7. Document

1.2K 111 8
                                    

"Mr. Harry Potter?"

Harry sedang sibuk bermain ponsel ketika namanya dipanggil oleh seorang wanita berseragam perawat. Ia menyapa ramah Harry dan mempersilakan masuk dalam satu ruangan berisi rak-rak tinggi tepat di sebelah meja bagian administrasi rumah sakit.

"Dokumen-dokumen medis ini atas nama Mrs. Jasmine Ruzena Stott-Murray, sir. Kami sudah menghubungi suaminya, namun tidak tersambung. Karena tertera nama anda di bagian penanggung jawab administrasi, jadi kami akhirnya menghubungi anda untuk lebih aman."

"Oh, baiklah. Nanti akan saya sampaikan pada Mr. Murray."

Hampir tiga bulan sejak Jasmine meninggal, data-data kesehatan milik Jasmine yang sempat direkap ulang oleh pihak rumah sakit akhirnya dikembalikan hari ini. Martin tidak bisa dihubungi karena sejak di kafe bersama Harry dan keluarga, ponselnya kehabisan daya. Jadilah, nama Harry yang tercatat sebagai penanggung jawab segala pembayaran rumah sakit Jasmine menjadi pihak pengganti yang dihubungi oleh pihak rumah sakit.

Setelah mengecek nama dan beberapa hal yang diketahui Harry seperti, nama suami, alamat tempat tinggal, operasi, sampai jenis penyakit terakhir yang diderita sebelum meninggal. Harry sudah membenarkan jika itu memang data milik Jasmine, tanpa membaca isinya lebih jelas lagi.

***

Surrey Sports Park pada area kolam renang sore ini ramai dengan teriakan para pelatih dan suara cipratan air dari beberapa anak yang berlatih. Ada tiga orang yang meluncur bersamaan di tiga jalur yang berbeda. Mereka berlomba mencapai ujung kolam. Salah satunya adalah Albus. Meski badannya kecil, kecepatan tubuhnya ketika bergerak di dalam air tidak bisa dianggap remeh.

Albus memacu gerakan tangan dan kakinya demi melawan dua rekannya yang di jalur kanan dan kirinya. "Ayo, boys! Percepat gerakan kalian!" teriak salah seorang pelatih pria yang terhitung masih muda.

Sendirian, Harry masuk ke dalam area satu-satunya kolam renang indoor megah yang ada di Surrey itu. Jam tangannya menunjukkan pukul 4.55 sore. Kata Hermione, Albus akan selesai berlatih jam 5. Masih ada sekitar lima menit untuk menunggu, "mungkin Al masih ada di kolam. Tapi.. di mana dia, ya?" Harry lantas memperhatikan satu persatu anak yang bermain air di kolam itu. Harry melihat beberapa anak laki-laki seusia Albus berkecipak di pinggiran kolam saling bermain air, namun tidak sedikitpun ia menemukan batang hitung putranya.

Dari arah kolam, ketiga anak yang saling bertanding sudah hampir menuju dinding ujung kolam. Albus yang melihat kepalanya semakin dekat bersiap melakukan flip turn. Albus dengan cepat memutar kepala serta badannyanya ke bawah, sedikit menekuk tubuhnya hingga kedua kakinya menyembul ke permukaan air. Di situlah, Harry akhirnya tahu di mana Albus berada.

"Itu dia.. aku kenal kaki itu!" kata Harry begitu yakin. Ia lantas menuju ke kursi tunggu di tepi kolam dan duduk santai di sana.

Tubuh Albus berhasil berputar arah. Badannya miring sejenak ketika kembali lurus setelah menjejakkan kedua telapak kakinya di dinding kolam. Badannya meluncur cepat akibat daya dorong dari kedua kakinya yang kecil. Lagi, Albus memacu kecepatannya hingga ke batas finis.

"Nah, benar, kan!"

Albus berhasil sampai lebih dulu. Harry tersenyum puas melihat putranya unggul dari dua temannya yang lain. Namun tampaknya tidak untuk Albus. Wajahnya cemberut sambil meninju permukaan air.

"1:12.18" teriak sang pelatih, Albus kecewa. "Hanya lebih cepat dua detik, Al." Lanjutnya.

"Heemm.. tapi waktu itu biasa untuk grup anak perempuan. Tapi aku, kan, laki-laki—"

Infinity (harmony fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang