Part 3

6.1K 493 22
                                    

Maafkan jika ceritanya sedikit tidak jelas

Masih amatiran hihi

Silahkan membaca.. ^^

©©©

Irene masih berada dialam mimpinya, tidur untuk memulihkan tenaganya setelah melakukan beberapa operasi kemarin. Berada diruang operasi sungguh melelahkan bagi irene. Belum lagi harus mengunjungi para pasiennya, melakukan konseling dengan pasien nya dan bahkan harus mengerjakan laporan untuk keperluan rumah sakit. Tiba tiba handphone irene berdering dengan keras,dengan setengah sadar irene meraih handphone nya diatas nakas dekat tempat tidurnya. Ditatapnya layar handphone nya itu lalu menekan tombol hijau dilayar handphone nya.

"wae? " tanya irene lemas, suaranya bahkan masih terdengar serak

"cepat kerumah sakit sekarang, appa akan melakukan rapat dadakan" perintah seorang pria

"aah shireo~aku mendapatkan shift siang hari ini" jawab irene asal

"yak kau bodoh! Cepat kesini, appa mu sendiri yg menyuruhmu kesini"

"aishh~baiklah oppa aku akan kesana" dengan kasar irene lansung mematikan sambungan telfonan secara sepihak

Apa apaan ini, oppa nya tiba tiba menelfonnya dipagi buta memberitahu bahwa appanya mengadakan rapat dan apa penting dirinya untuk mengikuti rapat itu. Irene hanya dokter bedah dirumah sakit, tidak tertarik untuk mengurus rumah sakit. Toh ada oppanya chanyeol. Chanyeol seorang dokter sama seperti irene tetapi sekarang dia menjabat sebagai wakil direktur hansung hospital. Cukup kaka nya yg terlibat dengan bisnis rumah sakit, irene tidak mau ikut campur. Mengurusi pasien nya saja irene sudah hampir kewalahan, jadwal liburnya sedikit,jika harus mengurusi bisnis rumah sakit juga irene pasti akan menjadi seorang perawan tua yg  tidak sempat menikmati masa mudanya dengan bersenang senang.
Dengan malas irene berjalan kekamar mandi dan bersiap siap untuk kerumah sakit.

Irene duduk ditengah tengah ruangan, disebelah kanannya ada dokter kim suho, dia dokter spesialis penyakit dalam. Sedangkan disebelah kirinya ada dokter joy, dia dokter spesialis anak. Chanyeol oppa dan appa nya, tuan bae jiso tentu duduk di depan ruangan sebagai seorang direktur dan wakil direktur. Rapat ini membahas mengenai perkembangan rumah sakit dan proyek akan membuka cabang rumah sakit baru didaerah busan.sungguh Irene kesal dengan chanyeol,berani sekali dia menyuruhnya cuman untuk rapat masalah yg dianggapnya tidak penting ini. Irene manatap chanyeol tajam dari tempat duduknya. Chanyeol yg melihat irene menatapnya dengan penuh amarah hanya terkekeh pelan, sungguh senang membuat adiknya itu menderita kebosanan didalam ruangan ini.
Setelah tuan bae selesai melakukan presentasinya rapat pun selesai dan peserta rapat pun berjalan keluar ruangan. Irene tetap dibangkunya, melipat kedua tangannya didepan dadanya. Chanyeol dan tuan bae menghampiri irene.

"yak chanyeol apaan apaan ini sebenarnya, kau mengganggu tidurku dan menyuruh ku datang kesini" omel irene ke chanyeol

"haha lihatlah appa kelakuan puterimu, dia lebih memilih tidur dibandingkan bekerja, dokter apa apan dia" keluh chanyeol ke tuan bae yg berada disampingnya

Tuan bae hanya tersenyum melihat kedua anaknya tersebut,chanyeol dan irene seperti seorang kucing dan tikus, tetapi walaupun begitu tuan bae tahu mereka tetap saling menyayangi dan melindungi satu sama lain.

"kau akan menggantikan posisi appa nanti, bagaimana mungkin rapat ini tidak penting bagimu. Mulai belajarlah pelan pelan mengurusi rumah sakit ini irene~aa" ucap tuan bae lembut

"kan ada chanyeol oppa, appa." ucap irene manja sambil berdiri, memeluk tangan appanya
"aku cukup menjadi dokter saja disini, tidak menginginkan lebih sungguh" sambung irene

"setidaknya bantu oppa mu mengurus rumah sakit ini" tuan bae mengelus lembut puncak kepala irene

"appa, aku tidak mau jika nanti wakil ku irene, aku rasa rumah sakit akan berantakan jika wakil pemimpinnya seperti ini" chanyeol menarik irene kedalam pelukannya, menjepit leher irene dengan tangan kanannya dan mengacak ngacak rambut adiknya tersebut

"yaaaak oppa! Lepaskan aku! Aku bukan anak kecil lagi!" celoteh irene sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan chanyeol.

Tuan bae tertawa bahagia melihat keakraban kedua anaknya tersebut, membayangkan bagaimana nanti jika dirinya telah pensiun dan rumah sakit ini pasti akan dipimpin oleh kedua orang anaknya itu,membayangkan keduanya menjadi orang yg lebih dewasa dalam urusan pekerjaan tetapi tetap memiliki sisi kekanakan jika sedang berada didalam keluarga. Tuan bae tentu percaya kedua anaknya itu pasti akan memimpin rumah sakit hansung dengan baik dikemudian hari kelak.

©©©

Sehun baru saja keluar dari ruangan nyonya oh, nyonya oh sudah sadar dan sehun baru saja membantu nya untuk makan. Sehun berniat untuk keluar sebentar untuk mencari udara segar dan menelfon sekertarisnya untuk mengatur ulang jadwal kerjanya, karena hari ini dia harus bertemu dengan seseorang untuk membicarajan masalah kerja sama untuk membangun sebuah rumah sakit. Oh crop memang bekerja untuk urusan properti dan sehun baru saja diberitahu appa nya jika ada rumah sakit yg ingin bekerja sama untuk membangun rumah sakit baru di daerah busan. Ya, sehun akan bertemu dengan tuan bae untuk membahas bisnis mereka.

Sehun berjalan dilorong rumah sakit menuju taman belakang rumah sakit, tiba tiba sehun melihat seorang wanita dengan jubah dokter sambil memegang clipboard dipelukannya berjalan ke arahnya. Dengan sopan dokter wanita itu menunduk dan memberi salam ke sehun. Bola mata sehun membesar ketika melihat wajah dokter wanita itu dengan jelas.

"bukankah dia wanita yg menciumku diklub waktu itu" gumam sehun

dokter wanita itu terus berjalan melalui sehun tanpa memperdulikannya. Sehun memandangi punggung wanita itu sampai tidak terlihat diujung lorong ruangan. 

©©©

Irene sedang melakukan kunjungan ke kamar pasiennya, nyonya oh.

"kondisi anda sudah baik, sebaiknya tetap istirahat dan jangan memikirkan sesuatu yg berat" saran irene sambil memeriksa kondisi nyonya oh dengan stetoskopnya

"sebenarnya cuman 1 masalah yg terus aku pikirkan dok" ucap nyonya oh

"bagaimana cara untuk menikahkan anakku dengan seorang dokter sepertimu" sambung nyonya oh sambil terkekeh sedikit

Mendengar ucapan nyonya oh yg begitu jujur membuat irene tersenyum dan ikut tertawa

"aku sarankan jangan memiliki menantu seorang dokter nyonya, menantumu nanti bahkan tidak akan sempat untuk memasak makanan dirumah karena terlalu sibuk dirumah sakit" ucap irene sambil mencatat sesuatu diclipboardnya

"tidak apa jika tidak bisa memasak, anakku bisa memasak untuknya sungguh masakan anakku itu sangat enak dokter"

Irene kembali tersenyum mendengar cerita pasien nya ini. Membayangkan sendiri dirinya nanti menikah dan mendapatkan makanan dari suaminya nanti.
Nyonya oh yg melihat irene sedikit melamun menyenggol lengan irene dan memegangnya.

"apa dokter memiliki seorang kekasih? " tanya nyonya oh

Irene tersenyum getir mendengar pertanyaan nyonya oh

"aku baru saja memutuskannya" jawab irene getir dengan seulas senyum yg dipaksakan

"maukah kau ku perkenalkan dengan anakku eoh? Eotte?"

©©©

Tbc.

Vote dan comment nya dimohon.. 🙏🙏🙏

just you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang