My Wedding

32.7K 1.5K 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya Terima Nikahnya Ina binti Papanya Ina, dengan mas kawin satu set kain songket Palembang, dibayar tunai"...., 

Okay, mungkin bukan itu tepatnya yang dikatakan oleh suami gue waktu ijab kabul, but you know what I mean ... and the story was begun ..

Sebelum nikah, gue percaya-ga percaya sama istilah kalo nikah itu artinya memulai hidup yang baru.

Percaya, karena setelah nikah kita harus tinggal dengan laki-laki 'asing' dan –mungkin- pisah dari orangtua. Tapi ga percaya karena, ya walau udah ada suami, semuanya akan biasa aja kan?

Gue tetep gue, dia tetep dia, paling cuma pindah rumah, nambah keluarga tapi intinya ampir sama cuma berubah keadaannya aja.

Kalo diibaraktan opera, pemainnya tetep sama cuma layar background nya aja yang dirubah menyesuaikan skenario.

Tapi yang gue lupa, di opera pun, kalo settingan background nya dirubah, maka ceritanya pun bakal berubah. Itu yang gue pikirkan sekarang, setelah beberapa lama jadi istri orang.

Karakter gue mungkin masih sama dengan sebelum nikah, karakter suami gue juga masih sama, tapi sikap kami yang sedikit banyak berbeda. Sikap gue ke dia, sikap dia ke gue dan sikap kami terhadap hubungan kami. (hah? Kok gue jadi sok serius gini ya?)

Nah, di sini gue pengen cerita beberapa hal seru yang gue alami karena gue nikah sama laki-laki yang –lumayan- ganteng dan –lumayan- genius bernama Dean (dibaca 'din' kayak lidah bule, bukan udin atau de-an).

Kalo gue nikah sama orang laen, pasti ceritanya ga bkal begini, dan kalo gue ga nikah, sekarang ga akan ada tulisan ini. Jadi bersyukurlah karena gue nikahnya ama dia. Eh?

Tapi tentu saja, cerita yang gue tulis cuma yang –gue anggap- menarik untuk dibagi, kok. Gue ga niat dituntut keluarga karena membuka aib keluarga.

Hahaha. Ampun mam, pap, iyay .. :p


Inafetta - Baru Kawin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang