"Aku suka kamu."
Gila! Ini sudah yang ke dua puluh kali dalam seminggu gadis itu mengatakan hal yang sama kepadaku. Apakah dia kehilangan akal sehatnya?
"Hyung!"
Aku menghela napas lega ketika telingaku menangkap suara Jungkook dari kejauhan. Akhirnya, aku bisa terbebas dari gadis gila ini yang menyatakan cintanya padaku tiga kali sehari. Bahkan sepertinya memang sudah terjadwal!
Pagi tadi ia menghalangi jalanku di depan gerbang. Tangan kecilnya itu mengulurukan sebuah kotak bekal dan sepucuk surat berwarna merah muda. Biasanya ia hanya akan mengatakannya padaku lalu tersenyum bodoh dan pergi begitu saja. Tapi pagi tadi, ia memberikanku sekotak bekal yang yah, lumayan enak menurutku. Sisanya Jungkook lah yang memakannya.
"T-tunggu." Aku bisa mendengar suara pelannya yang lenyap ditelan keramaian sekolah saat istirahat makan siang. Aku meliriknya dan tidak jadi berbalik badan meninggalkannya.
"Bekal yang kuberikan tadi pagi, apakah sudah kau makan?" tanyanya ragu-ragu. Tangannya memilin seragamnya sampai sedikit lecak. Dan aku hanya bergumam menjawabnya.
"Enak?"
"Hyung, aku harus mentraktirmu cola. Makan siangku sangat memuaskan. Lain kali kau harusnya membawa bekal lagi, hyung!" Jungkook menarikku menjauh dari hadapan gadis tadi yang sudah menganga lebar mendengar penuturan Jungkook.
Dari sudut mataku, aku bisa melihat matanya mulai berkaca-kaca. Ya, dia akan menangis. Dengan cepat aku menyingkirkan tangan Jungkook di bahuku dan berbalik ke arah gadis itu.
"Aku memakannya. Jangan menangis." Kuberikan ia sebuah sapu tangan biru langit milikku.
Jangan kira aku sedikit menaruh perasaan padanya, aku ini laki-laki, mana mungkin aku tega melihat seorang gadis menangis sendirian di koridor sekolah dengan tatapan siswa lain yang pastinya menyebalkan.
Mungkin aku bukan laki-laki baik hati yang bisa membalas perasaannya dengan bijak, bahkan seringkali aku bersikap tak acuh meski ia hanya sekadar tersenyum ke arahku. Setidaknya aku bukan laki-laki brengsek yang akan membiarkan ia menangis sendirian.
Selanjutnya aku kembali berlari ke arah bocah perusak suasana itu, kuraih lehernya dengan lenganku, menggamitnya seakan aku akan menghabiskannya karena ulahnya. "Ya! Kau bodoh! Gadis itu hampir menangis karena ucapanmu," ucapku sedikit berbisik, memastikan dia, si gadis itu tidak mendengar suaraku.
Jungkook hanya tertawa memamerkan gigi kelincinya di tengah-tengah rintihan kesakitannya karena cengkramanku di lehernya.
"Hyung gila! Kalau kau bersikap manis seperti itu padanya mungkin saja ia berpikir bahwa kau juga menyukainya! Pantas saja ia terus menunggumu seperti itu." Kini Jungkook melepaskan lenganku di lehernya. Aku berjalan perlahan menyamai langkah Jungkook, bukan hanya menyebalkan, ia juga lelet.
"Aku tidak bersikap manis padanya."
Itu jelas sekali bukan? Aku hanya menatapnya datar, aku juga tidak tersenyum padanya! Aku tidak memberikan harapan padanya, mungkin memang gadis itu yang terlalu gigih mengejarku. Ah gila, memangnya aku maling apa dikejar-kejar seperti itu.
"Kau hanya tidak menyadarinya." Kini Jungkook menatapku serius. Sepertinya apa yang ia ucapkan benar. Seharusnya aku tidak memberikannya sapu tangan milikku! Itu... sedikit ganjal bukan? Rumit. Sungguh, gadis itu lama-lama bisa membuatku gila.
"Lalu aku harus apa?" Aku menuntut jawaban dari Jungkook. Langkah kaki Jungkook berbelok ke arah toilet dan aku berhasil menariknya sebelum ia masuk ke dalam salah satu bilik. "Jawab pertanyaanku sebelum kau masuk."
Sebut saja aku gila, aku hanya ingin menjauhkan gadis itu dari hidupku dan sebisa mungkin tidak menyakiti hatinya karena aku sama sekali tidak bisa membalas perasaannya.
"Katakan padanya kau menyukai gadis lain."
"Sudah."
"Tidak ada cara lain, buat dia membencimu setengah mati!" Jungkook setengah berteriak seraya tangannya memukul-mukul tanganku yang mencengkram kerah bajunya. Aku hanya terdiam beberapa saat menanggapi ucapan Jungkook, sampai laki-laki itu mendorongku dengan sekuat tenaga sehingga membuatku hampir tersungkur dan berteriak. "Salahkan makanan pedas milikmu itu, Hyung! Aku sudah tidak tahan!"
Aku hanya tertawa puas melihatnya, memang bekal tadi pagi itu terbilang sangat pedas, tapi sungguh itu sangat enak. Eh tidak, maksudku lumayan. Ya begitu intinya, saat ini aku hanya perlu memikirkan bagaimana caranya agar gadis itu membenciku.
❀ psychoxls 10 Nov '16 ❀
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope 🌸 kth
Fanfiction"Aku suka kamu." "Aku menyukai orang lain." "Tapi aku bukan orang lain." "Dan itu masalahnya." "Bukankah semua masalah pasti ada penyelesaiannya?" "Jadi?" "Aku suka kamu." "Terserah." ▫️▫️▫️