Buket Bunga

3.4K 205 12
                                    

Semua wanita pasti ingin di romantis-in. Terlepas itu cuma bullshit atau emang tulus dari lubuk hati yang paling dalam. Masalahnya, suami romantis itu Cuma ada di film, kali ya?

Waktu masih pacaran, setiap laki-laki bisa jadi romantis, kebutuhan demi mempertahankan pacarnya. Tapi kalo udah nikah? Hmm... it's hard to say.

Romantis, kata ini punya banyak arti, karena nilai romantis untuk tiap pasangan jelas berbeda-beda. Contohnya gini, untuk sebagaian pasangan, yang disebut romantis adalah saat sang suami memberi se-buket bunga mawar cantik di acara candle light diner dengn diiringi lagu 'sakitnya tuh disini'.

Tapi untuk sebagian pasangan lainnya menganggap romantis itu adalah suasana dimana suami dan istri sibuk dengan aktifitasnya masing-asing dan saling memaklumi.

Untuk kondisi yang kedua, gue mau cerita tentang hubungan salah satu temen gue dengan suaminya.

Nama temen gue itu Mila, temen sekampus tapi beda jurusan. Dimata gue dia adalah temen yang paling sholehah, kerudungnya panjaaang banget. Gue suka dia jelas bukan karena dia wanita, tapi karena dia punya kepribadian ganda.

Kalo di kampus, dia anggun buset, ngomongnya resmi abis udah ngalahin wakil rektor, dan dia terkenal karena kecerdasannya. Tapi kalo kita lagi ngumpul di tempat yang tertutup dari dunia luar, beuh, gila-gilaan sama dia bakal bikin gila beneran!

Dua tahun setelah lulus kulih, dia nikah sama kakak tingkat gue yang udah jadi dosen di kampus. Gue panggil suaminya Ka Dhani. Suaminya juga terkenal di kampus, karena jadi dosen muda yang ganteng dan tajir juga, jelas lah para mahasiswi pada mupeng.

Ah, kalo gue ga duluan nikah sama Dean, mungkin gue jadi adik kelas yang ngerep juga.

Sebulan setelah mereka nikah, Mila maen ke flat gue waktu lagi ngurusin masuk S2 di Bandung, dan dari curhatan dia, gue tau betapa anehnya arti romantis buat dia dan suaminya.

Gue: "What? Kalian ga pernah makan siang bareng padahal kalian kerja di kampus yang sama?"

Mila geleng-geleng sambil cengar-cengir : "habisnya kalo aku yang ngajak, dia bilang dia lagi ga bisa. Kalo pas dia yang ngajak, aku yang lagi sibuk."

Gue: "Terus, kalian pulang bareng kan?"

Mila: "ya ga lah..dia pulangnya suka malem. Lagian dia pake sepeda terus ke kantor. Aku pake motor. Masa iring-iringan kayak anak alay?"

Gue: garuk-garuk sofa. "terus, kalian cuma sama-sama nya hari libur doang?"

Mila: "ga juga. Hari sabtu kita sama-sama kerja. Hari minggu dia sering touring sepeda sama club nya."

Gue: "dia touring, lu ngapain?"

Mila: "hmm..." mikir serius banget "jalan-jalan aja."

Tapi bagaimanapun, Mila bilang itu adalah kondisi yang bikin dia nyaman banget dan itulah romantisnya. Suaminya ga pernah nyuruh Mila masak, toh, dimasakin juga kapan makannya, lah seharian di luar rumah.

Suaminya juga ga pernah komentar walau rumah mereka berantakan kayak abis kena gempa dan tsunami beruntun, lah, wong suaminya ngerti betapa sibuk si istri.

Dan mereka ga masalah ga pernah hang out bareng pun, alasannya?

"Toh banyak hal yang lebih seru daripada jalan-jalan berdua kayak ABG"

Asli gue takjub skaligus miris, gatel banget gue pengen nepuk-nepuk bahu dia dan bilang "yang sabar yah, Mil"

Tapi gue lega banget pas denger Mila hamil setelah enam bulan menikah. Yah, paling ga, mereka pernah tidur seranjang.

Inafetta - Baru Kawin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang