1. Introvert Men

13.7K 516 3
                                    

Mozza memperhatikan pacarnya yang sudah sejak 30 menit yang lalu, tenggelam dalam dunianya sendiri. Dunia dimana hanya ada dia dan buku-bukunya. Dunia yang nggak akan pernah bisa Mozza masuki. Yah..., inilah resiko yang harus Mozza hadapi ketika dia memutuskan untuk berpacaran dengan seorang Fillan, cowok kutu buku yang nggak hangat sama sekali. Dia harus siap dinomerduakan dengan sebuah buku. Fillan adalah mahasiswa semester 5 jurusan hukum yang pinternya luar biasa.

"Kamu nggak capek belajar terus dari tadi, hmm?" tanya Mozza.

Fillan menoleh pada Mozza sambil membetulkan kacamata minusnya yang sedikit turun. "Bentar, yah. Dikit lagi selesai," jawab Fillan, dengan nada yang lembut banget.

"Oke," Mozza tersenyum pasrah.

Melarang Fillan sama aja dengan membuktikan bahwa dirinya egois. Mozza nggak mau menjadi cewek yang nggak bisa ngerti kondisi cowoknya. Sejak awal sebelum menerima Fillan sebagai pacarnya, Mozza udah tau apa resikonya, jadi ya terima aja.

Bian melirik Fillan dengan mata yang cukup kesal. Lalu melirik Mozza dengan tatapan yang bete. Bian adalah sahabat Mozza sejak kecil. Tapi sampai detik ini, Bian nggak pernah bisa ngerti kenapa Mozza sampai bisa bertahan pacaran dengan cowok yang aneh seperti Fillan sampai hampir setahun. Bagi Bian, Mozza dan Fillan itu nggak cocok, berbeda karakter, sifat, serta visi dan misi.

Berbeda dengan Zie, sahabat Mozza yang satu ini justru sangat mendukung hubungan keduanya lantaran dianggapnya unik. Menurut Zie, dalam sebuah hubungan itu memang dibutuhkan suatu perbedaan, biar hubungan itu nggak monoton. Walau sebenernya, Zie sendiri tipe cewek yang pilih-pilih, dia mana mau sama cowok yang menurutnya nggak selevel dengan dia.

Mozza dan Fillan memiliki karaktek yang bertolak belakang 180 derajat. Seperti ini:

→Mozza adalah cewek cantik yang populer di sekolah. Fisiknya bisa dikatakan sempurna. Jabatannya sebagai penyiar radio sekolah, membuatnya semakin memiliki NAMA. Banyak banget cowok yang berharap bisa pacaran sama dia. Tapi Mozza bukan tipe cewek yang mudah dideketin, dia jutek dan kalo lagi marah bisa meledak-ledak.

→Fillan sendiri sebenernya ganteng, tapi kurang percaya diri. Dia sama sekali nggak populer di kampusnya, soalnya Fillan nggak begitu eksis. Kerjaannya cuma di perpustakaan. Tipe penyendiri akut. Sangat serius sehingga nggak punya senses of humor sama sekali. Sangat sabar, nggak pernah marah. Untuk menggambarkan Fillan secara simple, kita bisa menyebutnya sebagai, Introvert Man.

Anehnya, dua karakter yang berbeda ini bisa bertahan hampir 1 tahun dalam sebuah hubungan long distance relationship antara Jakarta dan Bandung. Nggak pernah berantem sama sekali. Mempunyai tingkat saling percaya yang sangat tinggi. Padahal mereka jarang berkomunikasi. Jarang ketemu lantaran Fillan cuma pulang 2 bulan sekali.

"Mozz, lo nggak coba pengen buat perubahan apa gitu?" tanya Bian dengan nada pelan, tanpa sepengetahuan Fillan. Zie ikut menatap Bian dengan penasaran.

"Maksudnya?" tanya balik Mozza.

"Hubungan lo sama Fillan."

"Gue nggak ngerti maksud lo."

Bian menghela nafas. Lalu dia lebih mendekatkan diri pada Mozza. "Gini ya, lo sama Fillan kan jarang ketemu. Seharusnya, moment-moment kayak gini kalian manfaatin buat berduaan, kangen-kangenan, candle light dinner kek, atau apalah yang selayaknya orang pacaran."

Zie melirik Mozza yang langsung diem begitu mendengar semua celotehan Bian. Zie tau persis perasaan Mozza saat ini. Sejujurnya dia juga nggak nyalahin Bian, sahabatnya itu bener. Seharusnya ada perubahan dalam hubungan Mozza dan Fillan yang kelewat kaku seperti sekarang.

Awkward Moment's (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang