18. GO ALISA

61.6K 9.6K 347
                                    


Lisa mengembungkan pipi ketika memasuki lapangan. Ia tak sesemangat kemarin menyadari kini posisinya terancam tak ikut serta dalam perlombaan nanti. Lisa berbaris di deretan CG lainnya. Matanya melirik, melihat kerumunan murid kelasnya belum terlihat.

Kemana mereka? Biasanya yang paling heboh menyoraki Marching Band. Apalagi Hanbin. Dia selalu jadi paling depan. Nggak pernah absen untuk nggak meneriakkan nama Lisa.

Lisa jadi makin meredupkan matanya, menyadari kemarin dia sudah mematahkan hati pemuda itu. Mana mungkin Hanbin kembali seperti dulu. Apalagi tadi di kelas Hanbin belum ada menegurnya. Cowok itu nampak sibuk, entah melakukan apa. Dia berkali-kali keluar kelas.


Pemimpin pasukan mulai memberi aba-aba, membuat Lisa bersiap. Berikutnya musik mulai terdengar. Gadis itu mulai melangkah membentuk formasi. Tapi ia tersentak, melihat dari gedung kelasnya berlarian para murid 2A3. Lisa bersyukur kini belum saatnya ia menari, masih mempersilahkan kedua mayoret melakukan atraksinya.

Mata Lisa melebar dengan mulut terbuka perlahan. Para teman kelasnya segera menuju ke depan bangunan aula sekolah. Berdiri di anak tangga sambil mengacungkan kertas karton di tangan mereka.


'LISA SEMANGAT!'

'GO ALISA!'

'LISA I LOVE YOU'

'ALISA VERANDA THE BEST DANCER'

'ASEK ASEK JOS LISA'

'ALISA NUMBER ONE'

'VOTE FOR ALISA'


Dan berbagai banner lain yang bukan hanya membuat Lisa melongo tapi juga hampir satu sekolah memerhatikan itu.

Ketukan bass terdengar membuat Lisa mengerjap dan tersadar. Gadis itu mulai menari secara otomatis begitu saja. Membuat teman-teman di sampingnya yang masih melongo terkejut dan segera mengikuti walau agak kewalahan karena ketinggalan ketukan.

"LISA FIGHTINGGG!!!" teriak Rosi nyaring, sudah berdiri di atas kursi. Yang lain membantunya menyoraki gadis tinggi itu yang mengayunkan benderanya dengan lihai.

Lisa menoleh. Senyumnya melebar begitu saja.

"Eh, kok elo sih yang megang ini?" celetuk Yoyo menunjuk Haylie, membaca spanduk kecilnya bertuliskan 'LISA I LOVE YOU'. "Nggak keliatan kalau elo mah."

Mendengar itu Haylie langsung mengerecutkan bibir, "NIH! AMBIL NIH!" amuknya mendorong kertas itu pada Yoyo.

Yoyo mencibir kecil, lalu menarik Hanbin yang sedari tadi sibuk mengoordinir teman-temannya. Dengan paksa, Yoyo menyuruh Hanbin memegang itu membuat mata Hanbin melebar. Yoyo mendorong Hanbin sampai berdiri paling depan, kemudian mengangkat tangannya menaikkan kertas karton tersebut.

"GO LISA GO!!!" teriak Yoyo membuat Hanbin makin panik.

Lisa menoleh, melebarkan mata langsung membaca tulisan di tangan Hanbin.

"Ah apa sih," protes Hanbin memukul Yoyo dengan karton tersebut.

"Elahh lo sekarang punya malu?" balas Yoyo menyindir.

"Gue udah ditolak anjeng."

"Kemaren-kemaren juga lo dah ditolak, elonya aja nggak mau ngaku," sahut Yoyo membuat Hanbin terdiam. "Dah. Ini juga ide lo. Tunjukinlah perjuangan lo! Jangan diem mulu, bego."

Hanbin mencibir sebal, mau tak mau kembali menoleh pada Lisa yang kembali menarikan bendera panjangnya. Kini teman-teman di belakang Hanbin makin ramai menyoraki mereka.

Wondi melewati depan aula. Walau harus mengikuti formasi, cowok ganteng itu masih sempat memerotes dan berhenti. "Kok gue nggak disemangatin juga?!" protesnya sebal.

"Elahh lo kan beda," sahut Hanbin sewot, "dia jadi cadangan doang. Udah sana pergi!"

Wondi memanyunkan bibir, kemudian segera berlari untuk mengikuti formasi dengan bass di gendongannya.

"Yang beda si Wondi apa Lisa?" goda Jane yang tahu-tahu di samping Hanbin membuat Hanbin terlonjak.

"Apasih lo," sahut Hanbin ketus dan malu. "Diem aja."

Jane menyipitkan mata tak terima. Gadis itu lalu menoleh pada Lisa, "LISA SEMANGAT YA!!! HANBIN SAKIT LAGI KALAU ELO NGGAK SEMA-hmmpptttttt..."

Hanbin dengan sebal membekap mulut gadis itu dan menariknya masuk ke kerumunan 2A3 yang malah menyoraki ucapan Jane dan mendukungnya.

Lisa tak bisa menahan tawa. Gadis itu mencoba fokus pada mayoretnya, tersenyum tertahan dan terus menari. Pipinya bersemu sudah. Kini sepertinya ada lampu khayalan tersorot padanya saja membuat orang-orang kini lebih memerhatikan Lisa ketimbang anggota drumband lain. Sorakkan dari teman kelasnya membuat gadis itu jadi pusat perhatian. Seperti pasukan cheerleader dadakan, kelas 2A3 tak henti-hentinya menyoraki Lisa.

Padahal Lisa lagi nari drumband, bukan tanding bola.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2A3: That Girl ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang