Part 2 Murid Baru, Teman Baru

12 1 0
                                    

Warning :
Banyak Typo bertebaran dan kalimat Eyd yang berantakan mohon pengertiannya :D

***

Suara dentuman musik menggema hingga terdengar sampai ke luar rumah.
Karena dirumah sedang tidak ada orang, Gia dengan bebas mendengarkan musik sesuka hatinya.

Ibu dan ayahnya Gia sedang pergi ke luar kota hingga malam nanti baru pulang.
Gia tidak memiliki seorang kakak karena ia adalah anak tunggal.

Terkadang Gia akan sangat merasa kesepian jika di tinggal sendirian dirumah, maka dari itu yang dilakukan untuk mengatasi kejenuhan nya, adalah mendengarkan musik dengan suara yang volumenya sangat tinggi.

Gia tidak akan pernah memikirkan apakah tetangga nya yang di seberang itu ke berisikan, yang penting dia sangat puas bisa mendengarkan lagu kesukaannya.

Lain halnya dengan Gia yang mendengarkan lagu, Eza sedang seriusnya belajar buat ujian Nasional nanti.
Maka saat mendengar suara musik yang sangat berisik dari arah seberang rumahnya, pecah sudah konsentrasinya.

Eza mengumpat dan mengomel.
"Ngapain sih tu anak dengerin lagu disiang bolong gini, ini waktunya orang istirahat.
sambil membereskan buku-bukunya ia melangkah keluar untuk menemui sang empunya untuk memberikan pelajaran.

Tok tok tok...
Assalamualaikum...
Nggak ada sahutan dari dalam, Eza akhirnya langsung membuka pintunya dan nyelonong masuk kedalam rumahnya Gia.

Eza hapal betul kebiasaannya Gia kalau sudah dengerin musik dengan volumenya yang tinggi, itu tandanya orang tua Gia sedang tidak ada dirumah.

Dan Eza akhirnya yang selalu turun tangan untuk menegur Gia untuk mengecilkan volumenya agar tidak membuat tetangganya tergganggu.

Clekkk.....
Pintu kamar terbuka, Eza hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat keadaan kamar yang berantakan.

Bantal dan selimut sudah berserakan dilantai, dan sang pemilik kamar yang tak lain adalah Gia sedang bernyanyi di atas kasur sambil berloncatan persis seperti orang gila.

Eza lalu mematikan salon dan mengeluarkan cd dari dvd player . Ketika Eza berbalik Gia sudah siap dengan kemurkaan nya.
Sebelum Gia sempat berbicara Eza menyela duluan.

"Gia, kamu tahu kan sekarang ini waktunya orang istirahat jadi harusnya kamu nggak dengerin musik keras-keras begitu."

"Nggak usah marah, dari pada kamu gangguin orang seperti itu lebih baik sekarang kita jalan-jalan ke sungai yang biasa.

"Nanti pulangnya aku traktir eskrim deh,gimana mau nggak ?"

"Boleh sih, tapi nanti pas pulang nya aku digendong lagi yah seperti kemarin."

"Ok terserah"
dengan berat hati Eza mengiyakan permintaan Gia.

" kamu ini dasar ya, dikasih hati malah minta jantung."

Gia tidak mengerti dengan jawaban ambigu yang Eza lontarkan, maka akhirnya Gia bertanya lagi :

"Maksudnya hati dan Jantung apa, kan Gia mintanya digendong bukan minta hati sama jantung."

"Ckckk... susah banget ngomong sama kamu tuh ya, lebih baik sekarang kamu diamkan mulut kamu yang cerewet itu terus kita ke sungai sekarang ntar ke sorean lagi ."

Hari sudah mulai gelap, menandakan waktu malam telah tiba.
Gia dan Eza baru aja pulang dengan Gia yang digendong dipunggung nya.

Ketika mengantarkan Gia kerumahnya, mobil orang tuanya Gia sudah terparkir di halaman depan.

"Assalamualaikum...
Ucap Gia dan Eza berbarengan.

"Waalaikumsalam..."
Ucap suara sahutan dari dalam, tak lama sang Mama Gia membukakan pintu dan mempersilahkan Gia dan Eza untuk masuk.

"Dari mana aja Gia," tanya sang papa yang sedang duduk sambil menonton televisi.

Bukannya menjawab Gia malah menolehkan mukanya kearah Eza yang duduk disampingnya. Memberikan kode kepada Eza , yang harus menjawab kamu.

"Tadi saya dan Gia habis pergi jalan-jalan keluar sebentar Om, sekalian nemanin saya buat cari udara segar soalnya pikiran saya lagi mumed gara-gara belajar terus."

"Oh gitu nak Eza, yah baguslah dari pada Gia dirumah. Biasanya kan kalau tidak ada kami dirumah Gia akan mendengarkan musik di kamarnya dengan volume yang cukup keras."

"Uhukk..."
Gia yang sedang minum sambil menikmati acara televisi langsung tersedak mendengar ayahnya berbicara.

Mama,papa, serta Eza yang mendengar suara orang tersedak langsung menoleh secara bersamaan kearah Gia.

"Kamu kenapa Gia ?"
Tanya Mama Gia.

"Nggak apa-apa ma, tadi nonton nya serius betul sambil minum juga tadi , jadi keselek pas iklan muncul tiba-tiba."

Mereka pun melanjutkan obrolan mengenai banyak hal. Hingga waktu sudah agak malam Eza berpamitan kepada orang tua Gia untuk pulang.sedangkan Gia hanya menatap malas acara pamitan yang terlalu lebay menurutnya.

Eza mendekati Gia, kemudian mengacak-acak rambut Gia seraya berpamitan pulang.

"Aku pulang dulu yah Gia, nanti besok aku jemput seperti biasa ya."

"Iya bawel, hus hus.... pulang sana kembali ketempat asalmu."

Sambil mendorong Eza keluar dari rumahnya Gia menambahkan :

"Padahal ya rumahnya Eza itu cuman diseberang aja tapi gaya sok pamit nya kayak orang yang rumahnya jauh."

Orang tua Gia yang menyaksikan kelakuan anak perempuan nya dan anak tetangga nya itu Hanya tersenyum kemudian melangkah masuk kedalam meninggalkan Gia dan Eza yang masih didepan pintu.

Keesokan harinya disekolah, semua murid SMA Prasetya Budi luhur berlarian untuk memasuki kelas mereka masing-masing dikarenakan bel pertanda masuk yang telah berbunyi.

Gia yang saat ini sedang duduk dikelas mengernyit heran melihat semua teman-teman dikelasnya pada kasak-kusuk tidak jelas seperti itu.

Akhirnya pertanyaan Gia terjawab ketika Bu guru Kimmy masuk ke kelas diikuti seorang cowok yang memakai seragam baru SMA sama seperti dengannya.

"Perhatian semuanya kita kedatangan murid baru hari ini, silahkan perkenalkan diri kamu didepan."

Murid baru itu melangkah ke depan, disertai senyuman mautnya ia lalu mulai memperkenalkan dirinya.

"Halooo,semuanya .
Nama saya Irsan Aditama.
Nama panggilan saya Tama.
Senang bertemu dengan kalian semua."

Semua perempuan yang ada dikelas Gia, meleleh melihat senyum manis dan mendengar suara dari seorang cowok yang tampan mempesona itu tak terkecuali Gia yang biasa saja melihatnya.

Bel pertanda istirahat berbunyi, Gia bergegas keluar menuju kelas
12 IPA 1 yang merupakan kelasnya Eza.

"Eza... aku lapar, ayo cepat ke kantin."
Sambil menarik tangan Eza untuk berjalan mengikutinya ke kantin.

Saat sedang asyiknya mengobrol berdua dengan Eza sambil menikmati bakso yang sangat enak luar biasa, tiba-tiba mereka menengok ke arah suara berasal karena mendengar orang berbicara didepannya.

"Hai Gia, boleh nggak aku gabung sama kalian makan di meja ini soalnya semua meja lagi penuh."

Gia yang melihat ternyata orang yang telah menyapa mereka berdua adalah si murid baru itu,langsung membolehkan Tama untuk duduk bersama mereka.
Sedangkan Eza dari tadi memperhatikan si murid baru yang tidak dikenalnya itu.

Jangan Lupa untuk vote dan komen ya, karena bagi saya itu sangat beharga sekali.

Dia Untukku, Bukan Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang