11. Epilogue - Infinity

2.1K 137 18
                                    

Aku tahu, di sini memang kebahagiaan itu aku dapatkan. Bersama Mum dan Dad, begitu juga Al. Aku punya keluarga yang utuh. Orang tua, adik.. kakek dan nenek. Rumah ini sungguh indah. Ya, semua orang tahu rumah ini indah dan besar. Jauh dari rumahku.. dulu. Rumah Dad. Sekarang, kamarku tiga kali lebih luas dari kamarku yang dulu. Jendelanya besar, ranjangku sekarang luas. Ini luar biasa, meski sebenarnya kamarku ini masih kalah luas dari kamar Al ataupun kamar Mum dan Dad.

Tapi.. entahlah, aku merasa masih ada yang kurang. Di sini.. aku seperti bukan diriku.

"Kok, kamu pakai pakaian ini, sih, James?" Mum tiba-tiba membuyarkan lamunanku. Bayangannya tercetak di depan cermin yang aku tatap sejak setengah jam lalu.

Mum, yang dulu aku panggil Mrs. Potter, menatapku dengan senyuman tersungging indah. Penampilannya kali ini sangat rapi. Ia menggunakan gaun berwarna merah muda yang lembut. Rambut berombaknya tertata rapi dengan gaya kepang unik menyamping di pundak kirinya. Cantik. 

Ibuku sangat cantik.

Aku tergagap ketika ia melepaskan kemeja biruku. Baju terbaik yang pernah dibelikan Dad saat ulang tahunku yang ke sembilan. Mum membuka kancingnya satu persatu. Aku mulai risih ketika jemarinya sampai di kancing ke tiga. "Tapi—" aku menahan tangannya.

"Kau mau memakai pakaian seperti ini di acara makan malam Kementerian?" tanya Mum.

Aku memperhatikan setelan pakaian yang aku pakai. Kemeja berlengan panjang yang aku tekuk hingga siku dan celana jins usang paling baik yang sering aku pakai setiap acara pesta. Jujur, aku tak pernah mempermasalahkan penampilanku ketika menghadiri sebuah acara. Apapun acaranya, aku selalu memakai pakaian terbaik yang aku punya. Tak pandang apakah itu acara resmi ataupun acara santai.

Mum tertawa ketika aku hanya bisa diam. "Aku sudah siapkan pakaianmu, James." Katanya menyerahkan satu kantung berisi pakaian dan juga sepatu.

Tuxedo hitam komplit dengan sepatu senada aku keluarkan dari dalam kantung itu. Aku pernah memakai pakaian seperti ini, tapi hanya sekali. Itu pun menyewa, bukan milik sendiri. Sejak kecil, aku hanya melihat tuxedo dipakai oleh orang-orang kaya tampan saja. Tapi sekarang? Oh, James, ingat kau itu sekarang siapa!

"Pakailah, Dad sudah memesannya beberapa hari lalu dengan mengira-ngira ukuranmu. Aku lihat pasti pas denganmu. Oke, kami tunggu di bawah." Bisik Mum kemudian ia meninggalkanku di kamar sendirian.

Aku masih mengamati pakaian hebat ini di tanganku. Ini luar biasa. Acara semalam saja, tapi pakaian yang harus aku pakai adalah pakaian baru. "Apa memang orang kaya selalu membeli pakaian baru setiap mendatangi pesta?" batinku heran. Apapun itu, aku harus segera memakainya. Malam ini adalah acara makan malam keluarga besar pegawai Kementerian Sihir. Semua keluarganya diundang. Itu artinya aku dan Al juga akan diajak. Tentu, Dad dan Mum adalah orang penting di Kementerian. Apalagi Dad, aku tahu sekali bagaimana reputasinya di Kementerian sebagai pemimpin departemen penting di sana. Jangan sampai hanya karena pakaian aku bisa merusak nama besar mereka.

"Di mana James, Al?"

"Aku di sini," kataku menjawab pertanyaan Dad yang seharusnya Al jawab. Al tersenyum padaku yang memakai setelan jas hitam bermodel sama seperti yang aku kenakan.

Mum menghampiriku dengan pandangan terpukau. Tangannya tergerak mengusap kepalaku dan membenarkan tatanan rambutku yang susah diatur. "Oh, God! Ketiga priaku tampan-tampan sekali malam ini!" katanya sambil menatapku lantas berganti ke arah Al dan terakhir Dad.

"Itu susahnya. Ketampanan kami bisa diadu. Tapi kalau kau.. kau wanita paling cantik di antara kami, love." Kata Dad langsung mencium bibir Mum di depanku dan Al. Aku hanya mendelik dan Al yang memasang wajah jijik.

Infinity (harmony fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang