5. Summer Holiday

1.1K 110 2
                                    

Meja kerja Hermione penuh berkas-berkas Kementerian dan beberapa berkas lain dari perusahaan percetakan buku yang ikut ia kelola bersama Harry. Ia memilih menyendiri di dalam ruangan kerjanya sambil terus berusaha menyelesaikan satu berkas. Tapi hingga dua jam berlalu, dari lima berkas total keseluruhan yang ada, Hermione hanya mampu menyelesaikan tuntas satu map saja. Sedangkan masih ada 4 berkas lain yang salah satunya bahkan terdiri dari dua map laporan. Hermione kesulitan berpikir malam ini.

Semangat menyelesaikan semua tugas itu seolah redup perlahan ketika wajah James kembali muncul di kepalanya. "Benarkah?" batin Hermione mengenang sosok anak yang baru dikenalnya itu. Ia meraih ponsel di sisinya. Mematikan musik yang ia putar samar-samar demi membantunya tenang.

Suasananya kembali hening, jam di ponselnya menunjukkan pukul 9 malam. Ia sama sekali belum mengantuk. Jemarinya bermain menggerakkan tampilan di layar ponsel. Mengeser beberapa ikon dan menyentuh satu folder yang tampak sekali baru ia buat.

"Dia, oh God.. aku merasa begitu dekat jika melihat wajahnya." Kata Hermione. Ada beberapa foto James yang sempat ia ambil dengan ponselnya ketika acara pemakaman Jasmine berlangsung beberapa hari yang lalu. Tepat di bagian wajah James, Hermione memperbesar tampilannya. Ia memfokuskan pada area mata dan hidung.

Hermione menangis. "Tatapannya. Dia memilikinya. Dia seperti James. Putraku. Tapi.. dia memiliki orang tua—"

Jari Hermione cepat-cepat mengubah foto James yang diperbesar menjadi ke ukuran semula. Foto James yang dipeluk oleh Martin membuat hati Hermione memanas. Ia membandingkan wajah James dengan sosok Martin yang sedang bersama. Jika diperhatikan memang berbeda. Pria yang beberapa tahun lebih tua dari Harry itu tidak setampan James. Jika melihat Martin, Hermione seolah mengingatkan ia dengan wajah Neville ketika masih anak-anak dengan bagian gigi atas menonjol.

"James hanya memiliki rambut hitam Mr. Murray. Tapi, itu tampak berbeda. Rambut James acak-acakan dan sedikit berombak berbeda dengan rambut Martin yang lurus, tidak terlalu lebat."

Pelan-pelan Hermione menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi kerjanya, berusaha tenang sambil terus menganalisis hasil fotonya. Dipijatnya pelipis kanannya pelan-pelan. "Kalau tidak salah, rambut Mrs. Murray pun lurus. Apa bisa gen mereka mempengaruhi James.. oh, astaga—"

Jari Hermione tak sengaja menggeser foto hingga menampilkan foto lain, dimana foto selanjutnya menampilkan James yang menangis di salah satu bangku dengan Harry berada di depannya sedang berjongkong merendahkan tubuhnya agar sama dengan James. Tampak Harry mengelus pipi James seperti sedang membicarakan sesuatu.

"Mereka berdua—" Hermione kembali memperjelas gambar dengan memperbesar tepat di wajah Harry dan James. Dari sisi yang sama, mereka seolah dalam satu jiwa. Mata Hermione melihat dua sosok laki-laki yang begitu mirip dalam postur tubuh yang berbeda. Mulai dari sudut bibir, bentuk hidung, dan rahang, James memilikinya seperti Harry. Kecuali bentuk mata dan proporsi tubuh. Jika mengingat masa kecil Harry, James lebih jangkung. "Mungkinkah?" batinnya terus bertanya. Mengajak turut serta tetes demi tetes airmata keluar dari ujung matanya.

"Oh, James—"

"Hermione!"

Harry muncul dengan kekhawatiran memuncak. Ia melihat Hermione menangis di tengah remang cahaya kantornya tanpa tahu apa yang sedang terjadi. Harry mengelus pundak istrinya penuh kelembutan. "Ada apa, Mione?" tanyanya. Pandangan Harry kini beralih pada tumpukan dokumen di atas meja yang berserakan tak teratur. Bukan tipe Hermione yang bekerja seperti itu. Acak-acakan.

"Berhentilah. Kerjakan besok. Kalau kau tak mampu, untuk laporan perusahaan besok aku serahkan Duran agar menyelesaikannya. Kau butuh istirahat, sayang." Ujar Harry penuh perhatian.

Infinity (harmony fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang