19

5.1K 324 14
                                    

Sudah Rafka putuskan untuk meminta maaf pada Lea hari ini. Sudah seminggu berlalu sejak penampilan memukau Lea bersama Roland. Rafka terus dihantui rasa bersalah selama seminggu ini.

Bel istirahat sudah menggema disepanjang koridor.

Rafka sudah bersiap untuk menghampiri Lea, tapi sepertinya ia kalah cepat. Lea sudah meninggalkan tempat duduknya dan berjalan bersama seseorang.

Lagi-lagi perasaan itu muncul, perasaan tidak suka ketika melihat Lea bersama Roland. Saat bersama Roland, Lea selalu bisa tertawa lepas. Tawa yang tak pernah ia perlihatkan saat mereka masih berkumpul bersama.

Rafka akhirnya hanya mengikuti mereka dari jarak yang lumayan jauh, ikut berjalan menuju kantin tapi matanya tak pernah lepas dari Lea. Hingga tiba-tiba seseorang meneriakkan namanya.

"RAFKA!!!" Merasa namanya dipanggil, Rafka menoleh ke sumber suara dan mendapati Jasmine sedang berlari ke arahnya.

"Raf, mau ke kantin kan? Aku ikut, ya?" Ujar Jasmine setelah bisa menyamakan langkahnya dengan Rafka. Tak lupa tangannya yang bergelayut manja di lengan Rafka dan suara yang dibuat seimut mungkin.

Sejak hubungan Rafka dan Lea merenggang, Jasmine menjadi lebih agresif menunjukkan ketertarikannya pada Rafka. Meskipun sempat menjauh saat kedapatan melabrak Lea di toilet, tapi hal itu hanya berlangsung beberapa hari karena hari berikutnya ia malah semakin gencar mendekati Rafka. Hal itu semakin membuat Rafka jengah dan muak dengan tingkah laku Jasmine.

Rafka terus berusaha melepaskan tangan Jasmine dari lengannya, pandangannya lurus ke depan. Memperhatikan seseorang. Hingga yang diperhatikan menoleh ke belakang. Entah merasa diperhatikan atau ingin mencari sumber keributan yang terdengar. Hingga mata mereka bertemu, hanya beberapa detik sebelum Lea kembali melanjutkan langkahnya menuju kantin bersama Roland.

***

Sepertinya Rafka belum diberi kesempatan untuk meminta maaf kepada Lea, karena hingga bel pulang berbunyi, ia belum menemukan momen yang tepat untuk meminta maaf. Salahkan Roland yang terus ikut kemana pun Lea pergi, persis bodyguard yang mengawal tuannya kemanapun tuannya pergi.

Rafka menghela nafas lelah, sudah cukup seminggu ini ia dihantui perasaan bersalah. Perasaan bersalahnya akan terus menumpuk kalau ia tak meminta maaf segera. Lea yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca terus menari-nari dipikirannya.

Kenapa juga gue sampe segininya mikirin Lea?
Dulu juga gue ngga segininya mikirin cewe yang gue tolak.
Apa gue suka sama dia?
Tapi ngga mungkin,
Lagi pula, gue masih nungguin dia. Perasaan gue... masih buat dia

Mungkin seperti itulah perang batin yang terjadi pada Rafka selama seminggu ini. Sungguh melelahkan.

***

Rafka memulai harinya dengan mata berkantung, semalaman ia tak bisa tidur. Entahlah, ia sedang banyak fikiran. Atau ia terlalu banyak memikirkan Lea? Hanya Rafka yang tau.

Sudah berkali-kali ia menghela nafas kasar dikursinya, membuat Riko-teman sebangkunya menatapnya heran. Rafka juga terus bergerak gelisah ditempatnya. Riko tak pernah melihat Rafka sekacau ini. Rafka juga terus memperhatikan pintu kelas, seperti menunggu seseorang.

Tepat saat bel masuk berbunyi, seseorang berlari dengan tergesa-gesa memasuki kelas. Rafka tersenyum kecil melihat Lea berlari memasuki kelas.

"Kebiasaan." Gumamnya. Tapi setidaknya, Rafka bisa bernafas lebih lega melihat Lea sudah berada di sekolah.

Beberapa menit kemudian, wali kelas XI MIPA 3 berjalan memasuki kelas. Semua orang dalam kelas itu menatap Pak Tristan-wali kelas mereka dengan bingung, pasalnya hari ini mereka tak belajar olahraga sama sekali.

"Assalamualaikum, anak-anak."

"Waalaikumsalam, Pak."

"Baik anak-anak sekalian, saya akan menjelaskan maksud saya berdiri di depan anak-anak sekalian padahal ini bukan jam mengajar saya." Pak Tristan memberi sedikit jeda sebelum kembali melanjutkan.

"Kalian semua akan mendapatkan teman baru."

Seketika kelas XI MIPA 4 berubah seribut pasar. Mereka sibuk menebak sosok murid baru tersebut, pindahan darimana, dan lain-lain. Apalagi, disekolah mereka jarang sekali menerima murid baru.

Pak Tristan akhirnya mempersilahkan murid baru itu masuk. Seorang gadis cantik dengan rambut ikal panjang. Semua cowo yang ada dikelas itu bersorak senang, bertambahlah stok cecan dikelas mereka. Tapi salah satu dari mereka hanya terpaku melihat siapa si murid baru. Ketika si murid baru mulai memperkenalkan diri, ia masih terpaku dengan pemandangan di depannya.

"Hai temen-temen, kenalin namaku Sherina Adelia Putri. Senang berkenalan dengan kalian." Ujarnya memperkenalkan diri dengan senyum manis yang mampu menyihir seisi kelas termasuk... Rafka.

***

Ketebak ngga sih, tu cewe sape?😂
Pasti udah tau dong...

Gimana saya baik, kan? Pertama kalinya saya update secepet ini loh. Tepuk tangan dong👏 #krikkrik

Sebenernya Rain pengen update kemaren malem, tapi berhubung jaringan kayak 💩💩 jadinya Rain baru update sekarang😅😅

Vomment-nya Rain tunggu ya...
Sorry for any typos...

RainDy_xo😘😘

Ketua Kelas[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang