06

6K 417 4
                                    


Setelah seminggu dirawat dirumah sakit, Lea akhirnya diperbolehkan pulang oleh dokter. Selama di rumah sakit ia hanya ditemani oleh Jia dan orangtuanya juga temen-temannya yang datang menjenguknya. Sedangkan orangtuanya masih sibuk diluar kota, tapi Lea berusaha memaklumi kedua orangtuanya.

Meskipun Lea sudah keluar dari rumah sakit, tapi dokter menyarankan Lea untuk beristirahat selama beberapa hari.

***

Senin ini, Lea sudah mulai masuk sekolah setelah sakit seminggu lebih. Ia berangkat bersama Jia karena untuk sementara ia harus tinggal dirumah keluarga Jia sampai ia pulih benar.

Lea berjalan berdampingan dengan Jia dari prakiraan menuju kelas mereka di lantai dua. Begitu sampai di kelas mereka, Lea langsung mendudukkan dirinya dikursi. Baru saja ia duduk, bel sudah berbunyi.

Kring...kring...kring...

Seluruh siswa kelas XI MIA 3 berhamburan keluar kelas menuju lapangan upacara, termasuk Lea. Jia yang melihat Lea ikut berjalan keluar kelas langsung berteriak pada Lea untuk tidak ikut upacara kali ini.

"LEA!!! STOP DISITU. LO NGGA BOLEH UPACARA!!!" Teriakan Jia yang begitu nyaring tidak hanya menghentikan langkah Lea, tapi juga hampir seluruh siswa di kelas itu.

"Ihh, lo mah gitu. Gue kan udah sembuh, jan cerewet deh." Balas Lea dengan jengkel. Ia sangat tidak suka jika Jia sudah mulai melarangnya ini itu. Sedangkan Jia hanya menghela nafas mendengar jawaban Lea. Sekarang tinggal beberapa orang yang tersisa di kelas termasuk Jia, Lea, dan Rafka dan beberapa orang lagi.

"Lea, sekali-kali dengerin gue kenapa sih. Lo kan baru sembuh, gue takutnya entar lo pingsan lagi pas upacara. Lo sendiri tau kan gimana panasnya lapangan kalo upacara. Dengerin omongan gue susah banget, ya?"

Lea yang mendengar kata-kata Jia hanya diam. Ia mengerti bahwa Jia melakukan itu karna Jia menyayanginya.

Akhirnya Lea menganggukan kepalanya menuruti perintah Jia. Sebelum pergi keluar kelas Jia 'menitipkan' Lea pada seseorang yang juga masih berada di kelas itu.

"Raf, gue titip sepupu keras kepala gue dulu. Kalo nakal cipok aja, hahaha." Ucap Jia dengan tawanya yang khas.

"Ok, sip." Ucap Rafka dengan teriakan juga karna Jia sudah berlari keluar kelas. Sedangkan Lea yang mendengarnya nama Rafka disebut langsung menoleh ke arah bangku Rafka dan mendapatinya sedang menulis sesuatu di buku catatannya.

Lea hanya mendumel, karena masih kesal dengan sifat diktator Jia yang kadang-kadang suka muncul.

"Lea, lo kenapa sih? Ngedumel mulu dari tadi." Tanya Rafka.

"Ngga papa. Lo kok ngga ikut upacara?" Tanya Lea karena tidak biasanya Rafka tidak ikut upacara, apalagi guru BK biasanya akan berkeliling melihat kelas-kelas sekaligus mencari siswa-siswi yang tidak ikut upacara.

"Lo baru masuk hari ini, ya? Senin lalu ada adik kelas sama seangkatan kita yang hp-nya hilang pas upacara. Jadi, senin ini setiap kelas harus ada yang tinggal jaga kelas." Rafka menjelaskan kejadian satu minggu yang lalu yang sempat menghebohkan sekolah. Apalagi, peraturan di SMA NUSA JAYA sebenarnya melarang para siswa-siswinya membawa ponsel. Tapi, tetap saja banyak yang bandel, dan Lea adalah salah satu dari mereka.

Lea hanya ber'oh'ria mendengar penjelasan Rafka.

"Terus itu lo nyatet apaan?" Tanya Lea.

"Oh ini, gue lagi nyatet ekonomi." Ucap Rafka menjelaskan sambil terus melanjutkan catatannya."

Menit-menit berikutnya mereka lalui dengan mengobrol tentang apa saja yang terjadi di sekolah saat Lea sakit.

***

Hai...Hai...
Aku balik lagi...

Jangan lupa vote-nya ya...
Jan jadi siders, hehehe:v

Ketua Kelas[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang