Selamat membaca 😊😊
Jangan lupa vote dan comment. 😄👌
Semakin banyak yang coment dan vote ngebuat aku semakin semangat nulis diselah aktivitas yang sibuk. 😆
---"Brengsek!"
Makiapn serta bogeman mentah dilayangkan Axel pada Leo. Berulang kali, hingga jeritan Angela menyuruh sang kakak berhenti mampu membuat sikembar terbangun dan menangis keras.
Axel tersenyum sinis.
"Lu beruntung kali ini. Jika bukan karena mendengar suara anak Angela menangis, lu udah mati ditangan gue."
Angela menangis terisak memeluk Leo yang sudah babak belur."Kakak nggak seharusnya melakukan ini kak, bukan hanya Leo yang bersalah disini, Angela juga," Angela berteriak marah.
"Tentu sayang, tetapi bukan aku yang menghukummu nanti. Siapkan diri kalian, mama dan papa akan ke kota ini besok."
Mendengar ucapan kakaknya tubuh Angela menegang.
Axel menatap datar Angela sebelum melangkah mendekati Ana dan Ian yang menangis keras.
***
"Jadi, kalian mau main disinikan?" tanya Axel pada kedua keponakannya. Setelah membawa paksa kedua keponakannya yang tidak berhenti menangis itu akhirnya Axel membawa mereka ke waterpark. Dan cukup berhasil menghentikan tangisan sikembar.
"Ada kolam renang," ucap Ana senang.
"Itu, mau main disana!" teriak Ian sambil menunjuk papan bertuliskan Mavi Island.
Axel mengangguk dan kembali menuntun Ian dan Ana yang digendongannya menuju area tersebut.
Axel menganggukkan kepala saat salah satu pengelola pusat rekreasi ini menyapanya. Banyak yang mengenalinya karena baru kemarin dia kesini bersama sahabatnya untuk menghadiri rapat.
"Apa bapak butuh bantuan?" tanya salah satu penjaga area ketika Axel memasangkan pelampung baju pada Ana dan Ian.
Axel menatap penjaga tersebut sebelum berkata "Titip mereka sebentar, saya akan mengganti pakaian terlebih dahulu."
Axel tersenyum ketika selesai berganti dia melihat Ana dan Ian yang sudah berada ditepi kolam.
Mavi island adalah wahana kolam khusus anak-anak. Sengaja didesain dengan warna cerah seperti kuning, pink dan lain-lain. Dan tak lupa juga tokoh-tokoh kartun yang dapat menyemprotkan air.
Axel tersenyum lebar melihat betapa ceria anak Angela disini.
"Terima kasih sudah menjaganya. Pergilah, nanti temui aku di kantor."
Penjaga tersebut mengangguk dan pergi.
Axel menaikkan Ana dan Ian kedalam ban yang bisa berisi dua anak. Sebelum dia mendorong keponakannya ketengah kolam.
***
Angela bergerak gelisah. Sudah setengah hari berlalu sejak sang kakak membawa kedua anaknya.
Sudah berulang kali Angela menghubungi sang kakak dinomer lamanya. Tersambung, tapi tak diangkat.
Sepertinya kak Axel sengaja tidak mengangkat panggilan darinya.
"Sudahlah Ngel, mereka pergi dengan kakakmu bukan dengan orang asing,"ucap Leo dengan meringis.
Bekas tinjuan Axel meninggalkan lebam dan memar yang sangat sakit. Leo tidak marah, dia merasa pantas mendapatkannya.
"Tapi kalau kak Axel nggak mengembalikan mereka bagaimana?"
"Kakakmu tidak akan membuatmu terpuruk Ngel, walaupun kalian sudah terpisah lama, kakak tetaplah kakak, dia tetap menyayangimu dan tidak akan membuatmu menangis," ucap Leo yang dibenarkan oleh Angela.
Axel memang tidak selalu ada untuknya dulu. Namun Angela selalu bisa merasakan kasih sayang Axel yang menyempatkan bersamanya jika ada waktu luang.
***
Axel menatap kearah spion tengah mobil. Ian dan Ana yang tertidur dikursi belakang membuat Axel menjadi bimbang.
Haruskah dia membawa kedua anak ini kehotel bersamanya atau mengembalikannya pada Angela?
Ingin sekali dia sedikit saja menghukum gadis kecilnya itu tapi setiap kali dia ingin melakukannya rasa sayang sebagai kakak menolak usulan tersebut.
Setelah berputar tanpa arah Axel akhirnya melajukan mobilnya kearah rumah sakit tempat Angela dirawat.
Beginilah Axel, kasih sayang untuk Angela jauh lebih besar dari kekecewaannya. Pada akhirnya dia tidak bisa berlama-lama marah dan membuat adiknya bersedih.
Dan beginilah keluarga, tidak peduli seberapa besar kesalahanmu, mereka pasti akan mengampunimu.
Dan begitulah kata pepatah, bahwa darah lebih kental dari pada air.
---
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fault
RomanceAngela Mandhela, malaikat bersosok manusia. Rupa yang elok serta hati yang tak kalah cantiknya. Sosok yang mampu menarik perhatian semua orang disekitarnya untuk jatuh hati padanya. Ia terlalu polos untuk gadis berusia 18 tahun. Dengan lugunya ia me...