan tatapan menenangkan khas Leo.
"Saya dengar, kamu sudah memiliki tunangan. Bernyali sekali kamu berkata menikahi putri saya setelah apa yang kamu perbuat padanya, Angela, lekas berdiri, kemasi barangmu dan anak-anakmu. Kita kembali ke jakarta. Sekarang!"
Bentakan papanya membuat Angela menegang, tubuhnya terasa kaku sebelum akhirnya mengangguk dan naik kelantai atas dengan banyak hal yang memberatkan hatinya.
***
Mobil Axel melaju pelan dijalanan sekitar jalan ijen tersebut. Dipandangi sang adik yang hanya diam dari spion tengah mobil.
"Mama, kita mau kemana?" tanya Ian seraya menarik pelan ujung baju Angela.
"Kita akan naik pesawat? Ian mau kan?" jawab Axel yang melihat bahwa Angela tak menanggapi pertanyaan Ian.
"Ana mau naik pesawat," Ana berucap dengan nada riang namun kembali terdiam dan bertanya
"Kenapa papa nggak diajak uncle?""Papa lagi sibuk."
Ian dan Ana mengangguk.
"Ma, kita nggak lama kan naik pesawatnya? Ana takut papa sendirian. Nanti papa sedih."
Angela yang mendengat ucapan Ana pun tersenyum kecil.
"Kita tidak akan lama, percaya pada mama, papa kalian akan menjemput kita nanti."
***
Angela menatap rumah besar didepannya dengan tatapan nanar. Rumah ini tidak banyak berubah kecuali cat warnanya.
Angela melangkah masuk kedalam rumah sementara anak-anaknya lebih memilih bermain ditaman depan tadi.
Kakinya menaiki tangga dengan pelan hingga sampai pada kamarnya dulu.
Dibukanya pintu kamar tersebut.Angela terpana, tak ada yang berubah sama sekali. Foto-fotonya bersama Leo pun masih apik terpajang.
"Masuklah, kamu masih ingat kamarmu bukan?"
Angela menatap Axel.
"Kamar ini, terlihat sama."
"Tentu saja, mama tidak akan membiarkan satu orang pun merusak kamar ini. Yang paling sedih karena kepergianmu waktu itu adalah mama."
***
Leo terduduk frustasi, sudah beberapa hari sejak kepergian Angela dan anak-anaknya namun dia belum bisa kembali keJakarta. Entah kenapa jadwal jaga malam dan ngerjain status follow up yang menggunung.
Leo ingin sekali berlari meninggalkan semua ini.
Leo menghela nafas, besok ada ujian dengan dokter supervisor tapi dirinya merasa ilmunya sudah hilang. Dia nge-blank. Pikirannya bercabang kemana-mana.
"Mas, minum?"
Leo sedikit kaget namun tersenyum kecil pada Laila. Perempuan ini sudah bersikap seperti biasa.
"Masih kepikiran Angela ya mas?"
Leo mengangguk, entahlah gairah hidupnya menghilang tanpa penyemangat.
"Angela pasti baik disana mas, dia kan kembali ke keluarganya.".
"Benar, tapi mas merindukan mereka. Setelah ujian ini mas akan mengambil libur," ucap Leo dengan yakin.
"Kalau tidak diperbolehkan mas bisa meminta bantuan pada mama papa, supervisor mas kebetulan adiknya teman papa."
"Begitukah? Akan kucoba."
Leo tersenyum lebar.
"Tunggu aku Angel, aku merindukanmu," batin Leo.
---
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fault
RomanceAngela Mandhela, malaikat bersosok manusia. Rupa yang elok serta hati yang tak kalah cantiknya. Sosok yang mampu menarik perhatian semua orang disekitarnya untuk jatuh hati padanya. Ia terlalu polos untuk gadis berusia 18 tahun. Dengan lugunya ia me...