Prologue (Part 1)

185 13 8
                                    

Senin, 16 Juli 2035

"Hei, Kak, Bangun!"

Sebuah goncangan disertai dengan suara lembut seorang gadis mengguncang tubuhku yang terbaring di pulau empuk yang bernama kasur ini. Namun entah kenapa hal itu tak bisa membuatku meninggalkan dunia mimpi indahku.

"Lima menit lagi, Haruka!"

"Kakak, ayo bangun, ini sudah pagi!"

Sebuah goncangan yang lebih keras mengguncang tubuhku, namun tetap saja tidak bisa membuatku keluar dari dunia mimpi indahku.

"Bentar, aku masih ngantuk!"

"Kurasa tidak ada pilihan lain. Water Bomb!"

Secara tiba-tiba sebuah bom air jatuh dan menimpa wajahku. Aku akhirnya terbangun akibat hal itu dan langsung menatap adikku dengan tajam.

"Haruka, kenapa kau pakai sihirmu untuk membangunkanku?! Lihat, basah semua, kan?!" bentakku sambil menunjukkan pakaian basahku.

Padahal aku lagi bermimpi menjuarai turnamen game online dan mengangkat piala.

Akibat tatapanku membuat dia takut untuk menatap wajahku dan memutar rambut panjangnya.

"Habisnya kakak susah dibangunin. Terpaksa aku menggunakan Water Bomb untuk bangunin kakak. Lagipula sekarang sudah jam enam lebih."

"Benarkah?"

Segera kulirik jam dinding di kamarku dan benar saja jam dinding menunjukan jam 6.10.

"Sial, kenapa kau gak bangunin aku dari tadi?"

"Kan aku sudah bilang kakak susah dibangunin. Lagian, Kakak juga habis Shalat malah tidur."

"Maaf, aku ngantuk, kemarin cari artikel yang menarik di laptop!"

Padahal cuma nonton anime sampai jam setengah tiga.

"Artikel apaan, Kak?"

Mampus dah, gue! Dia nanyain beneran.

"Sudah, aku ingin mandi."

Daripada mencari-cari alasan untuk menjawab pertanyaannya, lebih baik aku mandi saja. Sekalian kabur dari dia.

Setelah aku mandi dan memakai seragam, aku langsung berlari mengambil tas di kamarku dan pergi menuju teras rumah.

"Hei, Kak, tunggu aku!" terdengar teriakan adikku dari ruang makan.

******

Setelah kuberlari sejauh 2 km, akhirnya sampai juga aku di gerbang sekolah yang sangat terkenal di dunia. Tulisan besar SMK Internasional Yasmu terpampang jelas di gerbang sekolah yang bisa dibilang sangat besar itu. Aku bangga bisa masuk di sekolah ini.

"Untung gak telat."

"Kakak, kenapa kau tinggalin aku?"

Terdengar suara gadis dari belakangku. Aku pun menengok ke belakang dan melihat adikku berlari menyeberangi jalanan. Namun, secara tiba-tiba datang sebuah truk dari arah barat.

"HARUKA...!" teriakku dengan wajah khawatir.

Untungnya dia tidak bodoh, dia langsung melompat ke depan dan mendarat di pelukanku. Untung saja dia tidak kebanyakan nonton sinetron. Coba dia niruin adegan sinetron yang teriak ketika mobil atau truk mau menabraknya, bisa-bisa aku kehilangan adikku yang sangat manis ini.

Every Story is an Adventure [Stopped]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang