:: tidak ::

724 89 29
                                    

"Noona kau pintar sekali!"

"Aish jangan memanggilku noona."

"Lalu apa? Cheonsa?"

"Ya ya, begitu lebih baik."

"Wah hebat! Hyung lihat! Sekarang aku mengerti materi yang ini. Padahal kalau Choi Ssaem yang mengajarkan aku tidak mengerti sama sekali."

Ya Tuhan aku ingin pergi sekarang juga. Berpindah negara dan hilang ingatan lagi. Tapi aku ingin semua ingatanku hilang. Jangan setengah-setengah. Aku sudah terlalu lelah.

BAGAIMANA TIDAK? YANG AKU HINDARKAN MALAH ADA DI HADAPANKU SAAT INI!

Yoo Cheonsa atau Min Cheonsa, ah entahlah siapa dia. Dia ada di sini. Aku ulangi, dia ada di sini. Dengan alasan Jungkook yang memintanya kemari untuk mengajari Jungkook. Memangnya tidak bisa belajar di perpustakaan sekolah apa?

"Sudah sore, lebih baik kau cepat pulang." Aku berbicara sesinis mungkin. Maksudku ingin mengusirnya dari apartemenku.

"Wah kau sangat memperhatikannya sekali ya hyung? Cheonsa kau beruntung sekali." Jungkook malah menggoda Cheonsa sambil menaik turunkan alisnya.

Sungguh bocah ini! Bukan seperti itu maksudku.

Dan lagi Ya ampun kenapa Cheonsa harus tersipu malu seperti itu? Siapa yang menyuruhnya? Hey! Skenarionya tidak mungkin seperti ini.

Aku mengacak rambutku frustasi. Aku muak. "Aku mengusirnya bodoh," ucapku penuh penekanan.

Dapat kulihat Cheonsa merubah ekspresinya sangat drastis. Tidak tidak, aku tidak akan peduli lagi dengan tangisnya. Jungkook yang bilang sendiri padaku untuk membuatnya benci, iya kan?

Dan itu memang cara terbaik agar aku bisa menyingkirkan dia dari pikiran, juga hidupku.

"Ah yasudah aku pulang sekarang. Aku rasa aku sudah selesai mengajarimu. Ya kan Jungkook?" Cheonsa menatap Jungkook dengan mata berkaca-kaca. Ia menahan tangisnya. Tatapan Cheonsa seolah meminta persetujuan dari Jungkook. Yah memang Jungkook lah yang meminta Cheonsa untuk datang ke sini.

Argh kenapa aku merasa sangat bersalah?!

"Ah benar, lagipula ini sudah malam. Mau diantar sampai ke halte?" tawar Jungkook padanya. Aku melihatnya hanya berdoa agar mereka cepat pergi.

Kalau gadis itu terus berada di sini, bagaimana bisa aku melupakannya?

"Ah tidak usah, aku bisa meminta temanku menjemput." Cheonsa tersenyum kikuk. Lalu dengan cekatan ia mengambil ponselnya. Sepertinya ia hendak menghubungi temannya.

Tak lama kemudian ekspresinya berubah lagi. Apa temannya tidak bisa ya?

"AKU PULANG! KIM TAEHYUNG DIMANA BOCAH SIALAN ITU?!"

Cobaanku memang banyak. Sangat banyak. Aku menghela napas dan menatap kakakku yang baru selesai melepas sepatunya dengan tajam.

Arah matanya beralih pada Cheonsa dan Jungkook yang sedang merapikan buku-buku yang berserakan di meja ruang tamu.

"Wah Kookie kau belajar ya? Bagus bagus, jangan contoh sepupumu itu ya. Dia kerjaannya hanya bermain game sepanjang hari, membolos kelas, me--"

"Hana-ya, kau berisik sekali." Aku beranjak dari sofa hendak meninggalkan ruangan itu. Mereka semua seolah menguji kesabaranku.

"Kau Cheonsa? Kau benar Cheonsa kan? Ya Tuhan kenapa aku baru melihatmu di sini?"

Eh? Kakakku mengenal Cheonsa? Aku ingin berbalik tapi aku sudah terlanjut berdiri dari sofa. Ah tidak tidak, aku tidak akan peduli.

Hope 🌸 kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang