Part 9

22 6 0
                                    

"Turunlahh" seru Edward yang tampaknya masih sangat kesal dengan sikap Ray tadi.

Sebuah gedung dengan ornamen indah seolah telah menunggunya.
Tapi tanpa rangkaian bunga,Tempat ini tidak se WOW yang dipikirkan nya.
Suara suara sumbang pun mulai terdengar saat Ia dan Edward memasuki gedung tersebut.
" Siapa wanita itu ?"
"Hahah... apa dia kekasih nya Tuan Edward?"
  "Oh ... Tuhan wanita itu sangat beruntung!" Ujar mereka.

" Bagaimana jadinya jika aku jadi permaisuri dari laki laki ini. Pasti aku akan hidup tanpa kekurangan. Seperti yang dikatakan mereka aku mungkin wanita yang paling beruntung diantara wanita lain. Aku bagaikan putri dalam dongeng yang diangkat derajatnya oleh pangeran berkudah putih.
Tapi tidak.... hal itu jangan sampai terjadi...." (Ray membatin)

Tiba tiba lamun Ray terhenti saat suara berat Edward bergema di antara hayalan nya.
"Masuk lah....." ujar suara Edward.
"Oh iyaiya..." Ujar Ray terbatah batah. Tanpa ia sadari di depan nya berdiri tegak kaca bening pembatas antar ruangan.

BRUKK.......

"Awww..."

Rasa sakit ini nyata bukan sebagian dari hayalan.

" Makanya jalan itu jangan pakek ngayalin gua!"seru Edward

         Ray tampak malu. Kini pipinya sudah semerah tomat. Di depan nya kini tampak  seorang lelaki yang tak dikenal yang menatap nya sambil mengelengkan kepala sebagai petanda bahwa ia binggung akan sikap Ray.
"Cepat lah masuk. Kakak ku tak punya waktu banyak untuk bertemu dengan mu" ujar Edward.
          Masih dengan perasaan malu ia kemudian duduk di bangku yang telah di sediakan tepat nya disamping Edward. Saat hendak duduk,  Kursi  Ray bergerak mundur sampai sampai ia terjatuh ke pangkuan Edward. Tak bisa dipingkiri tangan Edward merangkul tubuh Ray.
           Seperti beberapa adegan perfiliman. Pasti jika dalam keadaan ini, sepersekian detiknya keadaan akan diam terhenyak oleh keadaan yang romantis.
Bunga bunga seolah memiliki sayap.... berterbangan di antara pasangan yang berpadu kasih.

" Ehemm... ehemm" seru Kakak Edward.

          Dunia ku berputar 360 derajat. Saat tiba tiba rasa sakit akibat tangan Edward melepaskan rangkulan nya. Dari keadaan bahagia kini menjadi rasa sakit dan malu. Aku tak tau lagi harus dimana
meletakan wajah ku ini. Setelah tadi aku tidak sengaja menabrak kaca dan sekarang melakukan adegan menjijikan di depan kakak kandung nya Edward.

"Maaf Tuan...." ujar Ray mulai bersikap wajar.
"Langsung saja... kau akan joint dengan Edward dalam hal merangkai beberapa bunga di bagian bagian tertentu. Kamu dalat menanyakannya pada Edward." Seru kakak Edward dingin.
" Baik lah Tuan" Jawab Ray.
" Baik lah kalau begitu Edward. Ku harap kau dapat mengurus  hal ini dengan baik. Jangan sampai wanita itu menghancurkan apa yang sudah kita rencana kan. Karena sudah kau ketahui bahwa ini bukan hanya sekedar acara biasa tetapi juga merayakan ulang tahun Ayah ke 80 tahun!" Ujar Kakak nya Edward berbisik sembari menepuk punggung saudara nya itu dan meninggalkan mereka pergi.
" Ayo.... aku akan menunjukan dimana kau dapat bertemu dengan pekerjaan mu!"seru Edward.

          Ray berjalan tepat di belakang Edward.
Ia masih sanggat malu. Ia tak berani menatap Edward. Bahkan berbicara kepadanya.
         Di tengah perjalanan. Ray mendapati ada 3 ruangan dengan jalan selanjutnya buntu.
"Dimana dia? Dari tadi aku berjalan masih melihat langkah kakinya. Kenapa kini ia sudah tak terlihat lagi? Apa jangan- jangan.... yang aku ikuti dari tadi itu adalah H A N T U....."  seru Ray mulai merasa parno.

           Tanpa berpikir panjang ia melangkah balik. Seketika suara keras terdengar dari salah satu kamar di sana.
"Kamu mau kemana sih?"
"Aku mau bertemu dengan seseorang dan aku sanggat sibuk. Jadi ku harap kau dapat mengerti keadaan ku!"
"Iyaa.... Tapi sampai kapan????. Aku sudah lelah kau abaikan. Aku mencintaimu Edward."
  
            Suara itu semakin lama semakin jelas.
Ingin rasanya Ray membuka pintu itu. Agar memastikan siapa  yang berdebat. Seluruh keberanian telah berada di ujung jari Ray, hendak membuka knop kinci pintu itu.

" 1 ....... 2 ....... 3 ...... "

             Perlahan Ray membuka pintu ruangan itu.
Namun sebelum pintu di buka nya. Pintu itu sudah terbuka. Hingga menabrak Ray.
"Awwww"
"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" Tanya Edward.
"Tapi kau menyuruhku untuk mengikuti mu."Jawab Ray.

       Selang beberapa detik seorang wanita dengan paras cantik keluar dari ruangan yang sama.
"Ternyata wanita ini penyebab kau semakin berubah!"ujar Adriana
"Maaf jika kehadiran saya menggangu anda." Ujar Ray berjalan meninggalkan mereka.
"Kau kesini karena ingin mengikuti aku. Oleh sebab itu dimana ada aku di situ juga ada kamu" Ujar Efward menarik pergelangan tangan Ray tepat di depan Adriana.
"Aku pergi Adriana. Cobalah untuk mengerti!" Seru Edward meninggalkan Adriana begitu juga Ray.

             Kehadiran ku diantara mereka seolah tak dianggap. Mereka kira aku patung.
Wanita itu adalah sumber permasalahannya. Aku harus memusnakannya secapat mungkin dari kehidupan Edward. ( Adriana )
"Tunggu saja saat nya. Dimana kehidupan kelabu akan nyata dalam hidup mu"  seru Adriana.
















Cerita Cinta tak BerawalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang