Rumah Reva
10.00 p.m
"Drin, cepetan tidur. Jangan buat aku dapet hukuman lagi karena kurang tidur dan akhirnya terlelap saat jam pelajaran bu Rafina." Reva mengunci jendela kamarnya.
Adrina cuek sambil membuka buka bukunya yang berjudul 'Makhluk lain selain Manusia' yang baru saja dia beli ditoko buku tadi sepulang sekolah.
"Drin..."
"Sebentar!.." mata adrina tidak beralih dari bukunya. "Makhluk sejenis Vampire berdarah hitam, tidak tampak dicermin, takut pada lambang lambang tertentu, biasanya keturunan bangsawan. So cakep Dunggss..." Adrina membaca keras keras ciri ciri Vampire didekat telinga Reva.
"Sudahhhhh....." Reva menutup telinga dengan bantalnya, lalu memutar badan memunggungi Adrina.
"Besok aku akan menyelidiki Erick. Soalnya dia mencurigakan banget sih!" Adrina ikut ikutan menutup telinga dengan bantalnya. Matanya sudah berat dan begitu lelah karena membaca buku yang baru dibelinya siang tadi.Pertiwi Academy
11.05 p.mDua teman sekelas Adrina kembali ke sekolah dengan membawa lampu senter.
"Sepi banget sih, Rin?" salah satu siswa yang rambutnya dikuncir ke samping merapat ke siswa yang satunya.
"Ya iyalah, Ran. Ini sekolah dimalam hari, bukan Taman Bermain. Tapi ini semua kan demi Erick. Besok kan pelajaran dia. Kalo kertas partiturnya nggak dibawa pulang, kita nggak bisa ngapalin dirumah and So.. pasti bakalan kalah deh ama cewek lain." jawab cewek satunya menggebu nggebu.Kaki mereka berdua yang malam itu sedang memakai high heels menggema dilorong sekolah yang begitu gelap. Mereka berdua mulai meniti anak tangga satu persatu untuk menuju ke ruang musik.
"Ran,, lampu ruang musik kok masih menyala ya?"
"Nggak tahu nih, Rin. Biasanya kan jam segini kan sudah nggak ada orang didalam?"
"Jangan jangan Erick...."
"Yang betullll?" Rani langsung membayangkan yang bukan bukan dibenaknya.Rina cuek. Dengan santainya Rina menuju kebangkunya, membiarkan Rani yang sedang terbang dalam angan angan hampanya diambang pintu.
Dipojok ruang, ada seorang laki laki berbadan tinggi yang sedang duduk sambil menghadap piano dan membelakangi mereka. Tangan laki laki berbadan tegap itu berada di atas tuts tuts piano tua yang sudah kusam.
"Siapa sih?" Rani sadar dari lamunanya, setengah berbisik ditelinga Rina.Jemari laki laki itu menari dengan lincah diatas piano, membentuk susunan nada yang sangat indah, bisa membuat siapapun yang mendengarnya bertekuk lutut tidak berdaya.
Laki laki itu menghentikan permainan pianonya. Kaki Rani dan Rina kaku, tidak bisa digerakkan. Seperti ada seutas tali yang mengikat kaki mereka erat erat.
Rani dan Rina terkesiap ketika laki laki berbadan tegap itu membalikkan badan.
"Hhhhaaahhhh...." Desis laki laki itu sambil menyeringai dan memperlihatkan taringnya yang panjang. Air liur laki laki berbulu lebat dengan badan setengah serigala itu berjatuhan ke lantai melalui mulutnya yang berbentuk seperti anjing liarRani dan Rina tidak bisa berbuat apa apa. Bunyi piano yang beberapa menit lalu dimainkan oleh laki laki tersebut telah membuat syaraf mereka menegang seperti terhipnotis sehingga tudak bisa mengontrol gerak tubuhnya.
Laki laki itu adalah Fransiscus, memandangi Rani dan Rina tajam dan bernafsu untuk segera mengoyak daging mereka berdua.
Fransiscus semakin mendekat. Tanda E+ ditangan Rani dan Rina semakin membuat Fransiscus ingin segera melumat mereka hingga tidak tersisa. Jika Fransiscus mendapatkan manusia berdarah E+, itu berarti peluang untuk menghancurkan bangsa Vampire dan menjadi pemimpin kegelapan semakin besar.
____Aaauuuwwwww......... Fransiscus melolong panjang lalu menerkam kedua siswi itu. Mengoyaknya hingga tak tersisa.
######
KAMU SEDANG MEMBACA
E+
VampireKenapa? Kenapa harus ada tanda ini ditelapak tanganku,, Tanda yang membuat aku diperebutkan bangsa Vampire dan Werewolf... Aku sudah lelah berurusan sama Vampire itu,,dan karena suatu kejadian aku harus menjadi tunangannya.. padahal aku masih berumu...