Ayo Pulang

1.9K 260 8
                                    

"Yah... Ujan lagi ya" Ucapku sambil mengangkat tanganku diudara, meregangkan seluruh otot yang kaku setelah dipakai bekerja seharian. Aku meneguk tetes terakhir teh dengan aroma peach--kesukaanku yang kini sudah tidak panas lagi. Beberapa orang sudah meninggalkan kantor sejak setengah jam yang lalu. Hanya orang-orang penunggang motor tanpa jas hujan yang masih bersemedi di gedung ini.

"Ngga pulang?" Tanya jimin dengan suara yang agak serak. Jimin masih berusaha membuka matanya setelah tidur cukup lama dimejanya, karena bosan menunggu hujan yang tak kunjung reda. "Mau naik bus bareng?" Tanyanya lagi sambil bertopang dagu, menatap ke arahku.

Aku bangkit dari kursiku dan melihat keadaan diluar. "Aku ga bawa payung. Sama aja basah. Lagi males basah-basahan, Jim."

Pukul delapan tigapuluh dan mau tidak mau aku harus pulang dengan Jimin. Dalam suasana yang lembab, dingin dan cukup syahdu untuk pulang berdua. Aku benar-benar berusaha menahan perasaanku yang sudah meledak-ledak sejak tadi, membuatku merinding dan ingin ke kamar mandi berkali-kali. Coba bayangkan di jalan yang basah dan lampu-lampu jalan yang menerangi, donat glaze sialan itu menggenggam tanganku, memberikan jaketnya untukku agar aku tidak kedinginan, lalu mengucapkan selamat malam dengan manis sebelum aku menutup gerbang rumahku.

"Nar, kok bengong?" Jimin mengayunkan tangannya di depan wajahku. "Ayo pulang. Udah malem. Buruan diberesin mejanya."

"Oh.. Ah.. Iya iya."

"Aku pergi duluan ya. Ada urusan." Ia menepuk bahuku lalu meninggalkanku.

Kukira ia akan mengajakku pulang bareng?
Hal sampah macam apa yang sudah kuimajinasikan beberapa detik yang lalu?

Jimin menghilang di belokan menuju lift dan aku kembali membereskan mejaku, membawa gelas dan piring kotor ke pantry. Kantor benar-benar sudah sepi, padahal beberapa waktu yang lalu masih bisa dibilang cukup ramai, dan beberapa tempat sudah dimatikan lampunya pertanda tempat tersebut sudah kosong.

Aku bergegas memakai jaket dan menggendong tasku. Untung saja aku tidak sendirian saat di lift, dan setelah sampai di Lobby beberapa orang disana masih menunggu hujan reda.

"Kalo mau beli payung juga indomaraynya jauh ya hmmm..." Gumamku.

"Lama banget turunnya?"

Tiba-tiba jimin muncul tepat di sebelahku. Ia membuka payungnya dan tersenyum padaku.
"Ayo pulang"

Jimin X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang