"Lis." Jevon menarik-narik ujung sweater hijau tentara Lisa, membuat gadis itu mendecak dan melirik tajam. Mereka sudah merapat ke pintu studio yang dibuka. Sedari tadi temennya satu ini sudah memelas-melas minta bantuan.
"Rosi aja ah," tolak Lisa berbisik pelan.
"Ah. Lisa mah. Inikan Hanbin," kata Jevon kini sok manyun memelas.
"Bodoamat anjir," balas Lisa ketus, "emang kalau Hanbin kenapa!?"
"Biasanya dia maunya sama lo Lis," kata Jevon masih menarik-narik ujung sweater Lisa.
Lisa menggeram kesal, "sok imut lo," ejeknya sebal, kemudian melangkah pergi menjauhi Jevon yang mencibir pelan.
Mereka menaiki tangga deretan bangku bioskop. Jevon terus menatapi punggung Lisa, memberi telepati bantuan. Sampai bibirnya tak tahan untuk tidak tersenyum lebar melihat Lisa menarik lengan Hanbin begitu saja tanpa banyak kata.
"Tumben," sindir Hanbin pelan ketika Lisa menundukkan pemuda itu lalu duduk di sampingnya.
"Elo tuh ganggu Jane Jevon mulu," balas Lisa melotot kecil.
Hanbin mendelik, "apaan sih. Kagak kok. Jane aja nggak baper."
"Jane nggak baper Jevonnya iya!" sahut Lisa kembali melotot. "Udah duduk sini aja. Nggak usah kecentilan lo."
Hanbin mencibir, kemudian menggerakkan kepala ke sampingnya. Jay, Jesya, Yena, Hanin, disusul Miya dan Juan duduk berderet. Membuat Hanbin mengernyit dan melirik ke deretan bawah. Ia mengangkat alis melihat Jane didorong pelan Haylie agar duduk di samping Jevon.
"Lis, Lis," panggil Hanbin mencolek Lisa membuat Lisa menoleh. "Kalau Jane sama Jevon belum jadian juga, gue boleh nyelip nggak?" celetuknya dengan wajah jenaka.
"Bacot," umpat Lisa langsung menoyor keras Hanbin agar menjauh.
Hanbin tertawa meringis, kemudian membenarkan posisi agak merapat ke gadis itu. "Eh, dingin ya," celetuknya lagi, belum mau diam. "Dingin banget."
"Namanya juga bioskop, bege," sahut Lisa kini sibuk merendahkan cahaya hape dan mengganti mode hening.
Bobi di depan mereka berbalik menoleh, "Lis, kode mau dipeluk," celetuknya menggoda membuat Lisa mendongak dan melotot.
"Hehe. Tau aja."
Gadis itu langsung menoleh dan makin mendelik. Segera melayangkan tabokan di kepala Hanbin membuat Bobi menertawai itu.
"Kenapa sih lo tuh kasar banget sama gue?" protes Hanbin jadi sebal dan menegakkan tubuh, "udah nggak peka, cuek, jutek, galak, bringas, kasar-"
"Berisik lo," potong Lisa menjulurkan tangan langsung menutupi mulut Hanbin yang berkicau. Ia mendorong pemuda itu sampai merapat ke kepala kursinya.
Hanbin mencibir ketika Lisa melepaskan tangannya. Walau ia yakin kini wajahnya terlihat bodoh karena belagak cemberut tapi ingin tersenyum lebar karena merasakan telapak tangan Lisa menempel pada bibirnya.
Ah sial.
Emang kalau suka sama orang itu efeknya lebay ya?
Atau emang karena ini Lisa?
**
Hanbin memekik nyaring, membuat Lisa refleks ikut memekik.
"Goblog anaknya serem banget anjir kayak adek gue!" kata Hanbin heboh ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: That Girl ✔ ✔
Novela JuvenilSeries Ketiga #2A3Series - Torpe (n) a man who is desperately in love with a woman, but cannot admit his feelings or approach her Philophobia (n) the fear of falling in love - [ Cerita sudah pernah dipublikasikan dari tanggal 12 Juli 2016 sampai...