Part 4

34 8 0
                                    

        Lelaki itu kian lama semakin menjijikan ia selalu mengikuti kubagaikan setan.
Dia seolah olah bayangan gelap di kehidupan ku.
Dimana pun aku ia pasti ada.

         Aku tidak ingin begitu dekat dengannya karena perbadaan social yang cukup cenderung terlihat.
Ia bisa memperoleh apa yang ia inginkan tanpa menguras tenaga. Sedangkan aku, hanya untuk menghidupi diriku dan ibuku yang di tinggal Ayah  sebagai lelaki tak bertanggung jawab saja aku sudah bersyukur. Setiap iringan langkah kaki ku terucap doa di hatiku akankah aku melewati hari tanpa suatu kendala apa pun.

"Aku pergi "seruku kepada ibu ku
"Apa kau tak mau menikmati sesuap nasi goreng kesukaan mu ini?"seru ibuku
"Jika itu memuaskan hati mu bagaimana aku dapat menolak nya?"seru ku melempar seutas senyum dengan balasan ayunan lembut tangan ibu di kepala ku sebagai tanda restu untuk langkah ku hari ini.
Senyumnya adalah sumber semangat ku.

DIAN  FLORIST

" Selamat pagi kakek Dian" sapaku
"

Selamat pagi cantik, lihat bunga nya mekar karena kedatangan mu" canda kakek dian

"Hahahha kakek terlalu berlebihan. Itu semua karena kerja keras kakek merawat bunga bunga itu hingga mekar!" Seru Ray merendah.

"Pagi..."
Suara itu seperti pernah ku dengar sebelum nya.
Yahh tak salah lagi itu suara lelaki yang berperan sebagai bayangan gelap di kehidupanku.
"Ada perlu apa kamu kesini" Ujar Ray
"Memesan bunga sebagai background syuting ku.
Apa kau dapat mengaturnya?" Jawab Edward
"Mengapa kau slalu menggangu ku? Seru Ray
"Apa aku salah ingin memesan bunga kepada mu?"Jawab Edward.

"Ada apa ,Ray?"Tanya kakek dian yang berada di tanan belakang.
"Tidak apa apa kek" Seru Ray dari kejauhan.
"Ku harap kau pergi" Seru ku kepada lelaki yang sampai saat ini tidak ku kenali.
"Baik lah jika kau merasa kedatangan ku menggangu mu. Tapi perlu kau ketahui aku hanya ingin menciptakan hubungan baik dengan mu! Tak lebih dari itu. Jika demikian aku pergi!" Seru lelaki itu.

"Tunggu  anak muda" Seru Kakek Dian
Aku tergagap setelah Kakek Dian angkat bicara.
Untuk Kakek Dian aku tak dapat membantah atau memotong ucapaanya.
"Ada apa anak muda?" Tanya Kakek Dian.
"Pagi kakek" Ujar Edward sembari memberi salam.
"Ia tampak menjijikan. Ladti ia mau mencari perhatian kakek! Dasar"(membatin)

"Kedatangan ku hanya ingin membeli beberapa bunga dari toko ini"  Seru Edward "Tetapi wanita cantik ini tak mengizinkan ku untuk berbelanja disini dan menyuruh ku untuk tidak ke sini lagi!"jawabnya lagi

Pria ini cukup menjengkel kan. Ia bertindak seolah olah aku yang salah. Dasar lelaki.
"Benar itu Ray?"Tanya kakek
"Pria ini cukup menjengkel kan kek. Ia selalu datang dan menggangu aktivitas ku!" Jawab Ray membela diri
"Apa yang salah dengan kehadirannya. Bukan kah dengan ia memesan bunga maka kita dapat memperoleh penghasilan?" Ujar kakek Dian

           Memang benar apa yang kakek Dian katakan.
Aku memang perlu uang di tengah perekonomian yang semakin mengencam kehidupan. Aku tidak boleh bertindak egois tanpa memikirkan perasaan kakek.

"Maaf kan aku kek. Aku tidak bermaksud demikian. Aku tak akan mengulanginya!"jawab Ray dengan wajah ditukuk.
"Yah sudah kakek ingin pergi sebantar. Tolong bersikap lah sewajarnya saja " ujar kakek meninggal kan ke 2 sejoli itu. Dengan tatapen tajam terhadapku.

"Baik lah ini hanya demi kakek tak lebih!" Seru Ray kesal terhadap lelaki yang ada di depan ku.
"Bunga yang mana yang akan kau pesan?" Tambah Ray
" ini " Ujar Edward yang bukan memilih bunga melainkan memberi sebuah kartu nama. "Datanglah"

       Lelaki ini sangat menjengkel kan. Dia pergi seenak nya saja. Apa dia tidak menyadari bahwa aku masih berada di sini.

" Oh TUHAN .... Tambahkan aku kesabaran" Ujarku dalam hati dan menghela napas. Seakan akan satu beban berat hilang seketika.

Vote + Koment yahh....

Sorry kalau jelek!!!!!
Namanya jugak pemula:)

Cerita Cinta tak BerawalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang