Part 15 : Counter Attack

170 14 0
                                    

"Buat apa kamu ke sini? Buat apa kamu deketin aku?" Ujar Sofia dengan suara tinggi.

"Apa salahku? Kenapa kamu jauhin aku?" Tanya Gracia dengan suara parau, tanpa terasa setitik air mata menetes dari kelopak matanya.

"Apa yang harus aku lakuin buat memperbaiki persahabatan kita?" Tambah Gracia

"Kamu masih tanya lagi? Kakakmu yang salah sama aku. Kenapa kakakmu ngebunuh kak Rafles? Hah?" Bentak Sofia.

"Oh, mungkin dia iri sama kakak ku, karena posisi kakak ku lebih tinggi di banding kakakmu." Tambah Sofia.

"Sofia, aku kenal kak Rafles sejak aku SMP, dulu kakakmu sering banget main di rumah kak Dendhi, mereka bersahabat udah lama banget, jadi nggak mungkin kakak ku iri sama kak Rafles" Bantah Gracia.

Sofia tak mrenghiraukan omongan Gracia. Gracia perlahan memegang tangan Sofia. Sofia yang melihat tangan nya di pegang langsung menatap Gracia tajam.

"Lepasin tanganmu" Bentak Sofia.

"JAWAB AKU SOF, APA YANG HARUS AKU LAKUIN UNTUK MEMPERBAIKI PERSAHABATAN KITA?" Teriak Gracia. Percakapan mereka dengan suara tinggi itu terdengar hingga ke kantin yang kebetulan terletak tak jauh dari rooftop itu, sehingga banyak orang yang pergi ke rooftop sekolah itu.

"Nin, itu kayak nya suara Gracia sama Sofia deh" Kata Grace.

"Iya" Balas Anin singkat sambil melahap makanan pesanan nya.

"Cepet ke rooftop, jangan makan mulu" Ujar Nadse yang lalu menarik tangan Grace dan Anin, dengan cepat mereka bertiga menuju ke rooftop sekolah.

"Kamu mau tau?" Tanya Sofia. Gracia mengangguk pelan

"KAMU MAU TAU GRACIA?? BUNUH KAKAK MU, DENGAN ITU AKU RASA PERSAHABATAN KITA AKAN MEMBAIK" Bentak Sofia. Nadse, Anin, dan Grace yang baru saja sampai di Rooftop langsung membelalakkan mata mereka, reaksi nya tak jauh dari murid-murid yang berada tak jauh dari rooftop.

"Jadi Gracia punya kakak?" itu lah salah satu omongan dari murid-murid yang kaget, kaget karena selama ini ternyata Gracia memiliki kakak.

"SOFIA, LU ITU APA-APAAN SIH?" Bentak Nadse.

"BENER KAN, AKU KEHILANGAN KAKAK AKU, SEBAGAI GANTI NYA GRACIA HARUS BUNUH KAKAK NYA, IMPAS KAN?" Ujar Sofia dengan suara tinggi nya.

Ketika Gracia akan menjawab tiba-tiba Kepala Sekolah dan Guru BK memisahkan mereka berdua, Gracia dan Sofia lalu di bawa ke ruang kepala sekolah untuk di interogasi.

*Di Spanyol*

Dendhi dan Kapten Zelado berjalan menyusuri daerah seperti reruntuhan kota. Banyak reruntuhan kota di sekeliling mereka, sedang kan di tepi reruntuhan itu terdapat jurang se dalam kira-kira dua puluh meter dan terdapat karang yang tajam .

"Den, situasi kita tidak diuntungkan di sini" Kata Kapten Zelado mengawali pembicaran.

"Iya kapten, medan tempur seperti ini mengingatkan saya dengan rekan saya yang bekerja di paspampres. Dia ahli dalam pertempuran seperti ini" Balas Dendhi.

"Teman anda?" Ulang Kapten Zelado. Dendhi hanya mengangguk pelan.

"Sudahlah kapten, tidak penting untuk membahasnya, sebaik nya kita meningkatkan kewaspadaan kita, firasat saya benar-benar tidak enak" Tambah Dendhi lagi, mereka lalu berpindah ke tempat yang dekat dengan jurang, namun tiba-tiba Rafles menyerang Kapten Zelado.

DAAAR...

DAAAR...

DAAAR...

Tembakan dari handgun Dendhi mengenai langsung badan Rafles, namun seperti nya tidak berefek apa-apa, Kapten Zelado lalu mengambil pistol Uzi nya, namun dengan cepat Rafles merebutnya, dan lalu menendang Kapten Zelado ke arah Jurang itu. Dendhi melihat ke arah Kapten Zelado, dia dengan jelas bahwa tubuh Kapten Zelado menancap di salah satu karang tajam.

Zombie attack : Saving president DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang