Cinta.. Kutunjukan bagaimana caraku mencintaimu..
*
*
*
Suasana rumah Yonghwa terlihat lebih ramai. Terlihat beberapa pria berjas yang memasuki pekarangan rumahnya dengat tergesa - gesa."Hyung, cepatlah.. Semuanya sudah menantimu". Kata Jungshin di depan kamar yang ditempati Yonghwa.
"Aku segera datang Jungshin ah". Balas Yonghwa cepat dengan senyum merekah dan memeluk Jungshin singkat membuat namja tinggi itu tersentak kaget.
"Yaaak.. Jangan memelukku hyung. Aku masih normal dan bagaimana jika sekertaris cantikmu itu melihatmu memelukku? Bisa - bisa dia akan menjauhiku". Kata Jungshin dengan cemberut dan dibalas cengiran oleh namja di depannya.
"Aku bahagia Jungshin ah.. Shinhye akhirnya memaafkanku". Ucap Yonghwa bahagia.
"Jinjjayo? Aku turut senang hyung. Akhirnya noona memaafkanmu". Kata Jungshin dengan senyuman bahagia.
"Kuharap noona juga memaafkan kami hyung. Bukankah ini salah kita semua?". Lanjut Jungshin lagi dengan wajah yang berubah sedih.
"Dia pasti memaafkan kalian juga. Jangan khawatir dongsaengku. Jadi cepatlah.. Kita mulai rapatnya". Kata Yonghwa cepat dan berjalan menuju ruang kerjanya diikuti Jungshin.
*
*
*
Kelelahan. 1 kata yang menggambarkan tampilan Yonghwa saat ini. Dengan kemeja yang sudah digulung hingga lengan dan dasi yang sudah dilonggarkan ia berjalan perlahan menuju kamarnya. Ralat.. Kamar yeojanya. Kemudian mengetuk pintu perlahan namun tak ada jawaban yang diharapkannya. Dengan cepat dibukanya pintu besar itu dan mendapati yeoja itu tengah terlelap dalam selimut Simpson milik Yonghwa yang hangat. Dengan senyuman hangat ia mendekat dan kemudian merapikan rambut Shinhye yang menutupi sebagian wajahnya."Chagiya irona..". Ucapnya lembut dan menepuk pelan pundak Shinhye namun yeoja itu hanya bergerak mencari posisi yang nyaman dan kembali terlelap.
"Chagiya palli irona". Ucapnya lagi dan sesaat kemudian Shinhye membuka matanya perlahan dan mendapati namja itu tengah tersenyum menatapnya.
"Ini sudah malam. Apa kau tidak lapar? Ayo kita makan malam". Kata Yonghwa lembut dan Shinhye tersenyum kemudian bangun dan duduk di tepi ranjang.
"Kajja oppa. Kau benar, aku sangat lapar". Kata Shinhye dengan suara serak kemudian berdiri namun dengan cepat Yonghwa kembali menariknya duduk di tepi ranjangnya.
"Kita makan di sini saja. Pelayanku sudah menyiapkan semuanya sebelum oppa masuk ke sini. Lagipula oppa tak ingin mengambil resiko kau akan terluka lagi". Kata Yonghwa perhatian.
"Nan gwaenchanayo oppa. Badanku tidak sakit lagi dan aku bosan di kamar terus". Ucap Shinhye beralasan.
"Tidak ada bantahan chagi. Jika kau ingin keluar, maka besok pagi kita akan jalan - jalan di sekitar rumah. Sekarang makan dulu dan kembali beristirahat". Ucap Yonghwa tak terbantahkan.
"Iisssh.. Dasar namja suka memerintah..". Desis Shinhye kesal sambil mencibir.
"Aku mendengarnya aghassi". Kata Yonghwa namun yeoja itu memilih sibuk dengan makanannya tanpa peduli dengan Yonghwa yang terus menatapnya.
"Apa rapatnya sudah selesai? Atau oppa sengaja meninggalkan rapat dan datang ke sini?". Tanya Shinhye di sela - sela makannya.
"Sudah selesai chagiya dan oppa langsung ke sini untuk makan bersamamu". Jawab Yonghwa senang. Dia merasa yeojanya memperhatikannya.
"Uri Jong kok tidak datang menemuiku? Katamu mereka akan datang menjengukku oppa". Tanya Shinhye lagi dan mendapat tatapan tidak suka dari Yonghwa. Namja itu tak suka yeojanya memanggil Jonghyun seperti itu.
"Chagiya.. Mengapa kau memanggil Jonghyun seperti itu?". Tanya Yonghwa kesal.
"Waeyo? Memangnya salah aku memanggilnya seperti itu?" Tanya Shinhye bingung.
"Ne.. Oppa cemburu dan tak suka kau memanggilnya seperti itu. Kau milik oppa dan semua perhatianmu harus untukku saja". Ucap Yonghwa cemberut namun yeoja itu malah tertawa dengan lucunya.
"Yaaak kau ternyata possesive oppa. Hahahaha". Ucapnya di sela - sela tawanya dan tak menyadari tatapan Yonghwa padanya.
"Kau akan dihukum chagiya". Desis Yonghwa pelan dan sontak menghentikan tawa Shinhye dan membuatnya bergidik ngeri. Apalagi saat Yonghwa perlahan mulai berdiri dan mendekatinya. Aura panas tiba - tiba menyelimuti Shinhye dan membuatnya terpaku di tempat. Mata keduanya tak lepas satu sama lain. Pelan tapi pasti, Yonghwa mendekatkan wajahnya dan menutup matanya saat jarak keduanya tinggal beberapa centi saja. Shinhye yang tak bisa berbuat apa - apa pun akhirnya memilih memejamkan matanya dan..
"Kau sangat ingin dicium eoh chagiya?". Desis Yonghwa tepat di depan bibir Shinhye membuat yeoja itu tersentak dan dengan refleks mendorong Yonghwa menjauh. Namun tak disangka karena dorongannya begitu kuat hingga membuat Yonghwa terjatuh dari tepi ranjang.
"Yaaaak oppa!!". Teriak Shinhye kesal.
"Chagiya, kau mau membunuhku eoh?". Kata Yonghwa sambil meringis kesakitan dan membuat Shinhye yang awalnya kesal menjadi panik.
"Oppa gwaenchana? Mianhae oppa. Aku refleks hingga tak sadar mendorongmu dengan kuat". Ucap Shinhye panik dan segera membantu Yonghwa untuk bangun.
"Eoh gwaenchana. Kau duduklah chagi. Kau belum sembuh benar. Oppa tak ingin kau sakit lagi". Kata Yonghwa menenangkan namun dilihatnya airmata yeoja itu telah membasahi kedua pipinya.
"Chagi waeyo? Apa oppa menyakitimu lagi?? Mianhae chagiya". Seru Yonghwa dengan cepat kemudian menarik Shinhye ke dalam pelukannya dan dibalas oleh yeoja itu dengan erat dan semakin terisak dalam pelukan Yonghwa.
"Jeongmal mianhae chagiya. Jangan menangis lagi. Sakit rasanya melihat kau menangis seperti ini. Uljima chagiya". Desis Yonghwa sambil sesekali mencium puncak kepala Shinhye dengan sayang.
"Oppa..
"Ne. Waeyo chagi?". Jawab Yonghwa pelan. Dirasakannya bahwa yeojanya itu sudah tak menangis lagi namun ia tak melepaskan pelukannya karena Shinhye masih memeluknya erat dan perasaannya begitu nyaman dengan posisi mereka saat ini.
"Mianhae oppa. Aku membuatmu jatuh.. mianhae". Ucap Shinhye sambil mendongkak menatap Yonghwa dan namja itu tersenyum padanya.
"Gwaenchana chagiya. Kupikir aku pantas mendapatkannya karena menggodamu". Ujar Yonghwa dengan sedikit menahan tawa.
"Tapi ak..
Cup
Kecupan singkat tepat di bibir Shinhye membuat yeoja itu bungkam seketika dan terpaku masih menatap Yonghwa.
"Kurasa itu cukup untuk hukumanmu dan supaya kau tahu bahwa jatuh seperti itu tak akan menyakitiku. Satu hal yang bisa menyakitiku adalah saat airmata menetes dari mata indahmu. Jadi jangan menyalahkan dirimu untuk masalah tadi". Ucap Yonghwa panjang lebar kemudian mempererat pelukannya dan menyusupkan wajahnya di leher yeoja itu. Menghirup aroma yeoja cantiknya.
"Kajja tidur chagiya". Bisik Yonghwa pelan setelah beberapa saat mereka menikmati pelukan hangat itu dan melepaskan pelukannya dan membaringkan yeojanya dengan pelan. Shinhye yang mendapat perlakuan manis itu hanya bisa tersenyum kemudian merilekskan dirinya dan mencari posisi yang nyaman kemudian menutup matanya perlahan.
"Tidurlah chagi.. Selamat malam". Ucap Yonghwa pelan dan mengecup puncak kepala Shinhye dan mengusap rambut yeoja itu lembut. Menghentarkan rasa nyaman yang membuat yeoja itu cepat masuk dalam dunia mimpinya.
*
*
*
Yonghwa pov
Perasaan ini begitu hangat dan nyaman. Senyumnya seolah mengunci semua ruang di hatiku agar hanya tertuju padanya. Sekuat itukah kekuatanmu chagiya?
Yonghwa pov end
*
*
*
Lepaskan semua asa.. Katakan setiap rasa.. Karena cinta bisa menerima semuanya.. Cinta merasakan semuanya..
*
*
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Hope ( Completed )
FanfictionCinta.. Tawa.. pengorbanan dan airmata.. Saat semuanya menjadi satu menjadi sebuah rasa tertahan..