12. Kucing

70.6K 9.8K 768
                                    


"Elo belum ngomong juga?" tanya Jay sambil mencomot kue cubit di depannya, lalu memakannya. Memandang Hanbin yang duduk di depannya juga sambil mencuwili kue cubit.

"Kayaknya dia nggak bakal buka hati buat gue deh," kata Hanbin menyerah, duduk di lantai koridor.

"Elo sih cacingan."

"Hn. Katain gue aja mulu," sahut Hanbin sewot.

"Lah emang. Elo jangan gatel lagi dah. Walaupun cuma becanda. Kurang-kurangin Bin," kata Jay memberi nasihat dewasa.

Hanbin menelan makanan di mulutnya, "gue udah serius banget, Wan. Kalau nggak mah, dari dulu gue nyerah. Tapi nyerah aja gue gagal."

Jay tersenyum kecut sesaat. Ia memasukkan kue cubit ke mulutnya, sambil memandang ke belakang punggung Hanbin. "Eh, Juwi tuh!" katanya menyebut nama si cantik anak kelas satu.

Hanbin menegak, hampir saja menolehkan kepala. Tapi matanya memandangi ekspresi Jay, lalu tersenyum miring. "HAHA, elo mau ngibulin gue kan?" tanyanya dengan nada kemenangan. "Dah dibilangin gue dah insap!"

Jay memajukan bibir bawah tak percaya, "dia sama Emily njir!" katanya dengan kerlingan meyakinkan. Menyebutkan lagi nama adik kelas cantik yang terkenal lainnya.

Hanbin membulatkan mata, lalu mencuil kuenya dengan cuek. "Bodo ah," katanya dengan gaya tak peduli.

Jay tertawa melihat itu. Ia diam sejenak, lalu menegak lagi. "Bin, Krystal Bin. Nggak lo tegur?" Kali ini nama si kapten cheers yang Jay sebut.

Hanbin mendongak, "ada cowoknya nggak?"

"Nggak ada. Sendirian dia," kata Jay memandangi belakang punggung Hanbin.

Hanbin menegak, kepalanya sudah ingin bergerak ke belakang. Tapi pemuda itu terdiam, kemudian melengos, "Cantikan Lisa ah," katanya dengan cuek meraih kue cubit lagi.

"WOOOOO," Jay langsung bersorak heboh, "elo udah lulus tes!" katanya dengan raut wajah bangga.

Hanbin tersenyum jumawa dengan sombong.

Jay memandang belakang punggung Hanbin lagi. Lalu mengernyit, "woi, Ezra," katanya menggerakkan dagu ke arah pandangnya.

Hanbin mendelik, "terus napa?"

"Sama Lisa."

Kepala Hanbin langsung terputar, melebarkan mata melihat sosok Lisa keluar dari ruang guru bersama Ezra. Keduanya berbicara berdua.

Hanbin menaruh sisa kue cubitnya ke kotak kembali, lalu benar-benar memutar tubuh memerhatikan itu dari jauh. Ia mengernyit, membaca garis wajah Lisa yang menurun dan menyendu. Ezra berbicara serius, lalu menepuk pundak Lisa membuat Hanbin mendelik tak suka. Lisa merunduk lunglai, nampak ingin menangis.

"Woi sorry lama. Kuy!" Suara Yoyo yang berlari mendekat membuat Jay menoleh. Jay mengemasi kotak sisa kue cubit, lalu berdiri.

"Gue nggak ikut," kata Hanbin menoleh sebentar, lalu kembali memandangi Lisa.

"Jangan berani-berani labrak atau tubir lo," ancam Jay serius.

"Ck, iyalah. Ngapain juga," sahut Hanbin agak sewot. "Sana gih duluan."

Yoyo dan Jay saling pandang, tapi kemudian pamit dan pergi. Meninggalkan Hanbin yang masih terus memandangi ekspresi sedih Lisa dari jauh.


**


Lisa berjalan lunglai di koridor sekolah yang sepi itu. Gadis itu menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya pelan mencoba menenangkan diri. Sampai langkahnya berhenti. Ia merapat ke dinding, bersandar di sana. Perlahan kedua lututnya menekuk sampai ia berjongkok. Gadis itu melipat kedua tangan di atas lutut, merunduk dengan wajah melamun sendu.

2A3: That Girl ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang