Semua makhluk di sekolahku sudah tahu hubunganku dengan Cheonsa. Sayangnya, Cheonsa belum tahu. Dia pikir aku menipunya.
"Kau aneh."
Aku sudah biasa mendengar itu sekarang.
"Kau masih memberiku surat ini?"
Ya itu benar. Bahkan ketika aku sudah menjadi kekasihnya saja ia masih memberikan surat ini. Ah tidak akan aku baca juga.
"Jangan mengalihkan pembicaraan. Itu sudah kebiasaanku."
"Tapi kau tidak perlu menyatakan perasaanmu lagi."
"Kenapa?"
Kenapa katanya?!
"Kau."
"Aku?"
Argh kenapa susah sekali mengatakannya?
"Kau."
"Aku kenapa?"
"Kau bisa diam tidak sih?!"
Cheonsa melongo. Matanya membulat dan ia meneguk salivanya tertahan. Apa aku berteriak terlalu kencang?
"A-ah maaf."
Kali ini ia menunduk. Ya Tuhan gadis ini benar-benar cengeng. Tapi salahku juga sih. Kenapa mengatakan kalau kami berkencan itu hal yang sulit?
"Hyung!"
Ah akhirnya.
Kulihat Jungkook membawa snack di tangan kirinya sambil berlari ke arahku. Aku menghela napas lega. Ketika ia sampai di tempat dimana aku dan Cheonsa tengah berdiri, Jungkook mengulurkan kantung snack miliknya pada Cheonsa.
"Kau terlihat murung."
Mereka dekat sekali ya?
"Wah kapan kau membelinya? Bukankah masih jam sekolah?"
Kini Cheonsa menatap takjub camilan yang Jungkook berikan. Gadis itu mulai memakan camilannya. Huh dia berubah lagi. Memenangkan hati Cheonsa mudah sekali ya?
"Kami punya banyak itu di rumah," kataku. Aku menatap mereka berdua dengan datar.
Sejujurnya masih ada rasa bersalah telah membentak Cheonsa, makanya aku sedikit memelankan suaraku. Tapi untung saja Jungkook datang dan membuatnya tidak jadi menangis. Aku yakin tadi mata Cheonsa sempat berkaca-kaca.
"Hyung, kau harus menyimpan banyak camilan ini. Karena Cheonsa sangat menyukainya dan kau bisa gunakan ini ketika dia marah atau sedih. Ideku bagus kan?"
Sudah berapa kepala yang aku bohongi selama tiga hari ini? Oke aku bisa minta maaf pada Jungkook nantinya. Dan urusan Cheonsa? Ah gila! Apa seharusnya aku tidak memulai ini ya?
"Ah babi besar!"
Eh? Apa aku mendengar teriakan Cheonsa? Memangnya ada babi di sekolah kami? Yang benar saja, ini sekolah untuk belajar bukan untuk berternak babi.
"Babi besarku! Tunggu!"
Aku melihat Cheonsa tengah melambaikan tangannya. Gadis itu tersenyum lebar sekali. Aku tidak percaya dia satu tingkat di atasku tapi tingkahnya seperti anak umur lima tahun.
Ah ternyata laki-laki bersurai oranye itu.
Kaki Cheonsa kemudian melangkah ke arah laki-laki itu, wajahnya ditekuk. Mungkin jengkel dengan panggilan babi besar untuknya? Aku jadi berpikir apa aku punya nama julukan nista seperti itu juga? Gadis itu benar-benar tak bisa dhentikan. Coba saja sekali dia bersikap tenang dan tak berubah-ubah? Mungkin ia akan terlihat sangat manis. Laki-laki mana yang tidak jatuh cinta pada gadis pintar dan manis seperti Cheonsa?
Yah aku tidak sih. Tidak mungkin.
Tidak mungkin juga kan seorang teman sedekat itu pada Cheonsa? Apa-apaan? Aku melihat Cheonsa memeluk laki-laki rambut oranye itu. Itu tidak benar! Kakiku dengan cepat melangkah ke arah mereka berdua.
Tanganku menarik Cheonsa dengan paksa. Gadis tu sedikit berteriak. Apa cengkramanku terlalu kuat? Lagipula suruh siapa ia membuatku seperti ini? Cheonsa tidak sadar aku masih di belakangnya atau bagaimana sih? Aku kan kekasihnya!
"Eh? Kau kenapa?"
Laki-laki itu bertanya kenapa? Kenapa katanya?
Aku tertawa pelan sebelum menatapnya tajam dan berkata. "Cheonsa kekasihku."
Dan aku menarik Cheonsa menjauh darinya. Ya, itu kan yang seharusnya dilakukan seorang laki-laki ketika kekasihnya memeluk laki-laki lain di depannya? Aku tidak peduli Cheonsa terus memukuli tanganku untuk melepaskannya. Tidak akan.
"KIM TAEHYUNG KUBILANG LEPASKAN AKU!"
Oke! Sekarang aku berhenti. Aku terus menatapnya tajam. Anehnya ia balik menatapku tajam. Ini benar Cheonsa kan yang di hadapanku?
"Kau aneh. Dia sahabatku! Tidak, dia lebih dari itu!" Cheonsa berteriak. Matanya memerah dan mulai berkaca-kaca. Mataku berganti melihat pergelangan tangannya.
Ya Tuhan aku melukainya. Tapi dia juga melukaiku!
"Cheonsa kau itu kekasihku!" Aku balik berteriak.
"Ha? Kau bercanda?!"
Aku yang bodoh atau Cheonsa yang tidak peka? Argh apa-apaan ini! Ya! Kenapa begini? Boleh aku melempar sesuatu dari sini sekarang?
Aku gila. Karena Cheonsa.
Bodoh. Gila. Kenapa aku harus cemburu?
"Kau benar-benar sudah jatuh ya Taehyung? Kau menyukaiku? Kau jatuh cinta padaku?"
Aku menyukainya? Tidak mungkin. Dia sudah semakin gila ya berpikir seperti itu?
"Tidak." Aku berbalik menjauhi Cheonsa. Aku tidak menyukaimu bodoh! Aku hanya berpura-pura agar kau berhenti mengejarku!
Kenapa juga wajahku harus memerah? Jantungku? Jangan lompat sekarang aku masih ingin hidup.
"Ya! Katamu aku kekasihmu! Masa kau tidak mencintaiku?"
"Kim Taehyung tunggu aku!"
"Saranghae Kim Taehyung!"
Terserah.
❀ psychoxls 8 Jan '17 ❀
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope 🌸 kth
Fanfiction"Aku suka kamu." "Aku menyukai orang lain." "Tapi aku bukan orang lain." "Dan itu masalahnya." "Bukankah semua masalah pasti ada penyelesaiannya?" "Jadi?" "Aku suka kamu." "Terserah." ▫️▫️▫️