10. Home

1.2K 115 1
                                    

James dan Albus tidur pulas di sofa panjang sambil memeluk tubuh Martin di sebelah kanan dan kiri. Sementara Harry di sisi Hermione, tertidur dengan tangan menggenggam erat pergelangan tangan kanan istrinya. Mereka tidur dalam posisi yang sama, yaitu duduk. Kecuali Hermione.

Proses kuret Hermione hanya memakan waktu 30 menit saja. Namun pembiusan yang diberikan oleh dokter membuat Hermione belum kunjung siuman, mengingat bahkan sebelum dibius pun Hermione sudah tak sadarkan diri sampai proses transfusi darah berlangsung. Hingga tengah malam, ia masih belum kunjung terbangun.

Tidur Harry tiba-tiba terusik ketika suara getar ponsel di meja membuatnya terbangun. "Oh, jam berapa ini?" bisik Harry pelan. Ia melihat istrinya belum terbangun. Harry mengelus rambut Hermione pelan lantas beralih pada ponselnya yang terus bergetar. "Astaga!"

"Halo, Harry?"

"I-iya, Mum."

Jean menelepon, suaranya panik. Satu persatu pertanyaan coba ia ajukan pada Harry. "Sudah selesai, Hermione sudah membaik. Tapi memang belum sadar." Jawab Harry begitu pelan. Ia takut kedua putranya dan Martin ikut terbangun.

Pukul 00.18, masih sangat larut untuk meminta Martin bangun dan memindahkan anak-anak ke atas ranjang. Masih terus menjawab, Harry coba mengambil selimut yang sudah disediakan oleh pihak rumah sakit untuk menutupi tubuh tubuh James, Martin dan Albus. Mungkin karena terusik, Martin tiba-tiba terbangun dan melihat Harry sedang membenarkan selimut di tubuhnya.

"Sorry—" bisik Harry pelan. "Bukan kau, Mum. Ahh baiklah, iya.. akan aku jelaskan semuanya nanti jika kalian sudah sampai. Ya, sampai jumpa." Harry mengakhiri pembicaraannya dan kembali meminta maaf pada Martin karena sudah membangunkannya.

Martin menggeleng tanpa bersuara. Tangannya pelan-pelan memindahkan kepala Albus yang bersandar di pundak kirinya ke sisi sofa. Martin berdiri pelan-pelan. "Kita pindahkan anak-anak ke ranjang di sana. Supaya anda bisa istirahat di sofa." Kata Harry.

Harry membuka kembali selimut yang menutupi tubuh James dan Albus sebelum ia mengangkat tubuh mereka ke atas ranjang. Martin lebih dulu mengangkat tubuh Albus dan meletakkannya di sisi pinggir ranjang yang bersentuhan langsung dengan tembok. Sedangkan Harry mendapat James yang ia gendong untuk segera dibaringkan di sisi Albus. Martin kemudian membentangkan selimut tebal itu ke atas keduanya. Selesai, James dan Albus lebih tampak nyaman dalam tidurnya.

"Damai sekali mereka kalau sudah tidur," bisik Martin.

Harry mengangguk. "Semua orang mendapatkan kedamaiannya ketika tidur. Oh, ya, kita belum makan sejak tadi karena ketiduran. Saya akan keluar untuk mencari makanan, dan—"

"Iya saya paham, saya akan tetap menjaga di sini, Mr. Potter." Jawab Martin singkat.

***

Martin memilih terjaga sambil menunggu Harry datang dengan makanan yang dijanjikannya. Ia sendiri merasa lapar sejak Albus menjemputnya di gereja sore itu. Hingga tengah malam ini, belum ada sedikitpun makanan yang masuk ke mulutnya. Hanya susu kotak, itupun diberi Harry setelah ia selesai melakukan pengambilan darah. Tidak lebih dan tidak kurang, hanya susu kotak itu saja.

"Lapar juga, aduhh—"

"Aaagghh.. Ha-harry, Harry—"

Tubuh Martin diserang rasa kaku ketika sebuah suara lirih seolah sedang memanggil-manggil pelan. Tapi bukan namanya. Martin berbalik dan melihat Hermione bergerak-gerak tak nyaman di tempat tidurnya. Salah satu tangannya menggapai-gapai sisi pegangan ranjang sedangkan tangan yang lain memegang perutnya. "Mrs. Potter?"

Martin membalas panggilan Hermione dengan panik, "apa yang sakit, Mrs. Potter?" tanyanya.

"Harry.. Har-harry—perutku sa-sakit," lirih Hermione.

Infinity (harmony fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang