:: kita ::

545 67 1
                                    

Satu hal menyebalkan berada di sekolah ini adalah, gosip sangat cepat menyebar. Yah walaupun hubunganku dengan Cheonsa bukan hanya sekadar gosip. Oke itu benar. Faktanya aku sekarang menjadi kekasih seorang Yoo Cheonsa yang selalu mengikutiku kemanapun dan bertingkah gila. Si gadis pengirim surat merah muda tiga kali sehari padaku.

Dia Cheonsa.

Aku tidak tahu kenapa semua populasi di sekolah ini bisa mengetahuinya. Yang jelas aku sudah memulainya.

Argh aku jahat tidak sih? Aku kan hanya tidak ingin menumpuk harapan lebih lagi padanya. Membuatnya benci padaku adalah hal pertama yang harus aku lakukan. Salahkan taruhan bodoh yang Jungkook buat.

"Kenapa kau di sini? Ah ingin mengambil jaket ya?"

Gadis itu. Hanya dia yang tidak tahu fakta itu. Ia terlalu bodoh atau memang ia menolakku? Masa iya Cheonsa menolakku?

Dengan cepat aku menarik tangannya, menggenggam lembut tangan dinginnya itu. "Ayo makan siang bersama," ucapku tanpa mendengarkan ocehan Cheonsa.

Lima langkah menuju kantin dan semua orang menatapku dan Cheonsa. Aku masih menggenggam tangan mungilnya. Menyadari hal itu yang membuat orang-orang memperhatikan kami, aku melepasnya.

"Kau duduk saja, akan kuambilkan untukmu." 

Aku berlalu meninggalkan gadis itu lagi. Cheonsa tidak banyak bertanya dan ia langsung menuju meja kosong yang berada di pojok. Tempat yang tidak terlalu banyak orangnya. Aku tau Cheonsa pasti menghindari pertanyaan orang-orang.

"Taehyung!"

Aku mendengar suara Jungkook dari balik punggungku. Tanganku sudah penuh dengan dua nampan untukku dan untuk Cheonsa.

"Kau dan Cheonsa? Apakah itu benar?"

Pertanyaan pertama. Memangnya anak ini tidak bisa bertanya saat di rumah ya? Harus sekali bertanya di tempat ramai seperti ini.

"Ya. Pergi, aku akan makan siang bersamanya."

Aku menggeser tubuh Jungkook dan berjalan menjauh darinya. Aku melangkah dengan cepat sampai di meja dimana Cheonsa tempati. Aku tak perduli teriakan Jungkook. Masa bodo, biarkan saja dia terseret lautan para gadis bodoh yang mengejar-ngejarnya.

Dan ya seperti sekarang itu terjadi. Maaf Jungkook, aku harus meninggalkanmu kali ini.

Oke, aku harus menjadi kekasih yang baik.

"Tae, kau aneh."

Satu kata yang Cheonsa ucapkan membuatku terdiam sejenak. Aku tahu, ini memang sangat aneh dan terburu-buru. Aku mengedikkan bahuku dan duduk di hadapannya. Mulai menyantap makan siangku.

"Tae kau kenapa?"

Aku? Aku gila karenamu Cheonsa.

"Tidak apa-apa." Aku tersenyum. Aku berusaha menampilkan sisi diriku yang lain di depan Cheonsa. "Makanlah," lanjutku.

"Tae gosip itu beredar sangat cepat."

Ya, memang.

"Kenapa kau diam saja? Kau seharusnya bilang--"

"Bilang apa?" Aku menatap Cheonsa. Gadis itu terdiam. Dia tidak menjawab ataupun menatapku. Dia mengaduk-aduk nasinya.

"Jangan seperti itu. Nasinya akan marah kalau kau hanya memainkannya seperti itu."

"Sama sepertimu."

Yang benar saja? Balasan Cheonsa membuat hatiku tertohok. Gadis ini tudak mungkin dengan mudah menyadark rencanaku kan? Atau memang semua gadia seperti itu? Merasa diberi harapan palsu, tau akan sakit hati nantinya, tapi tetap bahagia menghabiskan waktu bersama laki-laki brengsek yang memberikan harapan itu?

Hope 🌸 kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang