Lisa mengembungkan kedua pipinya. Yang sampai sekarang masih terasa memanas dan merona. Gadis itu tak tenang sedari tadi. Ia mengikat tinggi rambutnya, mengibas-ngibaskan tangan dan berkali-kali meraba pipinya sendiri, memastikan suhu tubuhnya masih normal.
Matanya melirik ketika para murid 2A3 mulai datang dari istirahat ketika bel berbunyi. Lisa agak mengerjap ketika sosok Hanbin datang bersama Jevon dan Bobi. Pekikan Haylie yang mengumumkan bahwa sekarang classmeeting membuat kelas rusuh seketika. Beberapa murid memilih keluar kelas, apalagi ada info hari ini para alumni datang untuk mengambil ijazah. Lisa awalnya ogah-ogahan tapi mau tak mau menurut karena Rosi menariknya paksa.
Siang itu istirahat jadi lebih panjang dari biasanya. Lapangan diisi para murid sedang bermain basket. Kantin juga lumayan penuh. Sementara 2A3 banyak memilih nongkrong di depan kelas yang memang berhadapan dengan lapangan.
Lisa berdiri di samping Rosi yang sedang memerhatikan Junaid bermain di lapangan. Gadis itu agak melirik, mencari-cari dimana Hanbin berada. Dan ketika menemukan Hanbin sedang duduk di tangga pinggir lapangan, gadis itu tak sadar jadi memerhatikannya lekat.
"WOOOOO!" sorakkan Rosi membuat Lisa terkejut dan tersadar. Temannya itu sedang menyoraki Junhoe yang gagal memasukkan point.
"JUN YANG FOKUS DONG JANGAN MIKIRIN GUE MULU!" teriak Rosi tanpa malu membuat Jevon di sampingnya menjitak gadis itu.
Junaid juga ikut menoleh, melotot mengancam. "Diem lo!" ancamnya sebal. Rosi malah memeletkan lidah mengejek.
Lisa menghela nafas saja, tak peduli banyak. Ia menoleh lagi pada Hanbin, tapi terkejut ketika cowok itu sedang menyahuti celetukan Rosi tadi. Membuat Hanbin malah jadi membalas tatapannya. Lisa tergagap, segera mengalihkan wajah merasa malu dipergoki begitu.
Suara riuh membuat trio; Lisa, Rosi, dan Jevon yang berdiri di dinding pembatas koridor menoleh. Mereka mengangkat alis terlihat para alumni mulai terlihat.
"Eh, itu sepupunya Hanbin kan?" tanya Rosi menunjuk cowok beralis lebat yang sibuk bertos ala bro dengan Bobi dan yang lain.
"Ho. Si Nino," jawab Jevon diam-diam mendelik melihat Nino menegur Jane. "Woi, No!" panggil Jevon membuat Nino jadi menoleh.
Nino tersenyum menyeringai, "cewek lo?" tanyanya mengacungkan telunjuk pada Jane di sampingnya. Jane dengan sebal menepuk tangan cowok itu.
Jevon jadi memilih mendekat, "lah kok kalian saling kenal?" tanyanya bingung.
"Jane fans gue, Von," jawab Nino penuh percaya diri.
Jane hanya mengerling, memilih mendekat pada Jevon karena mengerti kekasihnya itu cemburu kecil.
"Kita kemaren ikut tim sukses yang sama, sempet ketemuan juga," jawab Nino akhirnya menjelaskan.
"Ha? Tim sukses?" Jevon menoleh pada Jane, meminta penjelasan.
"Diem lo anjir!" Tiba-tiba dari belakang Nino sudah muncul sosok pemuda yang menepuk kepala cowok itu. Hanbin dengan sebal mendecih pada kakak sepupunya itu. "Kemaren mereka tim promo brownies nyokap gue!" katanya melanjutkan, apalagi melirik cewek tinggi di samping Rosi memerhatikan mereka.
Yoyo yang duduk di bangku depan kelas menertawai itu. Nino jadi menoleh, lalu mengerling jahil melihat sosok Hanna duduk di samping Yoyo.
"Eh, lo yang namanya Hanna, kan?" tanya Nino menunjuk Hanna, memang sering melihat wajah itu di akun sosmed Yoyo. "Gimana? Yoyonya udah nembak?"
Yoyo langsung melotot dan mengumpat, sementara Hanbin dan Jane malah tertawa puas bersama Nino.
"Lo mending pergi aja sana," usir Yoyo sebal. Sementara Hanna di sampingnya jadi meringis salah tingkah pada Nino yang malah makin heboh.
Rosi yang memandangi itu jadi mengernyit, "kok mereka kayak segeng gitu ya?" tanyanya pada Lisa yang juga memerhatikan dari jauh.
Lisa mengedikkan bahu, "entahlah. Tadi bilang tim sukses tim sukses apa gitu," jawabnya mengerutkan kening tak mengerti.
"Ha? Emang siapa yang mau nyalon?" tanya Rosi polos.
"He Valentino Rosi!"
Kerutan di dahi Rosi langsung hilang, jadi mendelik menoleh pada pemuda jangkung di pinggir lapangan yang berkacak pinggang menatapnya.
"Kantin yuk. Haus," ajak Junaid yang sudah berkeringat.
Rosi merapatkan bibir, "ikut Lis?" tanyanya menoleh pada Lisa.
"Nggak ah. Nanti jadi obat nyamuk," tolak Lisa mencibir.
Rosi tertawa, "makanya, cepet dor si Hanbin," godanya membuat Lisa melotot. Belum juga Lisa mencubit Rosi, gadis itu sudah berlari kabur segera mendatangi Junhoe.
Lisa yang ditinggalkan Jevon dan Rosi jadi menghela nafas. Gadis itu berbalik, lalu berjalan memasuki kelasnya.
Tak sadar tatapan Hanbin sedari tadi memerhatikan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: That Girl ✔ ✔
Novela JuvenilSeries Ketiga #2A3Series - Torpe (n) a man who is desperately in love with a woman, but cannot admit his feelings or approach her Philophobia (n) the fear of falling in love - [ Cerita sudah pernah dipublikasikan dari tanggal 12 Juli 2016 sampai...