"Kamu bisa pakai sandalku."
***
"Kamu bisa pakai sandalku."
Calvin berjalan ke arah Yvette dan meletakkan sepasang sandal jepit warna putih-birunya di depan si cewek.
Cuaca di pantai tahu-tahu saja mendung, dan tidak lama hujan turun deras seakan-akan langit tahu-tahu gila. Dalam hati, Calvin berteriak, Makan itu, dasar para belut, ke Romeo, Aaron, Mikael dan temannya yang lain yang terlihat sungguh menikmati terik mentari. Dia hanya iri sedikit—oke, mungkin iri banyak—melihat teman-temannya bermain dengan cewek-cewek yang baru mereka kenal, sementara dirinya terjebak di menara lifeguard dengan Gabriel yang sekarang pun sibuk melakukan pendekatan dengan cewek yang baru diselamatkannya.
Calvin masih bisa hidup karena Yvette mendatangi menara lifeguard waktu hujan turun. Pacarnya membuat keputusan yang sangat tepat. Dia sungguh butuh teman karena lifeguard lainnya lebih memilih berteduh di Menara 2. Dan meskipun dia ditraktir taco, atau burrito, atau fajita selama kerjanya di musim panas ini, dia tidak mau mencoba berbaur dengan Gabe dan teman cewek barunya.
"Iya, terima kasih."
"Mau teh? Atau susu hangat?" Calvin menawarkan sebelum dia duduk di atas kursi lipatnya. Dan dari kursi lipatnya sendiri, tepat di beranda menara lifeguard, Yvette menjawab, "Memangnya ada susu selain punya Gabriel?"
"Aku bisa lari sebentar ke toserba di seberang, kalau kamu mau," Calvin mengendikkan pundaknya.
"Nggak perlu, tahu. Teh saja tidak apa-apa, kok."
"Serius?"
"...mungkin teh susu akan menyenangkan."
"Tunggu sebentar, kalau begitu."
Calvin buru-buru masuk ke dalam menara lifeguard, dan dengan senandung lembut mulai membuat teh susu untuk pacarnya. Tangannya bergerak cekatan, dan senyumnya tidak kunjung pudar karena Yvette menolak untuk pergi sebentar dari otaknya. Atau mungkin itu cuma imajinasinya saja.
Atau mungkin aku gila.
Bisa jadi.
Kemungkinan besar, sih.
Tapi gila kenapa?
Terlalu lama di bawah matahari?
Terlalu banyak menelan air laut?
Atau gila karena Yvette?
Calvin terkikik geli untuk pikirannya yang gila, sampai dia dengar dehaman lembut di belakangnya. Tangannya yang bergelang berhenti mengaduk, dan dia menoleh. Apa yang dilihatnya membuatnya kesal setengah mati, sampai-sampai tidak sudi dia lihat lama-lama. Dia kembali ke teh susu pesanan Yvette waktu orang itu berdeham lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
By The Ocean
Short StoryMusim panas sudah tiba! Bicara soal musim panas, pasti ada beberapa hal yang pastinya tidak boleh ketinggalan. Laut, es krim, bola voli, istana pasir, dan--ehm--cowok-cowok keren, pastinya! ;Kumpulan 10 cerpen tentang hari yang panas di lepas pantai...