Pelahap Taco

29 3 0
                                    

***

"Makan saja."

***

"Makan saja."

Cowok di belakang meja mengucapkan kata pertamanya setelah setengah jam yang lambat. Gabriel—atau yang lebih suka dipanggil 'Gabe'—masih fokus ke hubungannya dengan binokular kecil di tangannya, mengawasi tiap-tiap orang bodoh yang berenang terlalu ke tengah. Kalau mereka hanyut, ia harap mereka belajar dari kesalahan.

"Makan saja—ini tidak mahal, kok," sekali lagi ia berusaha memperbaiki atmosfer yang ada di ruang lifeguard yang sekarang super kaku. Cewek berbalut handuk putih besar di belakangnya diam saja. Mungkin shock-nya belum hilang. Atau mungkin dia takut dengan si lifeguard yang ada di depannya itu.

Ceritanya begini. Gabe baru datang setengah jam yang lalu. Bukan, bukan karena dia lifeguard yang hobi telat atau apa. Shift-nya memang baru dimulai jam sepuluh—yang mana sangat disukurinya, karena itu berarti dia bisa berangkat bersama Mikael, atau Romeo, atau siapapun yang mau ke pantai juga. Nah, pas ketika dia baru selesai berganti mengenakan celana lifeguard-nya, Calvin bilang, "Kode 1, perenang hanyut di Area B5."

Lalu tanpa basa-basi, Gabe memeluk papannya dan terjun ke laut ala pahlawan di film-film aksi Hollywood. Cewek itu tidak apa-apa, untungnya; hanya kaget karena lantai laut yang tahu-tahu saja terlalu menjorok. Cewek itu menelan banyak sekali air laut, dan karena dia memberontak waktu diselamatkan, kepalanya terantuk papan yang Gabe bawa, dan dia pingsan—yang mana malah membuat Gabe menyelesaikan tugasnya dengan gampang.

"Kamu nggak suka taco, atau apa?" Gabe berbalik dan melepas binokularnya sejenak, tahu bahwa di bawah sana Calvin pastinya sedang berjaga-jaga juga. Dia bersandar pada meja rendah, dengan kedua tangan ditaruh di tepi meja. "Kalau kamu makan sesuatu, mualnya bakal lebih cepat hilang. Percaya, deh."

"Taco bukannya membuat mual?"

"Yang ini tidak, sih. Soalnya ada jalapeñonya banyak." Gabe meraih ke sampingnya, dan mengambil satu dari tiga puluh buah taco yang tersisa. "Nih."

Baru si cewek mau mengambil, Gabe tarik lagi taco isi jalapeño itu. "Kamu nggak alergi ikan, semacamnya, 'kan?"

"Kentang."

Lalu dia beri taco itu, "Taco nggak ada kentangnya, 'kan?" Cewek itu menerima si taco dengan mual yang bertambah parah, karena tahu-tahu di otaknya dia mulai membayangkan taco isi kentang. Begitu taconya ia gigit, si cewek bisa mengerti kenapa dari tadi lifeguard di depannya ini tidak bosan-bosannya menyumpal taco ke dalam mulutnya. Rasanya memang enak.

"Enak, 'kan?" tanya Gabe dengan mulut yang sudah penuh—lagi. "Kalau kamu nggak suka yang rasa jalapeño, ada yang rasa sapi juga, kok. Atau kalau kamu nggak suka taco, ada shawarma, atau burrito juga."

Si cewek cuma bisa mengunyah taco jalapeñonya sambil mengira-ngira. Memangnya lifeguard boleh makan banyak? Khususnya makanan semacam itu. Perut-perut indah itu bukannya bakal hilang kalau ada makanan-makanan semacam itu masuk? Seandainya cewek itu mereka, dia bakal lebih memilih makan selada dan dada ayam sepanjang usia dua puluhannya demi perut indah.

"Mau air, atau soda, atau susu, atau jus, atau apa?"

"Memangnya itu ada semua?"

By The OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang