Chapter 7: Pertemuan Offline Arif

53 8 0
                                    

Sabtu, 29 Juli 2035

Alun-Alun Kota Gresik, Gresik

Seperti janji pada hari Senin lalu, aku dan Hiyori ditugaskan untuk mengatur acara pertemuan offline untuk Arif. Saat ini, aku dengan jersey kandang Bolton Wanderers, tim sepak bola liga Inggris yang baru naik daun tahun ini, dan celana olahraga hitam bergaris putih sedang menunggu Hiyori dan Arif sambil makan batagor di pinggir jalan.

"Lama amat mereka." Gumamku sambil melihat jam di ponsel. "Udah jam sembilan. Berarti aku udah menunggu mereka selama dua jam. Tahu gitu aku gak datang pagi-pagi." Keluhku sambil menyantap batagor.

*ting...!

Suara mangkok yang nyaring memberitahuku bahwa batagor di mangkokku telah habis.

"Bang, tambah!"

"Waduh, perutmu kuat juga, nak!" ucap pedagang itu dengan heran.

"Namanya aja lagi stress, Bang."

"Yaudah, gue bikinin. Tunggu, ya."

"Yo'i, Bang!" balasku mengacungkan jempol.

Pedagang tersebut kembali menyiapkan batagor pesananku. Sementara aku, hanya sibuk memandangi mangkok yang menjulang tinggi di mejaku. Entah berapa banyak batagor yang kumakan. Kalau sudah stress, aku tak bisa mengontrol nafsu makanku. Untungnya tubuhku tidak melebar gara-gara itu.Terima kasih, Ya Allah!

Tiba-tiba saja pandanganku gelap seperti ada yang menutup mataku dari belakang. Sentuhannya pun sangat halus seperti tangan cewek, atau memang tangan cewek. Hanya satu orang yang sering melakukan ini.

"Haruka, kalau mau jahil, jangan sekarang kenapa?!"

Ketika kulepaskan tangannya dari wajahku dan berbalik, aku sangat terkejut karena yang menutup mataku bukanlah Haruka, melainkan Hiyori.

"Haruka? Ini aku Hiyori. Haruka kan, ada acara hari ini, kau ingat?"

Begitulah katanya sambil memasang senyumannya yang manis. Melihatnya saja, membuat jus alpukat yang kuminum terasa manis. Emang jus alpukatnya manis kali!

Tak hanya senyumannya, rambutnya yang dikepang dua, wajahnya yang tersiram matahari pagi membuat stress-ku perlahan menghilang.Blouse warna putih serta rok selutut warna hitam yang dipakainya pun cocok dengannya.

"Zayn!"

"Eh, ada apa?" teriakan Hiyori pun membuatku berhenti memandangi keindahan tubuhnya.

"Kenapa kau menatapku begitu?"

"Hiyori, kau cantik sekali hari ini!"

"Heh?!" tiba-tiba saja dia memalingkan mukanya dan berbalik. "A-a-apa yang kau ka-ka-katakan? Da-da-dasar bodoh!"

"Heh?! Kenapa kau-. Terserah kau sajalah."

Aku tak tahu ada apa dengannya hari ini. Tadi akrab-akrab saja denganku, pas kupuji penampilan tiba-tiba dia berbalik dan mengatakan bodoh kepadaku layaknya karakter tsundere.

Tapi kalau melihat tingkahnya, ada dua kemungkinan. Dia menganggapku genit atau dia...

Jatuh cinta kepadaku.

Kalau benar dia jatuh cinta padaku, kenapa saat itu dia menolakku? Entahlah, aku tak terlalu ingin memikirkannya.

"Hei, daripada kau berdiri di situ, mendingan duduk di sini sambil makan batagor denganku."

"......" dia masih terdiam.

"Tenang saja, aku yang traktir. Kebetulan aku dapat bayaran dari Bu Megumi kemarin."

Every Story is an Adventure [Stopped]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang