Only Hope

1.7K 175 8
                                    

10 menit telah berlalu namun Shinhye masih tetap menatap ponselnya yang terus bergetar. Berkali - kali panggilan dari Yonghwa diabaikannya. Rasa sesak itu, semakin menggerogoti hatinya setiap kali dia bernafas.

"Shinhye..!! Park Shinhye..". Terdengar teriakan dari depan pintu membuat Shinhye terkejut dan segera berlari.

Bruuugggghhh!!

Dengan suksesnya Shinhye mendarat di depan pintu tepat saat tangannya menyentuh tombol untuk membuka pintu.

"Chagiya gwaenchana?". Kata Yonghwa panik begitu dilihatnya Shinhye tengah meringis sakit di depan pintu. Dengan cepat diraihnya Tangan Shinhye dan membopongnya kemudian dengan hati - hati menurunkan Shinhye di kursi.

"Gwaenchana oppa. Jangan khawatir". Kata Shinhye dengan menahan sakit. Namun Yonghwa dengan paniknya segera mengobati kaki Shinhye.

"Oppa.. Jinjja gwaenchanayo..". Ujar Shinhye lagi begitu Yonghwa selesai mengobati kakinya.

"Yaaaak..! Kenapa kau tidak hati - hati eoh? Kau tahu sangat berbahaya berlari seperti yang kau lakukan". Kata Yonghwa dengan sedikit membentak. Sejujurnya dia begitu panik ketika melihat Shinhye terjatuh.

"Mianhae oppa. Aku tidak hati - hati. Tapi tak usah khawatir. Ini akan sembuh dengan cepat". Kata Shinhye dengan takut karena melihat Yonghwa begitu marah padanya.

"Mwo?? Yaaak Park Shinhye.. Bisakah kau tidak membuatku khawatir?". Ujar Yonghwa lagi sembari menatap tajam yeoja di depannya.

"Ehmm...

Shinhye segera mengatupkan mulutnya ketika Yonghwa tiba - tiba saja mendekatkan wajahnya. Kata - kata yang ingin diucapkannya seolah hilang begitu melihat wajah tampan Yonghwa hanya berjarak beberapa inci di hadapannya.

"Jangan mencari alasan untuk kesalahanmu karena tidak hati - hati Park Shinhye. Oppa tak segan - segan menghukummu". Bisik Yonghwa pelan dan langsung dibalas anggukan oleh Shinhye yang berharap Yonghwa segera menjauhkan wajahnya namun nihil. Yonghwa tetap menatapnya tanpa keinginan untuk menjauhkan dirinya.

Yonghwa Pov
Jantungku.. Ada apa dengan jantungku? Berdetak lebih kencang dari batas normal yang aku pikirkan. Rasanya aliran darahku mulai membeku hanya dengan menatapnya. Apakah ini yang namanya Cinta?
Yonghwa Pov End

Dengan segera Yonghwa menjauhkan wajahnya dan menghirup udara secepat ia bisa. Baru disadarinya bahwa hanya berdekatan dengan yeoja ini saja Dia bisa merasakan banyak hal secara bersamaan. Sementara Shinhye yang sejak awal menahan nafasnya pun demikian. Wajahnya terasa begitu panas karena kedekatan mereka.

"Mian.. Mianhae Hye.. Oppa tak bermaksud membentakmu. Oppa hanya khawatir karena kau tak hati - hati". Kata Yonghwa mencari alasan namun tidak ada respon dari Shinhye. Dia hanya tertunduk menatap kakinya yang sudah diobati Yonghwa itu.

"Oppa.. Bisakah kau menyanyi lagi untukku? Lagu yang dulu pernah kau nyanyikan untukku dengan gitar itu..". Ucap Shinhye pelan ketika kesunyian mendera keduanya.

Deggg..!!

"Gi.. Gitar? Menyanyi? Tapi.. Tapi oppa tak membawa gitar itu". Ucap Yonghwa terbata - bata. Permintaan Shinhye membuatnya melupakan tujuan awalnya datang ke rumah Shinhye.

"Aku hanya ingin mendengar oppa menyanyikan lagi lagu itu untukku. Aku.. Akan kembali ke Jinan". Kata Shinhye pelan sambil menunduk.

"Kenapa harus ke sana lagi? Andwe..! Kau harus tetap di sini bersama oppa". Kata Yonghwa cepat. Sungguh dia menjadi bingung dengan berbagai pikiran yang berkecamuk dalam hatinya.

"Aku akan pergi ke sana oppa. Apa oppa tak ingin bernyanyi untukku lagi?". Tanya Shinhye pelan. Ditatapnya Yonghwa dengan sendu.

"Oppa tidak ingin kamu kembali ke Jinan. Andweyo..!". Potong Yonghwa lagi.

"Waeyo? Mianhaeyo oppa.. Aku hanya ingin mendengar suaramu. Aku ingin melihat oppa memainkan gitar itu". Kata Shinhye namun tak ada balasan dari Yonghwa.

"Aku tahu oppa.. Kau tak akan pernah bernyanyi untukku lagi. Bukankah gitar yang tidak berharga itu ada di Jinan?". Ucap Shinhye lagi sontak membuat Yonghwa terkejut.

"Waeyo oppa? Bukankah itu kata - katamu sendiri? Apa oppa lupa?". Lanjut Shinhye.

Flashback
"Caaaah Selesai... Semoga oppa suka". Kata Shinhye semangat sambil melipat Syal yang sudah berhasil dibuatnya. Dengan cepat dia segera bersiap - siap menemui namjachingunya.

Dengan langkah anggun yeoja itu berjalan memasuki Jung Corp dan segera ke ruangan sang direktur.

"Annyeonghaseyo Sekertaris Lee. Apa Yonghwa ada di dalam?". Tanya Shinhye dengan senyum manis.

"Ne Shinhye ssi. Sajjangnim ada di dalam bersama sahabat - sahabatnya saja. Silahkan masuk saja. Saya rasa mereka hanya sedang bercerita". Kata Sekertaris Lee sambil tersenyum pada Shinhye.

"Kamsahamnida". Ucap Shinhye kemudian ia segera berjalan.menghampiri pintu sang direktur.

"Hyung.. Bagaimana dengan Shinhye noona?". Terdengar suara yang sangat dikenal Shinhye. Suara Lee Jungshin. Karena mendengar namanya disebut membuat Shinhye mengurungkan niatnya membuka pintu.

"Gwaenchana. Dia masih bisa aku atasi. Kupikir aku akan memenangkan game ini". Kata Yonghwa sambil tertawa.

"Kau jangan menyakitinya hyung. Sejak awal aku tidak setuju dengan ide gila Jonghyun hyung ini". Kata Jungshin lagi sementara Shinhye yang semakin penasaran hanya bisa berdiri. Dirasakan jantungnya berdebar kencang.

"Ini adalah balas dendam versiku pada hyung kita yang pabbo ini". Seru namja yang tak lain adalah Jonghyun.

"Kau harus khawatir Jonghyun ah.. Yeoja itu benar - benar jatuh cinta padaku. Sudah kubilang, semua yeoja tak bisa menolak pesonaku. Shinhye bahkan membelikanku gitar dengan inisial namaku". Kata Yonghwa dengan penuh percaya diri.

"Jinjjayo?". Seru ketiga sahabatnya terkejut.

"Ne.. Dan kalian tahu, Gitar tidak berharga itu sudah aku jual di tempat penjualan alat musik di Jinan". Lanjut Yonghwa santai sambil tertawa sementara ketiga sahabatnya semakin terkejut.

"Aku khawatir kau akan mendapat karma karena perbuatanmu ini hyung". Ujar Minhyuk pelan. Sementara yeoja yang mereka bicarakan itu hanya bisa tertunduk. Perasaannya menjadi kacau. Wajah cantiknya yang semula berseri - seri kini menjadi pucat dan badannya menjadi gemetar. Dengan cepat dia berusaha mengendalikan dirinya dan berlari meninggalkan tempat itu diiringi tatapan bingung sekertaris Lee.
Flashback Off.

"Lucu bukan oppa? Perasaanku hanya sebuah lelucon untukmu". Kata Shinhye dengan senyum yang dipaksakan.

"Aku.. Akan kembali ke jinan. Karena kau oppa.. Kau meninggalkan hatiku di sana..

Tbc

Only Hope ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang