Healing Me!

34 0 0
                                    

Pagi ini aku menurunkan semilir angin dingin di setiap penjuru desa dan hutan. Sedikit bermain-main dengan menjatuhkan salju-salju yang bertengker di atas dahan pohon, sementara aku terbang menuju belahan dunia untuk melaksanakan rutinitasku. Tapi sebelum itu aku sempat melakukan kesenangan kecilku di desa, tentu, menebarkan sihir beku milikku di setiap jendela-jendela rumah, serta membekukan beberapa tong berisi air. Ada sebagian penduduk yang menggerutu bahkan ada yang berteriak frustasi ketika mengetahui tong air mereka membeku, yang biasanya mereka gunakan untuk mandi dan merebus air. Hahaha... maafkan aku, air itu tidak akan membeku selamanya. Aku rasa wajar kalau mereka mengerutu dan berteriak, aku memang jahil sekali, maksudku... aku membekukan air itu tanpa diketahui tepat saat mereka akan menggayung untuk dihangatkan sebagai air mandi mereka pagi ini. Aku juga menyempatkan diri untuk melihat keadaan Emilia. Benar, lady itu menderita sebuah penyakit. Tapi aku sangat mengagumi semangatnya untuk bisa tegar, ketika aku mengintip di balik jendela kamarnya, ia disuruh oleh Mrs. Overland untuk meminum butir-butir obat di dalam cawan kayu dan agaknya sang Lady enggan untuk meminumnya.

"Tidak, Madam! Rasanya pahit dan aku tidak mau meminumnya!" tolaknya ngeri sambil menjauhi beberapa butir obat yang disodorkan ke arahnya.

"Ini cuma ditelan, Sayang, tidak akan ada rasanya, yah... kamu akan merasakan sedikit pahitnya, tapi hanya sedikit... lagi pula kamu meminumnya bersama minuman madu," ujar Mrs. Overland mendekati Emilia yang berlarian di dalam kamar.

"Tidak mau!" tolak sang Lady dan berjalan cepat ke arah jendela di mana aku memperhatikan mereka dari sana, Emilia dengan tegas membalikkan badannya menghadap Mrs. Overland kembali.

"Emilia bisakah kamu membuat ini menjadi lebih mudah, hmm? Kamu tahu sarapan pagi tidak mungkin terhidang di atas meja secara ajaib," tutur Mrs. Overland mendesah lembut memandangi Emilia yang membelakangiku.

"Tidak mau! Madam bisa melanjutkan memasaknya dengan nenek dan Steven, nanti aku akan meminumnya juga dan... sangat terpaksa," cemberut Emilia sambil berbalik menghadap jendela, aku terkikik melihat wajahnya yang merengut seperti anak kecil.

Aku melihat Mrs. Overland memutar bola matanya dan menggeleng pelan melihat tingkah Emilia yang seperti anak kecil. "Emilia..." ia berjalan mendekati Emilia dan menyodorkan obat itu, Emilia berpaling menghadap Mrs. Overland kemudian terdiam sesaat dan mendesah pasrah.

Mrs. Overland tersenyum, "Kamu tahu Emilia, kamu sama saja dengan putraku, ingat tidak ketika ia demam, ia juga merengut seperti bocah ketika disuruh meminum obat..."

Aku melihat Emilia tersenyum geli, ternyata putra Mrs. Overland juga sama saja, "Hihi... tentu saja, Madam, sangat ingat..." aku mendengar Lady itu tertawa tertahan, oh aku tidak menyadarinya, ia punya lesung pipit di pipi kiri, "ia bahkan berniat untuk kabur."

"Ya aku tahu, kita memergokinya..." kata Mrs. Overland tertawa kecil.

Tidak berapa lama terdiam, mereka tertawa keras bersama. Aku rasa mereka mentertawakan tingkah pria yang dicintai Emilia. Lesung pipit Lady itu sangat menawan, menghiasai wajahnya yang cantik, memiliki jiwa yang polos dan murni. Pria itu beruntung dicintai oleh Emilia.

Mrs. Overland menyodorkan kembali obat itu tersenyum membujuk, Emilia hanya mendesah dalam kemudian ia membalas dengan senyum sambil menerimanya.

"Pastikan kamu meminumnya," ingat Mrs. Overland sebelum melangkah meninggalkan Emilia, kemudian membuka pintu dan berlalu tanpa menunggu jawaban dari Emilia.

Lady itu memandangi obatnya dengan lesu, ia meletakkan cawan yang ada beberapa butir obat beserta gelas berisi minuman madu di kusen jendela. Lalu ia membuka jendela sementara aku mundur untuk memberi ruang pada daun jendela. Ia menggeser kursi yang berada di sudut ruang dan duduk di sana, di depan obatnya.

Memorial in Burgess VillageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang