Dani dan Rafka terlibat keheningan, Rafka masih diam. Bingung harus memulai dari mana.
Sekarang, mereka sedang berada di balkon kamar Dani. Setelah mengantar Jia, mereka langsung meluncur menuju rumah ini. Rafka ingin menceritakan sesuatu kepada Dani.
"Lo mau ngomong apaan sih, Raf. Kucing nyokap lo mati? Atau ayam tetangga lo yang mati?" Tanya Dani mulai lapar(fix, Dani korban iklan) yang langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Rafka.
"Gue ngga tau harus mulai dari mana. Gue bingung sama perasaan gue." Rafka memberi jeda,
"Selama ini gue masih nungguin Sherin. Entah itu karena gue memang masih ada rasa atau sekedar pengen tau alasan dia ninggalin gue. Gue juga ngga yakin. Maka dari itu, gue nyuruh Lea jauhin gue beberapa minggu yang lalu. Karena gue tau dengan kebersamaan gue dan Lea ngga menutup kemungkinan tumbuh perasaan diantara kami berdua. Syukur-syukur kalo gue yang suka dia duluan. Kalo dia yang suka gue duluan? Gue ngga mau dia suka sama orang yang perasaannya sendiri belum jelas kayak gue. Karena itu bakal nyakitin hatinya dia." Dani mulai mengerti akar permasalahan antara Lea, Rafka dan Sherin.
"Trus perasaan lo sama Sherin gimana? Soalnya tadi gue liat lo ngomong berduaan sama Sherin." Tanya Dani.
"Lo liat?" Tanya Rafka balik.
"Itu ngga penting, jawab aja! Atau jangan-jangan lo berdua balikan?!" Jerit Dani dramatis.
"Sherin udah jelasin alasan dia ninggalin gue, dan dia udah minta maaf. Kita baikan, ngga balikan." Tandas Rafka
"Kalo perasaan lo ke Lea?"
"Gue... gue ngga tau." Rafka menghela nafas frustasi, ia menimbang-nimbang untuk menjelaskan semuanya atau memendamnya saja.
Udah kepalang-tanggung juga. Jelasin aja deh.
"Akhir-akhir ini dia jadi lebih deket sama Roland. Dan jujur, gue..." Kata-kata Rafka hanya menggantung. Ia masih sedikit ragu menuntaskan kalimatnya.
Sedangkan Dani, ia tersenyum penuh arti lalu berteriak heboh.
"Lo ngga suka liat mereka bareng? Lo cemburu? AKHIRNYA RAFKA BISA MOVE ON JUGA!!! Pokoknya kita harus bikin selamatan tujuh hari tujuh malem. Akhirnya, setelah sekian tahun lo ber'galon' ria, lo bisa move on juga."
Teriakan itu otomatis membuat Rafka melotot dan langsung memiting leher Dani. Rontaan Dani sama sekali tak digubris oleh Rafka.
Gue nyesel curhat sama nih orang, huh. Batin Rafka frustasi.
Tapi Rafka tak menyangkal, karena perkataan Dani memang benar. Dirinya cemburu.
"Lo ngga nyangkal, berarti yang gue omongin bener dong." Senyum lebar menghiasi bibir Dani.
"Eh, gue penasaran deh. Lo ngomong apaan aja sama mantan lo itu? Ceritain dong." Wajahnya menyiratkan rasa penasaran yang tinggi berbeda dari beberapa menit lalu yang tersenyum lebar.
"Oke, gue ceritain. Tapi, awas kalo lo teriak-teriak kayak tadi." Jawab Rafka dengan mata memicing.
Flashback on
"Oke, sekarang lo mau ngomong apa?" Tanya Rafka kembali memfokuskan dirinya pada Sherin.
"Aku bener-bener minta maaf udah pernah ninggalin kamu. Aku pengen jelasin semuanya." Balas Sherin.
"Waktu itu, aku bilang kalo aku ninggalin kamu karena cowok lain. Ya, itu bener. Aku dijodohin sama orangtua aku sama cowok yang bahkan belum pernah aku liat wajahnya. Waktu itu aku syok banget. Ayah bilang, aku dijodohin sama dia sejak kami masih kecil. Mereka ngga nerima penolakan sedangkan kamu sendiri tau, aku paling ngga bisa nolak permintaan orangtuaku. Bahkan, aku rela ninggalin orang yang sangat aku cintai demi mereka." Sherin menjeda ceritanya, melihat reaksi Rafka. Rafka berusaha mencari kebohongan di kedua bola mata Sherin yang sembab, tapi tak ia temukan.
"Aku bingung gimana caranya kasi tau hal itu ke kamu. Dan akhirnya aku milih cara itu buat ninggalin kamu. Meskipun aku harus nyakitin hati aku sendir-"
"Kamu nyadar ngga sih, bukan cuma kamu yang ngerasa sakit waktu itu. Aku juga sakit!!" Potong Rafka dengan frustasi, ia bahkan meninggikan suaranya. Ia tak menyangka kalau fikiran Sherin bisa senaif itu. Tak berfikirkah Sherin bahwa hal itu juga menyakiti Rafka.
Seandainya Sherin menjelaskan semuanya baik-baik, ia yakin, ia bisa lebih ikhlas melepas Sherin.
"Maaf, hiks-" Kata-kata Sherin terpotong isakannya sendiri. Rafka benar-benar tak tega, bagaimanapun cewek itu pernah mewarnai hidupnya dulu. Ia tak akan tega melihatnya menangis.
Rafka menarik Sherin ke dalam dekapannya. Setelah Sherin mulai tenang, Rafka memilih melonggarkan pelukannya, membiarkan Sherin melanjutkan penjelasannya.
"Awalnya aku pikir itu adalah jalan terbaik untuk mengakhiri hubungan kita. Tapi lama-kelamaan aku berpikir, caraku ngga cuma nyakitin aku, tapi juga kamu." Sherin lagi-lagi menjeda penjelasannya. Dadanya terasa sangat sesak jika mengingat akhir hubungan mereka.
"Beberapa hari setelah aku minta putus dari kamu, Ayah pindah tugas. Mau ngga mau, aku harus ikut sama ayah."
"Trus, cowo yang dijodohin sama kamu?" Tanya Rafka.
"Waktu aku putusin kamu, dia masih di korea. Dia baru balik ke indonesia waktu kelulusan SMP. Dan sekarang dia sekolah disini. Dia kadang datang ngunjungin keluarga aku setelah dia balik dari korea. Dan berhubung Ayah juga udah balik kesini. Makanya Ayah masukin aku kesini." Jelas Sherin
"Perasaan kamu ke dia gimana?" Tanya Rafka.
Sejenak, tubuh Sherin menegang. Tapi hanya sebentar.
"Perasaan aku ke dia... jujur, aku udah mulai sayang sama dia. Meskipun dia bersikap dingin sama aku." Cicit Sherin, melirik bagaimana reaksi Rafka.
Rafka sudah bersiap dengan jawaban itu. Ya, iya tau perasaan seseorang bisa berubah kapan saja.
Entahlah, rasanya tak sesakit yang ia bayangkan. Bahkan rasanya lebih bisa dikatakan terkejut daripada sakit hati.
Kring...Kring...Kring
Bel menggema diseluruh sudut SMA Nusa Jaya mengakhiri percakapan dua anak manusia itu.
"Ya udah, gue duluan. Semoga lo bisa atau udah nemuin pengganti gue." Ucap Sherin sambil menepuk bahu Rafka sebelum meninggalkan Rafka menuju toilet sebelum ke kelas. Tak mungkin ia ke kelas dengan wajah sembabnya.
***
Flashback off"Trus, lo tau gak, yang dijodohin sama dia siapa?" Tanya Dani penasaran.
"Gue lupa nanyain." Jawab Rafka polos yang disambut tatapan datar oleh Dani.
"Kenapa gak lo tanyain oon." Balas Dani sambil menjitak Rafka.
"Eh, tadi lo bilang ngga sakit hati pas tau kalo Sherin sayang sama tuh cowo. Berarti lo udah move on beneran dong. Wah, harus dirayain nih." Ujar Dani heboh.
"Serah lu deh, gue ngantuk." Balas Rafka sambil beranjak ke kasur Dani lalu merebahkan tubuhnya. Hari yang cukup melelahkan bagi Rafka.
***
Akhirnya saya update juga😂
Berapa lama ngga update ya? Lupa saking lamanya😅Oh ya, saya mau ngucapin
'Selamat Hari Raya Idul Fitri'
Mohon maaf lahir dan batin🙏🙏
Selamat lebaran buat semua readers yang merayakan ya😊😊
Meskipun telat sih ngucapinnya😁Dan yang paling penting, jangan lupa vomment-nya ya...
Bye...bye👋👋
RainDy_xo😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Kelas[END]
Teen FictionHanya sebuah kisah klise tentang seorang siswi yang menyimpan rasa untuk sang ketua kelas. ___________ Hanya sebuah kisah yang ditulis oleh pemula dan masih sangat banyak kekurangan. Mohon vomment reader sekalian ya...😊