9 Rahasia Bu Rafina

184 8 9
                                    

Adrina bisa merasakan sakit yang tadi bergejolak di organ tubuhnya sudah menghilang perlahan. Matanya memandang Erick yang tergeletak disampingnya dengan tatapan sayu.

Adrina merutuki dirinya sendiri, kalau saja ia percaya Erick, Mungkin hal ini tidak akan terjadi. Tetapi semuanya telah terlanjur.

Adrina menggigit jari telunjuknya, lalu mengoleskan darah segar yang keluar dari luka gigitannya itu ketanda E+ yang ada di lengan atas Erick.
"Aku tidak tau cara ini berhasil atau tidak.." gumamnya putus asa.

Mata Erick yang semula terpejam tiba tiba terbuka saat darah Adrina yang berwarna merah menutupi tanda E+ yang terletak dilengan atasnya.
"Syukurlah.."Adrina senang.

Erick memandangi Adrina, cukup lama sampai tak berkedip sama sekali, "Hapus lagi darahmu itu," katanya.
"Apa maksudmu?"
"Aku minta hapus lagi."
"Kamu melakukan hal sama ditelapak tanganku beberapa hari lalu." Adrina mulai kesal lagi. "Dan ternyata darah hitammu bisa menghilangkan rasa panas ditelapak tanganku."
"Tapi ini ceritanya lain," kata Erick. "Cepat sebelum darah ini kering dan masuk ke pori pori kulitku."

Adrina menggeleng. perlahan darah segar yang tadi ia oleskan ke tangan Erick mulai meresap ke tanda E+ di lengannya, lalu menghilang sepenuhnya.

Erick memandang Adrina dengan tatapan jengkel seperti ingin bilang "Ini bukan salahku!!"
"Kenapa sih kok malah keliatannya sebel banget kayak gitu?"
"Drin,, Vampire itu tidak akan mati hanya karena kehilangan setetes darah saja." Erick mulai bercerita. "Vampire itu baru mati jika ada benda tajam yang tertancap di jantungnya."
"Lalu kenapa kamu pingsan tadi?"
"Itu reaksi karena bangsa Vampire tidak tahan terhadap gigitan serigala." Jelas Erick. "Istilahnya alergi!"
"Lalu kenapa kamu bangun saat darahku menetes ke tanda E+ mu?"
"Karena ada seseorang yang Melamarku."

Adrina menaikkan bibir atasnya, lalu melongo bingung.
"Jika cewek pemilik darah E+ memberikan darahnya tepat di tanda yang ada di lengan atasku ini, itu berarti cewek tersebut melamarku. Dan lamaran itu tidak bisa dihentikan oleh makhluk berdarah hitam sepertiku."

Mulut Adrina semakin terbuka lebar.
"Lamaran itu hanya bisa digagalkan oleh manusia yang mengoleskan darahnya ke tanda E+ di lengan atasku. Tapi dengan satu syarat darah tersebut belum meresap ke pori pori kulitku. Jika darah itu sudah meresap ke pori pori kulitku, berarti pertunangan tidak bisa digagalkan lagi." Erick menjelaskan dengan panjang lebar.

Mata Adrina tak berkedip sekalipun sambil terus mengamati Erick, "Kamu bohong kan Rick?" Tanyanya tidak percaya.
"Apa sebelumnya aku pernah bohong sama kamu?"
Adrina tak bergeming sedikitpun dari tempatnya, "Calon suamiku seorang Vampire."
"Yang salah bukan aku!!" Erick membela diri. "Aku kan tadi sudah menyuruhmu untuk menghapusnya."

******

Bu Rafina bersandar di tiang deket pintu masuk. Sejak pagi hujan terus terusan mengguyur. Siswa lain memilih pulang dengan berhujan hujanan.

Adrina masih menunggu hujan reda di samping Bu Rafina. Reva sudah pulang setengah jam lalu, di jemput sopirnya.

Erick ikut berdiri disamping Adrina
Bu Rafina sejak tadi memandang mereka berdua dengan curiga, tetapi dibalas dengan senyum bloon ala adrina.
"Kok belum pulang Drin?" Tanya Bu Rafina
"Pilek, Bu. Lagi Hujan deres banget nih. Nanti kalo sakit kan harus ngeluarin uang lagi buat berobat."

Bu Rafina hanya tersenyum, ia tau betul tabiat Adrina yang super hemat karena kedua orangtuanya sedang dinas keluar negeri.
"Terus...." Bu Rafina melirik Erick yang berdiri juga disitu.
"Ngga- ...."
Erick menutup mulut Adrina yang akan mengucapkan kata, "Nggak tau tuh, Bu. Sejak tadi ngikut aku terus."
"Nunggu jemputtan.." Kata Erick cengengesan.

Mulut Bu Rafina membulat membentuk huruf 'O'
"Bu Rafina sendiri?" Erick dan Adrina berbarengan. Lalu mereka saling pandang dengan tatapan sinis.

Bu Rafina semakin curiga, "Kok pikiran kalian sama ya?"
"Cuma kebetulan.."Erick dan Adrina berbarengan lagi.

Bu Rafina memicingkan mata melihat mereka berdua.

Erick memilih diam.
"Bu Rafina sendiri kok belum pulang?" tanya Adrina
"Eh...itu .. Ibu.. ibu..." Bu Rafina tergagap, "Ibu Rafina takut air,"
"Apaaaaa...." Erick dan Adrina berbarengan lagi "Takut air??? Huaahahahaaa..hahaha"

Bu Rafina lagi lagi curiga, lalu memandang Erick dan Adrina bergantian.



Hai, i am back again sorry baru bisa update soalnya lgi pusing try out nih, jangan lupa vote coment nya ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

E+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang