8. Positive

1.3K 111 14
                                    

Setiap hari sepulang dari sekolah, James memiliki tanggung jawab baru untuk berkunjung ke rumah Harry. Tugas baru dimana ia harus menjaga Hermione yang sakit sampai Harry maupun Albus kembali ke rumah. Ia selalu mendapat uang jajan setiap selesai menjaga Hermione di sana. Sebenarnya James sudah sering menolak, tapi Harry memaksa. Begitu juga Albus. Mereka bilang uang itu adalah haknya. James memang mempermasalahkan pemberian itu. Selain ia murni ikhlas membantu tanpa mengharap imbalan, uang yang Harry berikan padanya tidaklah sedikit. Bahkan, jumlah nominal uang jajan yang diberikan Harry terhitung 10 kali lebih banyak dari uang jajan yang diberikan ayahnya.

"Kau bekerja di sana, James. Bersyukurlah! Mereka orang kaya, uang sebanyak itu tidak ada artinya. Aku sendiri tahu, kok, di mana perusahaan percetaakan buku milik keluarga Potter itu. Besar. Seingatku mau dibuka cabang juga." Kata Elijah, sahabat James.

"Tapi mereka sudah terlalu banyak membantuku dan keluargaku. Mr. Potter yang membiayai pengobatan Mum dulu sampai mengurus segala keperluan pemakaman yang jumlahnya tidak sedikit. Aku tak enak pada mereka, El. Bahkan saat aku memiliki kesempatan membantu mereka, aku malah kembali dibantu. Mereka bahkan membelikanku sepeda agar aku tak selalu mengeluarkan uang untuk biaya transport."

Karena perhitungan biaya dan lokasi, James akhirnya dibelikan sepeda oleh Harry. Rute bis yang tidak sampai masuk ke area Lancaster Park sedikit menyusahkan James untuk bisa sampai ke rumah Harry. Ia harus rela jalan kaki kalau tidak ingin mengeluarkan uang untuk naik taksi. "Aku hanya membantu menjaga orang sakit. Itupun tidak parah. Hanya demam dan flu. Tapi mereka membayarku seperti menggaji baby sitter selama sebulan." Protesnya.

James hanya bisa berkeluh kesah tentang rejekinya yang ia terima dari keluarga Potter. Sebuah keluh kesah yang terdengar aneh di telinga teman-temannya. "Kau itu dapat uang banyak malah bingung. James.. James!" Elijah menepuk punggung sahabatnya terheran-heran.

Hari ini James memacu sepedanya sedikit lebih santai. Ia pulang lebih dulu karena menyelesaikan tes matematika lebih cepat dari teman-temannya. Sambil memanggul tas ransel kumalnya, James menikmati jajaran rumah mewah di kawasan Lancaster sambil berandai-andai.

"Kalau seandainya Dad memiliki banyak uang, hidup mewah seperti Mr. Potter, aku pasti akan memilih tinggal di rumah-rumah mewah ini. Besar.. bersih.. lu—aagh apa, sih? James.. itu hanya khayalan.. tetap semangat, kau sudah sangat bahagia dengan kehidupanmu sekarang. Jadi.. nikmati saja. Banggalah kau masih memiliki Dad yang sangat sayang, James. Ayo, semangat!" pekiknya menyemangati dirinya sendiri dalam hati. Itu lah yang sering dilakukan James ketika melintasi rumah-rumah mewah di sana.

Sesampainya di depan rumah, James segera memarkirkan sepedanya di lahan sempit di sekitar teras. James mengunci sepedanya dan bergegas membuka gagang pintu yang bercahaya setiap tangannya ia sentuhkan. Harry sengaja memberikan mantra khusus dimana pintu rumahnya akan terkunci. Tetap bisa dibuka hanya dengan kunci manual. Jika tidak perlu kunci harus membutuhkan tangan orang-orang khusus seperti Harry, Hermione, Albus, dan James saja yang mampu membukanya.

"Sihir memang hebat!" batin James kagum.

James lebih dulu menengok ke kamar Hemione. Sejak lima hari ini, Hermione selalu ia temukan di kamar sedang berbaring atau membaca buku. Tapi kali ini, kamar itu acak-acakan dan nihil Hermione. Seketika itu juga, James diserang rasa khawatir.

Tempat pertama yang James periksa adalah kamar mandi di dalam kamar itu, tapi hasilnya tidak ada. "Mrs. Potter? Anda di man—"

"Aku di atas, James!"

Suara Hermione terdengar berteriak di lantai tiga. James cepat-cepat naik ke arah tangga dan mencari di mana Hermione berada. Ia sendiri belum pernah naik hingga ke lantai tiga. Hanya ada dua kamar dan satu kamar mandi di atas sama. Menurut penjelasan Al, di atas hanya ada satu kamar tamu dan satu kamar kosong yang hanya dipakai jika ada banyak keluarga yang menginap di sana. Di bagian sisi kamar tamu, James melihat partisi pintu UPVC ganda yang menampakkan bagian loteng rumah.

Infinity (harmony fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang