Sooyoung mengigiti kukunya tanpa sadar. Kebiasaan yang selalu dilakukannya jika sedang tidak tenang.
"Kurasa Anda bisa menyembunyikan Tuan Sungjae untuk sementara. Mengingat ada begitu banyak guard dari Tuan besar, saya tidak yakin teman Anda ini bisa pulang tanpa ketahuan" Kata Irene.
"Apa? Kenapa aku harus disembunyikan?" protes Sungjae. Sooyoung hanya menatap tajam Sungjae, menyuruhnya diam.
"Pada saat Nona Muda dan Tuan besar berbicara secara pribadilah saya bisa membantu Anda untuk keluar. Karena saat-saat seperti itu saya tidak akan sempat diamati Tuan besar"Jelas Irene panjang lebar. Sooyoung mengangguk pelan. Irene adalah orang sangat dipercayainya, saran Irene pun selalu dilakukan Sooyoung. Chanyeol sangat mengetahui jika Sooyoung sangat mempercayai Irene, karena itulah sangat aneh jika Irene tidak ada disampingnya -kecuali majikannya manyuruhnya-.
"Aku mengerti"Ujar Sooyoung. Dengan cepat Tangan mungilnya menarik Sungjae menuju sebuah lemari besar.
"Hei! Hei..."
"Diam dan turuti kata-kataku"Sooyoung mendudukkan Sungjae secara paksa didalam sebuah lemari. Beruntung Lemari itu terbilang sangat besar, sehingga Sungjae tidak harus bersempit-sempit didalam sana.
"Apapun yang terjadi jangan keluar dan jangan berisik"Desis Sooyoung sambil memberikan mantel Sungjae.
"Kenapa begitu?"
"Pokoknya jangan lakukan apapun! Ini permohonanku!" Kata Sooyoung sebelum menutup pintu lemari itu. Sungjae hanya bisa pasrah. Dia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi, bagaimanapun wajah Sooyoung tadi benar-benar serius.
Setelah menutup pintu lemari, Sooyoung segera duduk bersandar di tepi ranjangnya. Mengambil buku bersampul merah yang tadi sempat dibacanya, seakan-akan tidak pernah terjadi apapun.
Sedang Irene tampak berdiri patuh memunggungi lemari besar tempat Sungjae disembunyikan. Seakan menjaga keberadaan namja tampan yang menjadi teman baik Nona Mudanya itu.
Tak lama pintu berbahan mahoni itupun terbuka menampakkan sosok tinggi yang tersenyum menatap Sooyoung. Sooyoung menurunkan bukunya sebagai respon kedatangan Chanyeol. Irene membungkukkan badannya hormat sebagai ucapan selamat datang.
"Adikku yang manis. Apa kabarmu heoh?" Ujar Chanyeol mendekati Sooyoung seraya merentangkan tangannya meminta pelukan dari sang adik. Sooyoung hanya menatap datar Chanyeol.
"Kau ingin aku menjawab apa?"Sooyoung menyambut pelukan sang kakak dengan dingin.
"Kau baik-baik saja. benarkan?" Kata Chanyeol setengah memaksa. Sooyoung tersenyum getir.
"Terserah katamu saja"Sooyoung melepas pelukan Chanyeol. Selalu begini, Chanyeol seakan tidak pernah menerima keadaan abnormal Sooyoung. Jika Sooyoung mengatakan dia merasa buruk, maka sebuah bentakanlah didapatkannya.
"Aahh... aku membawa hadiah untukmu. Kali ini masih segar, aku mengambilnya sendiri tadi" kata Chanyeol sambil tersenyum lebar.
"Kau kemari!" teriak Chanyeol sambil menatap seorang maid yang menunggu didepan kamar. Ditangannya terdapat nampan dengan secangkir cairan merah pekat. Sooyoung menatap nanar benda itu.
"Naaah, minumlah" Chanyeol tersenyum puas kearah maid yang kini ada disampingnya. Sungjae yang mengintip dibalik lemari menatap tak percaya kearah Chanyeol. Kakak macam apa yang menyuruh adiknya melakukan tindakan yang menjijikan seperti itu.
"Aku tidak mau" bisik Sooyoung. Namun Chanyeol masih bisa mendengar bisikan itu. Chanyeol berjengit kaget.
"Sooyoungie, apa ini tidak cukup?" Chanyeol menatap serius Sooyoung layaknya orang yang sedang menghakimi penjahat. Sooyoung mendecih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Of Heullin (COMPLETE)
FanficGenre : Romance, mystery. Heullin, kota yang setiap harinya tak pernah cerah dan selalu mendung. Dan seseorang bersembunyi digelapnya kota Heullin. Seseorang yang begitu membenci cahaya. Kota dengan mitos yang terkutuk, dengan salah satu penghuniny...