Backsounds: VIXX - On and On
Seminggu telah berlalu, dan Jisoo selalu menghindari Jinyoung bagaimana pun caranya. Entah itu bersembunyi di balik tembok atau pura-pura tidak melihatnya. Ia sendiri tidak tahu kenapa ia harus menghindari lelaki itu. Setelah mengetahui masa lalu Jinyoung, Jisoo merasa berempati pada lelaki itu. Sejujurnya ia ingin membantunya dan mencari tahu misteri penculikan Jinyoung beberapa tahun terakhir.
"Aww!" Ringisnya yang terjatuh akibat bertabrakan dengan seorang pria, ia mendongkak dan terkejut bahwa sosok itu adalah Jinyoung. Dengan cepat ia bangkit dan hendak berlari menjauh, namun dengan cepat pula Jinyoung menahan tangan gadis itu dan menariknya ke dalam pelukannya.
"Mengapa kau harus berlari... Seo Jisoo?" Jisoo membeku mendengarnya, ia ingin mendorong tubuh lelaki itu dan melaporkannya kepada kepala sekolah. Namun tubuhnya malah mengabaikan perintah otaknya. Melihat situasi itu Jinyoung langsung membawanya ke suatu tempat.
Ku mohon jangan ruangan itu lagi.
Dan tebakan Jisoo benar. Jinyoung kembali membawanya ke ruangan pribadinya. Kini, ia memilih untuk diam dan membiarkan lelaki itu berkata apapun padanya. Jinyoung melepaskan cengkraman tangannya dan melangkah ke arah pintu. Jisoo terkejut ketika mendengar suara pintu dikunci. Setelah mengunci pintu Jinyoung kembali mendekatinya dan Jisoo berusaha untuk tidak melangkah mundur.
"Sepertinya kau sudah tidak takut lagi denganku... benar begitu Seo Jisoo." Jisoo mendongkak, memberanikan dirinya untuk menatap lelaki itu.
"Aku... tidak pernah takut padamu." Jinyoung menyeringai dan Jisoo bisa merasakan aura menakutkan itu lagi.
"Baiklah Nona Seo Jisoo. Aku akui keberanianmu kali ini." Jinyoung mengangkat dagu gadis itu dan kembali menatap matanya. Sejenak Jisoo menutup matanya untuk menghindari tatapan itu, namun ia kembali membukanya dan memberanikan diri untuk menatapnya.
"Siapa kau?" Tanya Jisoo membuat Jinyoung tertawa jahat.
"Siapa aku? Tentu saja aku adalah Park Jinyoung. Putra pemilik sekolah ini. Siapa lagi?" Jisoo menatap tajam Jinyoung dan langsung mencengkram kedua kerah bajunya.
"Kau. Bukanlah Park Jinyoung!" Jinyoung terkejut ketika gadis itu mencengkram kerah bajunya seperti itu. "Sadarlah Park Jinyoung! Sadarlah!!" Tiba-tiba Jisoo melihat tatapan lelaki itu berubah menjadi normal kembali. Jinyoung mengerjapkan matanya beberapa kali dan terkejut ketika menyadari bahwa jarak diantara mereka berdua sangat dekat. Dengan cepat Jisoo melepaskan cengkramannya dan mendorongnya menjauh.
"Bagaimana kau bisa ada disini?" Tanya Jinyoung polos. Jisoo memutar matanya kesal, ia pun mendaratkan pukulannya di kepala lelaki itu.
"Yah! Apa maksud dari pukulan itu hah!?" ucap Jinyoung kesal membuat Jisoo tersenyum.
"Ini baru Jinyoung yang aku kenal. Jinyoung yang angkuh dan selalu berbuat seenaknya." Jinyoung mengerutkan dahinya tak mengerti.
"Kau bicara apa sih?" Jisoo tak menjawab dan malah memeluk lelaki itu, membuat Jinyoung semakin bingung.
"Tetaplah menjadi Jinyoung yang seperti ini." Jinyoung tersenyum mendengarnya.
"Aku... ingin meminta maaf padamu." Ucap Jinyoung pelan.
"Apa? Kau mau apa?" Jisoo mendekatkan telinganya.
"Ah! Sudah lupakan saja." Jinyoung melangkah menuju rak bukunya dan mengambil satu buku. Jisoo pun ikut meraih satu buku namun tiba-tiba rak buku tersebut bergerak dan membukakan sebuah pintu rahasia.
"Oh?" Jinyoung yang melihatnya juga terkejut.
"Ruangan apa ini?" Tanya Jisoo yang dibalas oleh gelengan Jinyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Dark Side [COMPLETED]
FanfictionSeo Jisoo, adalah seorang gadis normal seperti yang lainnya. Kehidupannya yang sederhana membuatnya memiliki sifat rendah hati dan pekerja keras. Demi memiliki uang saku sendiri, ia bekerja part time karena tidak ingin merepotkan orangtuanya. Kehidu...