--- DINDA POV ---
Arah jarum jam menunjukkan pukul 23.40 WIB, harusnya aku sudah terlelap dalam tidurku dan bermimpi indah di kamarku sekarang. Nyatanya mataku sulit sekali terpejam. Gelisah ! Itu yang ku rasakan saat ini. Aku mencoba memperbaiki posisi tidurku, ku buat posisi tidurku senyaman mungkin dan ku paksakan tidur, namun hasilnya nihil ! Otakku berputar membayangkan kejadian tadi. Saat keadaan memaksaku untuk membuka kemeja Rizky. Saat itu aku tak bisa mengontrol pandanganku. Dada bidangnya, perut six packnya dan otot kekarnya membuatku gila !
"OH MY GOD DINDAAAAA ! SADARRRRR !" Aku mengacak-ngacak rambutku sendiri. Aku merasakan wajahku memerah, terasa panas memang. Mengapa pikiranku tertuju padanya? Aku menarik nafasku panjang, menahan sejenak dan menghembuskannya perlahan. Mencoba menenangkan pikiranku yang sudah teracuni evil.
--- RIZKY POV ---
Sinar mentari menyelinap melalui celah jendela kamarku mengusik tidur nyenyakku. Aku menyipitkan mataku, terasa silau memang ! Ku lihat jam wekerku menunjukkan pukul 06.00, hari masih pagi.
"Hoammmm..." Aroma alkohol sisa semalam masih tercium dari nafasku. Ku bangkitkan tubuhku dan merenggangkan otot-ototku yang terasa kaku. Kepalaku terasa berat, mungkin karena aku terlalu banyak minum alkohol. Aku baru menyadari baju yang aku kenakan, kaos oblong berwarna putih. Jelas tampak berbeda dengan kemeja dan jas hitam yang aku kenakan semalam.
"Siapa yang ganti baju gue?" Batinku bertanya-tanya. Seingatku semalam aku mabuk berat dan Dinda yang membawaku pulang. Apa gadis itu juga yang menggantikanku baju? Sudahlah, biar ku tanyakan nanti.
Aku segera beranjak dari tempat tidurku, membuka knop pintu kamarku. Kakiku hendak melangkah menuju dapur untuk mengambil air bening. Tenggorokanku rasanya kering sekali. Langkahku terhenti melihat pintu kamar Dinda terbuka. Letak kamarnya memang tak jauh dari kamarku.
GLEKKKK ! Aku menelan kasar ludahku saat melihat Dinda yang berbalut dress putih tipis transparan selutut memperlihatkan lekuk tubuhnya yang membuat jantungku berdegup kencang. Terlihat handuk dengan warna senada menggulung di rambut hitamnya yang basah. Dinda membuka gulungan handuknya dan menggunakan handuk itu untuk mengeringkan rambutnya. Sesekali percikan air dari rambut basahnya terjatuh di leher mulus Dinda membuatku menelan ludah untuk kesekian kalinya. Kakiku melangkah memasuki kamar Dinda, harusnya aku tidak melangkah masuk ! Tapi hasratku mendorongku untuk mendekatinya. Aku merapatkan tubuhku ke punggungnya.
"Hmmmm..." Ku hirup aroma strawberry yang berasal dari rambut Dinda. Aroma khas yang sama seperti semalam.
--- DINDA POV ---
Tanganku begitu lihai menggosokkan handuk ke rambutku yang basah. Tetapi tunggu ! Mengapa aku merasa ada yang janggal? Aku merasakan hembusan nafas di bahuku. Segera ku menoleh. KYAAAAAA ! Aku membolakan mataku saat Rizky berada dibelakangku.
"Rizkyyyy !" Kagetku, segera ku dorong tubuhnya menjauh. Sejak kapan lelaki bodoh ini berdiri dibelakangku dengan mata merem-melek ?????
"Lo ngapain disini ???" tanyaku
Bukannya menjawab pertanyaanku dia malah menatapku dari ujung kaki hingga kepala dengan senyum nakalnya. Ku lihat penampilanku kini, aku sadar ! Aku mengenakan dress yang sangat tipis. Bodoh ! Mengapa aku baru ingat sekarang? Segera ku tutupi tubuhku dengan handuk yang ku gunakan untuk mengeringkan rambut tadi.
"Kenapa di tutup ? Takut ?" Rizky menggodaku. Ia melangkah maju.
"Pergi sana ! Jangan deket-deket ! Lo itu gak sopan banget ya jadi orang ! Kalau mau masuk kamar itu ketuk pintu dulu." Protesku
Rizky mencondongkan tubuhnya menyamai tinggi badanku. Tatapan menerkamnya membuatku ngeri. "Ini rumah gue, suka-suka gue dong mau ketuk pintu atau enggak. Lagian salah Lo sendiri kenapa pintunya Lo biarin terbuka dalam keadaan pakaian seperti ini?" Ucapnya lembut, sangat lembut. Suara lembutnya membuat tubuhku seperti terkena setrum aliran listrik lagi. Peringatan ! Aku telah memasuki ZONA BAHAYA !
"Awasss !! Minggirrr !!" Ku dorong tubuhnya, hingga ia terhempas ke tempat tidurku yang dipenuhi berbagai boneka. Segera ku berlari cepat menghindarinya. Membuka lemariku dan meraih dress hitam yang lebih panjang dan tidak transparan.
"Come on girl ! Gak usah pura-pura malu. Gue tau Lo suka kan, gue godain? Jangan galak gitu dong !" Sejak kapan Rizky berdiri disampingku? Bukankah tadi aku telah mendorongnya?
"Hhhh ! Dasar cowok gila ! Pergi sana !" bentakku menendang kakinya.
"arragghttt ! Kaki gueee ! Sialan Lo !" rintih Rizky memegang kaki kanannya yang aku tendang.
"Hahaha Rasain !" tawaku penuh kemenangan.
'BRAKKKK !!' Aku menutup pintu kamar mandi kasar. Menguncinya rapat, menghindari lelaki bodoh menakutkan itu. Ku normalkan detak jantungku dengan cara menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, ku lakukan itu berkali-kali. Tatapan tajamnya yang seolah ingin menerkamku dan suara lembut yang membuat darahku berdesir masih terlihat jelas dalam bayanganku.
"Huffttt ! Tenang Dinda ! Tenangggg !" Aku berusaha menenangkan diriku sendiri.
--- AUTHOR POV ---
Rizky telah mengenakan kemeja biru muda dan celana hitamnya. Sepatu pantofel hitam dengan kaos kaki putih telah terpasang sempurna di kakinya. Sepertinya ia akan berangkat ke kantornya pagi ini.
"Dinnn.. Dindaaa !" teriak Rizky yang kini sibuk memasang arloji di lengan kirinya. "Dindaaaa, Woyy ! Jas sama dasi gue manaaa?" teriaknya lagi.
"Berisikkkkk ! Jas sama dasi Lo gue taruh di sofaaa !" Balas Dinda yang tengah berjalan memasuki kamar Rizky. Tiap pagi Dinda memang mempersiapkan keperluan Rizky untuk berangkat ke kantor. "Ya ampun Rizky ! Kemeja Lo lecek banget ! Kenapa Lo pake kemeja biru ? Bukannya tadi gue udah siapin kemeja merah?" tanya Dinda saat melihat Rizky memakai kemeja yang tak sesuai dengan yang ia siapkan.
"Udahlah biarin ! Gue nyamannya pake kemeja ini !" Rizky tampak acuh dengan penampilannya
"Lo gak liat apa? Kemeja Lo lecek bangettttt ! Apa kata karyawan Lo kalau mereka liat Lo pake baju lecek kayak gitu? Buruan ganti !!" omel Dinda.
"Ya udah Gantiin !" Ucap Rizky menaik turunkan alisnya.
"Maksud Lo?" tanya Dinda tak mengerti.
"Gantiin kemeja gue !" tegas Rizky
"Manja banget sih Lo? Lo pikir gue ini baby sitter Lo apa? Enggak ! Gue gak mau ! Ganti baju aja sendiri. Ngapain nyuruh-nyuruh gue?"protes Dinda
"Jangan pura-pura lupa Lo ! Gue tau kok, semalem Lo yang ganti baju gue? Tapi sayangnya gue gak lihat ! Coba Lo ulangi sekali lagi." Rizky mencolek dagu Dinda gemas.
"Oh my god Kyy ! Please jangan bahas itu lagi ! Gara-gara itu gue gak bisa tidur." Batin Dinda, wajahnya memerah.
"Lagi mikirin apa hayoo ???" goda Rizky
"Apaan sih Lo? Udah ahh urusin aja diri Lo sendiri ! Gue mau nyiapin sarapan dulu." Ketus Dinda kemudian berlalu.
--- DINDA POV ---
Aku berada di dapur sekarang. Mengambil beberapa roti dan selai coklat untuk menu sarapan pagiku bersama Rizky. Pagi ini Rizky membuatku stres bukan kepalang. Sebenarnya bukan hanya pagi ini saja aku dibuat stres olehnya, hampir setiap hari dia membuatku pusing. Kalian pasti bingung, mengapa aku bisa menerima perjodohan ini ? Lain kali saja aku ceritakan.
TINGGG TONGGG !
Bunyi bel rumah berdentang. Siapa yang pagi-pagi begini bertamu ? Ku simpan roti dan selai coklat itu diatas meja makan. Aku berjalan menuju pintu utama. Membukanya perlahan."Maaf mas, cari siapa yaaa ?" Tanyaku pada seorang pria yang membelakangiku. Pria itu berpakaian rapi, perawakannya tinggi namun kurus. Dapat ku tebak, dia pasti yang memencet bel. Dia tak menoleh, biar aku ulangi mungkin suaraku tadi terlalu pelan. "Mas, cari siapa ya?" tanyaku sekali lagi.
Dia menoleh, kali ini dia mendengar suaraku. Aku tersentak !
~~~ BERSAMBUNG ~~~