21

5.1K 319 8
                                    

"Aku bener-bener minta maaf udah pernah ninggalin kamu. Aku pengen jelasin semuanya."

Dan mengalirlah semua cerita Sherin, tentang alasan Sherin meninggalkan Rafka tanpa alasan yang jelas.

Hingga cerita itu berakhir, tak sekalipun Rafka memotong.

"Maaf, aku udah nyakitin kamu. Itu semua aku lakukan dengan terpaksa. Dan rasa ini masih ada buat kamu. Tapi, aku udah ngga bisa mengubah keputusan mereka. Maafin aku."

"Kamu mau kan jadi sahabat aku?" Sherin menatap Rafka dengan wajah sembab, jejak-jejak air mata masih terlihat di pipinya.

Ah, kenapa mereka selalu natap gue dengan dengan tatapan yang sama di tempat yang sama, sih? Dulu Lea, sekarang Sherin. Batin Rafka. (Nasibmu nak, sapa suruh jahatin Lea😝)

"Oke, sahabat." Jawab Rafka.

Mungkin udah seharusnya gue berdamai sama masa lalu gue.

***

Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

Semua murid mulai berhamburan keluar kelas, termasuk murid kelas XI MIPA 3.

"Lea, lo pulang sendiri, ya?" Tanya Jia.

"Emang lo mau kemana?"

"Gue mau nge-date sama Dani. Emang lo mau jadi nyamuk?"

"Serah lo, deh." Mendengar jawaban Lea, Jia langsung berlari menuju parkiran untuk menghampiri Dani.

Jia langsung membuka pintu mobil Dani saat melihat Dani sudah nangkring di balik kemudi.

Saat Dani hendak menginjak pedal gas, tiba-tiba seseorang masuk dan duduk seenak jidat di kursi penumpang.

"Gue nebeng pulang." Ucapnya datar.

Sedangkan si pemilik mobil melotot menatap orang itu.

"Ya elah, Raf. Ngga bisa, gue mau nge-date sama Jia ini. Ganggu aja, sih." Balas Dani hampir berteriak. Kesambet apa Rafka sampai menyebalkan seperti ini.

"Bodo, kalo gitu gue ikut." Balas Rafka santai tanpa menatap Dani.

Baru saja Dani hendak meneriaki Rafka, Jia sudah mengelus tangannya.

"Udah, biarin aja Rafka ikut. Mungkin dia lagi suntuk."

"Ya udah." Balas Dani menghela nafas kasar. Gagal sudah rencana kencannya dengan Jia.

Dani akhirnya menginjak pedal gas, mengendarai mobilnya menuju salah satu cafe favoritnya dengan Jia.

"Loh, bukannya itu Lea sama Roland?" Bisik Jia pada Dani.

Saat ini mereka sedang berhenti karena lampu lalu lintas berubah merah. Dani mengikuti arah pandangan Jia dan menemukan seseorang yang ia yakini sebagai Lea sedang berboncengan dengan seseorang sambil mengobrol dan sesekali mereka berdua terlihat tertawa.

Dani melirik Rafka, sepertinya Rafka sedang melamun sehingga tak menyadari pembahasan pasangan di depannya.

"Ya udah, kita ikutin. Ini bukan arah rumahnya kan?" Balas Dani

"Gue juga punya rencana." Lanjut Dani diikuti seringai usilnya.

Mereka terus saja mengikuti Lea dan Rolang, hingga motor yang dikendarai Roland berhenti di sebuah cafe yang menjadi tujuan awal Dani dan Jia tadi.

***

Mereka bertiga-Jia, Dani, dan Rafka berjalan memasuki cafe yang lumayan ramai. Desain cafe yang dibuat lesehan dengan sekat antara setiap meja, tapi tak hanya lesehan, mereka juga menyediakan kursi dan meja.

Ketua Kelas[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang