THIS IS A LONG CHAPTER, SO ENJOY, GUYS! XX
***
Kelly's POV
Well, sekarang aku sedang duduk menunggu Zayn di tempat gelap dan hanya ditemani sebuah lampu yang cahayanya redup.
Aku menatap kesekeliling. Berharap bahwa tidak ada satu makhluk pun yang melihatku. Karena itu akan menimbulkan dampak yang berbahaya. Sangat berbahaya.
Dalam hati aku selalu berdoa kalau Zayn akan segera kembali dan menyelamatkanku dari ketakutan ku yang saat ini sudah tidak bisa kubendung lagi. Sungguh, aku ingin kembali ke tubuhku kembali. Namun aku takut Zayn akan marah denganku.
Ini gila!
Sudah lama Zayn tidak kembali. Aku juga tidak tahu Zayn itu pergi kemana. Yang jelas, ia menyuruhku untuk menunggu disini. Well, aku berharap Zayn tidak akan melakukan apa-apa.
Aku yakin Zayn tidak akan melakukan apa-apa. Aku yakin. Aku yakin.
Zayn tidak akan melakukan apa-apa, Kelly. Jadi, tenanglah. Zayn adalah orang baik. Bukan orang jahat.
Astaga! Bisakah ketakutanku ini berkurang sedikit saja?! Sungguh aku sudah tidak tahan lagi berada disini tanpa Zayn!
Namun, jujur. Aku takut sendirian disini tanpa sosok Zayn di sampingku. Ia sudah seperti separuh jiwaku ketika aku melakukan projek astral.
Aku sendiri masih tidak mengerti mengapa aku bisa melakukan projek Astral hingga sejauh ini. Awalnya, aku hanya terbiasa melakukan lucid dream. Namun, tiba-tiba saja aku bisa melakukan projek Astral seperti ini.
Aku mencari beberapa artikel tentang Astral Project di internet. Awalnya aku tidak percaya dengan orang-orang yang bercerita tentang pengalaman mereka saat sedang melakukan projek Astral. Namun setelah aku coba, ternyata mereka bukan pembohong.
Ini semua nyata.
Lebih nyata daripada yang aku bayangkan.
Ini adalah ke-11 kalinya aku melakukan projek Astral. Well, memang kalau melakukan projek astral saat pagi itu lebih baik. Namun, aku lebih sering melakukannya saat malam. Karena, saat pagi hari aku harus sekolah. Dan aku hanya mempunyai waktu saat malam tiba.
Aku bertemu dengan Zayn saat aku melakukan projek astral-ku yang ke-2 kalinya. Saat itu, aku sedang berjalan mengelilingi bagian luar rumahku, hingga aku menemukan dia sedang mengerang kesakitan dengan darah bercucuran di wajahnya.
Awalnya aku takut dengannya, namun saat ia meyakinkanku bahwa ia akan menjagaku agar aku tetap baik-baik saja, aku menjadi percaya dengannya.
Ini semua terasa mimpi.
Namun, jika biasanya aku bermimpi lalu aku terbangun dan seluruh ingatanku tentang mimpiku menghilang, yang ini tidak.
Meskipun aku berusaha hingga aku amnesia, ingatanku tentang apa yang aku lakukan saat melakukan projek astral sangatlah tidak bisa aku hilangkan.
Zayn.. Sosok laki-laki yang berbeda dari khayalanku.
Daridulu, aku selalu menganggap bahwa seluruh makhluk halus itu jahat. Sangatlah jahat pada manusia. Namun ternyata Zayn tidak. Bahkan keluarganya juga tidak. Well, meskipun keluarganya selalu memandangku dengan dingin.
But it's okay. Selama Zayn masih ada di sebelahku. Itu sama sekali bukan masalah yang besar maupun penting.
Aku terus-terusan memikirkan sosok Zayn. Meskipun ia seram karena mempunyai luka goresan pisau diwajahnya. Namun, sedikit demi sedikit, sosok Louis mulai tergantikan oleh Zayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
MSS [1] : Astral Project || AU
Fanfiction[COMPLETED] MSS = Midnight Stories Series. *** Pernahkah orang tua kalian berkata "Jangan pernah berbicara kepada orang asing. Itu berbahaya." ? Pernahkah orang tua kalian berkata "Jangan percaya pada orang yang baru kau kenal" Jangan mudah percaya...