Dengan kilat, Adam sudah memesan salah satu kamar di dalam club malam."Nih kuncinya!" teriak Gerald, melempar kunci ke arah Adam, dan Adam pun menangkapnya.
Sedetik kemudian Gerald menatap Nadia yang berada di bawah kuasa Adam. "Dam..."
"Apa? Sanah per-"
"Lo mau... Nganuin Nadia?" Gerald terlihat shock.
"Kenapa emangnya?" tanya Adam cepat. "Kok lo sekaget itu?"
Gerald menghembuskan nafas. Aneh. "Adam.. Nadia tuh adek kelas kita di SMA. Dulu dia polos, dan sampai sekarang dia tetep polos."..
Adam bingung. Pada dasarnya, Adam memang tak mempunyai niat jahat pada Nadia. Apalagi, melakukan hal bejad seperti apa yang ada dipikiran Gerald.
Mana tega gue ngelakuin itu ke Nadia?
"Pikirin baik-baik, Dam. Serusak-rusaknya gue, gue nggak pernah ngerusak cewek polos."
Adam masih diam, mendengadkan pidato Gerald.
"Dan biasanya kalau kita ngelakuin begituan... Pasti atas dasar nafsu sama nafsu. Atau naksir sama naksir. Atau suka sama suka. Nah, Nadia aja benci liat lo."
Adam tersenyum miris. "Bener. Jangankan gitu doang. Dia bahkan gak liat gue sebagai Adam. Tapi sebagai Song Joong Ki."
Gerald terkekeh seketika. "Duh, kalian ya, sama-sama penggila korea ternyata!"
"Ssst! Lo jangan berisik, ntar Nadia bangun!" kata Adam, sedikit kesal, dan tetap menggendong Nadia dengan baik agar dia tetap nyaman dan tidak terbangun.
"Iya, sorry, sorry. Tapi gue punya ide cemerlang!"
"Apa?"
"Kalau lo mau 'anu' sama Nadia... Mending lo bawa dia ke Korea aja. Disogok jalan-jalan gitu. Terus meet and greet sama sama tuh Oppa-Oppa gua gak paham. Gua ngertinya mah Oppa cuma Opa gue di Cilandak. Hahahaha."
Garing lo, Rald, batin Adam sebal. "Udah?"
"Udah apanya?"
"Udah selesai ganggu gue sama Nadia? Sanah pergi, lanjutin pesta, cari cewe biar lo kita traktir ke Malibu sesuai perjanjian!" kata Adam kilat, sambil berusaha membuka pintu dengan kunci yang Gerald berikan.
"Oh iya! Tapi, lo serius mau be-"
"Pergi sana!" Begitu pintu terbuka, Adam langsung masuk sembari melayangkan kata 'pengusiran' untuk Gerald.
Begitulah Gerald, cerewet. Kalau tidak segera dihentikan, dia tidak akan berhenti ngoceh sampai dua hari lagi. Sampai Tukang Bubur Naik Haji selesai, Gerald belum tentu selesai.
*
Cklek.. Adam langsung mengunci pintu kamar. Segera Adam letakkan Nadia di ranjang, dan menyalakan lampu.
Whoa, kamarnya gede juga, ya? batin Adam.
"Oppa..." kata Nadia, sambil menutup matanya dan berkicau asal. Sial, pasti karena alkohol itu.
Adam melelan ludah. Layaknya laki-laki normal, hasrat Adam sebenarnya "ada".
Tapi logikanya masih berjalan. Adam berjanji, tidak akan berbuat macam-macam pada Nadia.
Adam tertawa sekilas, sebelum akhirnya mengajukan pertanyaan pada Nadia. "Oppa mau tanya, boleh?"
"Apa, Oppa?"
"Nadia tau Adam? Nadia benci ya sama dia?"
Nadia terkekeh, membuat Adam makin yakin kalau ia memang membenci Adam. "Oppa kenal Adam? Kok bisa? Oppa ketemu dia dimana? Apa dia tukang kabel pas syuting DOTS, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadia's Journey (Diantara Dua Cinta)
RomanceDisini terdapat sebuah cerita, dimana ada cinta yang tidak bisa didefinisikan. Dimana ada sesuatu yang tidak bisa digambarkan. Dan semua itu berujung pada suatu kisah yang tak diduga. Seperti.... Takdir yang mempermainkan segalanya. Awalnya, hat...