Seandainya saja aku punya kekuatan untuk membaca pikiran seseorang, aku benar-benar ingin mengetahui apa sebenarnya yang gadis di hadapanku ini pikirkan.
Ini yang kedua puluh dua kalinya ia menyatakan perasaannya.
Yang membuatku tidak mengerti adalah aku bahkan sudah membalasnya dengan dingin. Ia seharusnya membenciku. Aku mengatakan bahwa ia bukan tipeku, tapi ia malah bertanya bagaimana tipeku.
Gila bukan? Ia akan berubah demiku? Mana ada orang yang saking cinta matinya sampai begitu? Apakah memang semua orang begitu? Aneh.
Aku sudah tidak tahan lagi. Dari belakang dapat kulihat Jungkook yang tengah menertawakanku. Aku semakin geram dibuatnya.
"Kumohon jauhilah aku, masih banyak laki-laki lain selain aku kan?" Aku mengusap wajahku kasar dengan tanganku. Ini benar-benar membuatku frustasi.
Dicintai bukanlah hal yang menyenangkan. Coba saja kau berada di posisiku.
"Aku hanya suka kamu. Aku tidak akan memaksa. Aku akan berusaha setidaknya kau akan memanggil namaku seperti seorang teman, permisi." Dan ia tersenyum begitu tulus seolah aku mengatakan padanya untuk menunggu sampai hatiku luluh.
Uh tidak akan terjadi. Bagaimana membuatnya mengerti hal itu?
"T-tunggu." Entah setan darimana yang mengutuk diriku sampai aku menahan tangannya. Namun ada banyak pertanyaan dalam benakku seperti,
"Mengapa kau begitu menyukaiku?" tanyaku. Aku benar-benar seratus persen penasaran.
Kulihat ia tersenyum lagi. Mengapa ia harus tersenyum seperti itu? Tidakkah ia sadar bahwa hal itu membuatku semakin berdosa? Apakah aku terlalu jahat?
"Aku tidak punya alasan untuk tidak menyukaimu." Begitu balasnya.
"Tidak mungkin. Maksudku, ketika kau menyukai seseorang, kau pasti melihat sesuatu darinya bukan?" Aku kembali bertanya, jawaban darinya benar-benar tidak masuk akal.
Oh Tuhan, kenapa kau biarkan Kim Taehyung hidup di dunia serumit ini? Denga kehadiran gadis gila sepertinya?
"Aku hanya melihatmu." Lagi dan lagi ia tersenyum. Untuk pertama kalinya aku frsutasi pada sebuah senyuman.
Aku selalu menyukai ketika orang-orang di sekitatku tersenyum. Namun tidak untuk yang satu ini.
Ini beda, ketika ia tersenyum, entah mengapa perasaan bersalah terus menggerogoti hatiku.
Hanya satu alasannya, aku tidak bisa membalas perasaannya. Aku yakin aku tidak menyukainya.
"Jangan jadikan aku beban, aku hanya menunggu apa yang kau katakan. Aku tidak akan menuntut apa yang kau janjikan. Berbahagialah, maka aku akan bahagia. Hanya saja aku ingin kau tahu, aku sungguh menyukaimu, tidak yang lain."
Aku ternganga dibuatnya! Ia mengucapkan lagi kalimat yang sama sekali aku tidak mengerti. Untung saja keadaan di koridor sekolah ini sudah terbilang sepi. Tidak akan ada gosip menyebar tentang percakapan kami saat ini.
"Permisi," ucapnya kemudian membungkuk dan meninggalkanku dengan sejuta pertanyaan yang tertancap di benakku.
Apa maksud perkataannya?
"Hyung, kau pernah mengenalnya?" Kini Jungkook menghampiriku setelah bersembunti di balik loker dan menertawaiku. Jelas saja aku bisa mendengar tawa bodohnya itu.
"Tidak," kataku pasti. Aku memang benar-benar tidak pernah mengenalnya.
"Bohong, tidak mungkin ia tidak bicara seperti itu kalau kau tidak mengenalnya."
Argh apalagi? Kini Jungkook yang ingin membuatku pusing? Sepertinya aku butuh kamus besar untuk menerjemahkan apa yang mereka berdua katakan. Memangnya gadis tadi mengatakan apa padaku?
"Aku benar-benar tidak mengenalnya. Memang dia berkata apa? Jangan mengada-ada." Aku menarik tas di punggungku dan diikuti Jungkook di belakangku.
Sore ini hujan sangat deras, untung saja ada Jungkook yang selalu membawa payung.
"Kau dan dia kan satu sekolah, ia mengenalmu. Kau mengerti? Kalau kau tidak mengenalnya kau tidak akan tahu siapa yang mengirim surat dengan amplop paling terang di lokermu, atau kau tidak akan mengenal si gadis yang menyatakan cintanya padamu tiga kali sehari."
Okay, aku mengerti maksud si anak nakal Jeon Jungkook ini.
"Kau bodoh, hyung. Pantas kau tidak naik kelas."
Dan aku mengerti apa yang harus aku lakukan sekarang.
Jungkook berlari di depanku seolah aku akan mengejarnya.
Um tidak, aku hanya berjalan di belakangnya smabil berteriak. "Ya! Jeon Jungkook kau anak nakal, berhenti disitu sebelum aku mematahkan tubuhmu!"
Kalian tahu? Payung miliknya berada di tanganku. Mungkin Jungkook butuh belaian hujan.
❀psychoxls 11 Nov '16 ❀
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope 🌸 kth
Fanfiction"Aku suka kamu." "Aku menyukai orang lain." "Tapi aku bukan orang lain." "Dan itu masalahnya." "Bukankah semua masalah pasti ada penyelesaiannya?" "Jadi?" "Aku suka kamu." "Terserah." ▫️▫️▫️