Chapter 1 - I'm Sorry

3.3K 170 11
                                    

Beberapa hari lalu, sempat ada yang minta buat post cerita pair Harry/Hermione. Aku masih ada satu lagi yang sempat aku post di akun FFN. Nah, semoga fic ini bisa menghibur juga, ya.. :)

Happy reading!

*******

"I love you, Hermione!"

"I know, Harry! Aku tahu itu, tapi—"

Harry mengerang. Memukuli sofa tempat Hermione duduk. Berteriak seolah sepanjang hidupnya selalu berhadapan langsung dengan kenyataan menakutkan. Tidak, tidak ada yang menakutkan kini. Mereka menikah hampir dua tahun, tinggal di sebuah rumah yang indah, dan karir yang cemerlang yang sedang mereka rintis masing-masing. Sungguh, kehidupan rumah tangga idaman bagi siapapun. Begitu juga bagi Harry dan Hermione.

Tapi pagi ini, Harry mendapati sesuatu yang sejatinya mampu merusak kesempurnaan rumah tangga yang baru ia bina. Sesuatu yang sangat diidam-idamkan bagi pasangan yang baru membangun sebuah keluarga.

"Tapi? Tapi? Kau masih punya alasan, hah?"

"Aku hamil, Harry!" Hermione berteriak.

"Kita sudah menikah! Dan.. demi Dumbledore, Hermione, kau mau membunuhnya dengan alat ini?" tunjuk Harry pada benda berbentuk selang dengan ujung seperti pipet karet penyedot. "Menyedotnya perlahan dan mengeluarkannya dalam bentuk darah. Kau kejam, Hermione!" Harry tidak tahu nama alat itu apa, namun ia tahu alat itu tidak baik, untuk calon buah hatinya.

Harry mendekat dan menunjukkan alat yang ia temukan di laci lemari bajunya tepat di depan wajah Hermione. "Katakan, dari mana kau mendapatkan ini?"

"Ini aman, Harry. Ini cara paling aman. Aku sudah mensurvei ke segala tempat dan aku tahu hanya ini yang paling aman." Kata Hermione serak.

"Harry, dengar! Aku—"

Geram. Tangan Harry terangkat siap menampar Hermione. Suara wanita itu tertahan, takut. Tubuhnya meringkuk tak tahan melihat apa yang akan Harry lakukan padanya. Menampar? Mereka pernah berjanji untuk tidak saling menyakiti. Harry sadar dalam posisinya, emosi tidak terkendali akan memperburuk segalanya.

Nyata, Harry melihatnya secara nyata bahwa Hermione-sedang-mempersiapkan-aborsi-untuk-dirinya. "Aku melakukannya untuk kita. Untuk aku dan kau. Rumah tangga kita." Kata Hermione terisak.

"Itu artinya bahwa kehadirannya ditubuhmu adalah suatu kesalahan?"

"Dia hanya datang di waktu yang salah, Harry."

Setelah perang berakhir, Harry dan Hermione meniti karir mereka di Kementerian. Harry telah menjadi Auror beberapa tahun. Ia sendiri sedang dalam proses pencalonan Kepala Auror untuk masa jabatan menggantikan pemimpinnya sekarang. Sementara Hermione, ia lebih dulu menjajal peruntungan dengan bekerja di Departemen Pengaturan dan Pengendalian Makhluk Sihir. Ia bahkan menjadi terkenal dengan berbagai usaha dalam mempelopori peningkatan taraf hidup para peri rumah dan sukses besar. Berkat prestasinya itu, satu minggu sebelumnya Hermione menyadari dirinya hamil sempat mendapatkan surat promosi pengangkatan jabatan ke Departemen Pelaksanaan Hukum Sihir.

"Pihak Kementerian mempromosikanku di bagian hukum yang menangani penyihir pro-darah murni. Dan itu kesempatan yang tidak main-main. Dan aku menerimanya, aku harus menjalani training paling tidak satu setengah tahun intensif hingga lolos. Aku menerimanya.. tanpa tahu jika.. aku hamil," Hermione menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa. Kedua tangannya melingkar ke area perutnya yang memang masih rata.

Usia kandungannya masih tujuh minggu, sangat muda. Tidak salah jika Hermione bahkan Harry tak menyadari jelas perubahan itu. "Aku takut tidak bisa mengurus anakku sendiri, Harry, ini kesempatanku bisa berkarir dan menambah keuangan keluarga—"

Infinity (harmony fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang