*Di Spanyol*
Dendhi masih terdiam di tempat, ia masih meratapi mayat sahabatnya itu, Michelle hanya menepuk pundak Dendhi pelan dan berulang-ulang, sepertinya ia tahu betapa perih nya kenyataan ini bagi Dendhi. Lalu handphone yang tadinya di pegang oleh Rafles berdering.
Veranda : Raf, aku kehilangan kontak dengan helicopter yang di kirimkan oleh Pemerintah Spanyol
Dendhi : Sorry Ve, but Rafles is gone, Rafles sudah meninggal.
Veranda : Apaa?? Jangan bercanda, tiga jam yang lalu dia masih hidup
Dendhi : terserah kamu mau percaya atau nggak, tapi berusan aku liat Chris, dan dia yang bunuh rafles dengan cara menyuntikkan Vaksin itu ke tubuhnya Rafles, entah dapet dari mana dia vaksin itu, yang jelas dalam waktu sekitar lima belas menit, dia udah berubah jadi mahkluk aneh, aku terpaksa nembak dia, kalo nggak aku tembak, posisi ku sama Michelle bisa dalam bahaya.
Veranda : apa posisimu jauh dari mayatnya Rafles?
Dendhi : nggak.
Veranda : kamu bisa nggak kirim foto mayatnya Rafles, aku akan coba analisis virus apa yang menginfeksi dia, tapi sebelum itu bisa nggak kalau aku ngomong sama Michelle.
Dendhi lalu memberikan Hp nya pada Michelle
Veranda : Halo Michelle, kenalin. Aku Veranda. Panggil aku Ve. Aku staff Badan Keamanan Nasional.
Michelle : halo kak Veranda. Nama ku Michelle, aku kangen sama papa, aku pengen nelpon sama papa.
Veranda ; sabar Michelle, papa kamu lagi dalam perjalanan balik ke Jakarta, setelah landing, dan ke sini, pasti kamu bakal di telpon sama papa kamu.
Michelle : makasih kak
Lalu ia memgembalikan Hp itu ke Dendhi
Veranda : Den, singa dalam perjalanan kembali ke kandang (nama samaran untuk Ibu kota negara), setelah nanti singa mendarat di kandang, kita akan menyusun rencana pemyelamatan untuk membantu kamu dan Michelle keluar dari desa itu.
Dendhi : ooh.. oke Ve, aku bakal ngelanjutin perjalanan
Dendhi langsung mematikan panggilan di Hp nya
"ayo lanjut" ajak Dendhi kepada Michelle, yang di balas oleh anggukan pelan oleh Michelle
Mereka berdua berjalan terus menyusuri tanah lapang itu. Dari jauh mereka melihat seperti reruntuhan helicopter, mereka yang penasaran mendekati reruntuhan itu. Michelle hanya menutup mulutnya,
"Seperti nya ini jemputan kita tadi" kata Dendhi.
Mereka kembali meneruskan perjalanan, tak jauh dari reruntuhan ada sebuah pintu, yang ternyata terdapat retina scanner untuk membuka pintu itu.
"Sekarang apa lagi kak?" keluh Michelle kepada Dendhi.
Jujur Dendhi juga tidak tahu apa lagi yang harus dia lakukan, pandangan nya tiba-tiba tertuju pada tulisan kecil di tanah
"Kalo lo emang cowok, gue tunggu lo di rumah gudang penyimpanan desa ini, untuk ke sana, naik aja cable car yang lokasinya nggak jauh dari sini, tertanda, temen lama lo"
DENDHI POV
Temen lama? Apa ini Chris yang nulis? Kalo gitu sekarang aku tau harus ngapain, ku Tarik tangan Michelle menuju ke station cable car, aku nggak sengaja liat station cable car itu, lokasi nya emang sedikit terjal sih, Michelle juga tadi sempet terpeleset juga, ketika sampai di station itu, suasana nya sepi banget, aku segera mengeluarkan senjata sniperku, aku berusaha mencari musuh, karena ketika nanti di dalam cable car, pasti bakal kerepotan untuk ngurus mereka,
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie attack : Saving president Daughter
FanfictionNote : sebelum baca ini, mending kalian baca cerpen tentang Zombie Attack dulu deh, biar gak bingung. Thanks 😊 Perjalanan presiden dan anak nya ke spanyol beberapa hari yang lalu ternyata merupakan awal perjalanan baru Dendhi Yoanda, seorang anggot...